tetanus, perawatan tetanus, pengobatan tetanus

Jumat, 16 Desember 2022

5 Tips Perawatan Tetanus

Tetanus merupakan salah satu penyakit yang dapat berakibat fatal apabila tidak segera mendapatkan perawatan, sehingga Anda perlu memperhatikan tips-tips perawatan tetanus. Angka kematian tetanus sendiri telah menurun cukup tajam berkat pemberian imunisasi yang telah diwajibkan di seluruh dunia. Pada 1990, sekitar 314.000 orang dilaporkan meninggal akibat tetanus, sedangkan pada tahun 2019 angka itu menurun hingga kurang dari 35.000 kasus kematian.

Konsultasikan gangguan kesehatan Anda dan keluarga dan dapatkan layanan homecare terbaik bersama Kavacare. Kavacare menyediakan kunjungan perawat profesional ke rumah, panggil dokter ke rumah, dan layanan homecare lainnya. Kunjungi website Kavacare atau hubungi Kavacare Support melalui WhatsApp di nomor 0811-1446-777 untuk informasi lebih lanjut.

Mengenal Tetanus

Terdapat 5 tips perawatan tetanus yang perlu Anda ketahui, tetapi Anda perlu mengenal penyakit ini terlebih dahulu. Dikenal juga sebagai penyakit rahang terkunci atau lockjaw, tetanus ditandai dengan spasme otot yang terasa menyakitkan di area rahang dan leher. Spasme otot adalah kontraksi tiba-tiba dari sekumpulan otot, yang biasa juga disebut dengan kram otot.

Tetanus sendiri disebabkan oleh zat kimia beracun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani, yang biasa ditemukan pada tanah, debu, atau kotoran binatang. Bakteri ini dapat ditemukan di seluruh dunia, tetapi lebih umum pada negara dengan iklim panas dan lembab di mana tanah menjadi kaya akan zat organik. Masa inkubasi bakteri ini sendiri umumnya berlangsung selama 10 hari, sekalipun jangka waktu ini bisa berbeda-beda, antara 3 hingga 21 hari.

Penyebaran Tetanus

Penyakit rahang terkunci ini menyebar lewat luka tusuk, luka gores, kulit yang robek, dan suntikan dari jarum yang terinfeksi atau gigitan serangga. Umumnya, penyebaran tetanus terjadi akibat tusukan pada benda yang terinfeksi dengan bakteri ini dan kadang akibat tusukan kecil, seperti serpihan kayu atau logam yang menusuk kulit.

Orang yang rentan terkena tetanus adalah orang-orang yang belum mendapatkan vaksin, pengguna obat-obatan intravena (suntikan yang langsung ke pembuluh darah) dan orang dengan penurunan fungsi sistem imun (gangguan pada sistem kekebalan tubuh). Penyebaran lain dari penyakit ini juga tercatat melalui prosedur operasi, suntikan intramuskular (suntikan langsung ke dalam otot yang mempunyai banyak pembuluh darah) yang tidak bersih atau tercemar, patah tulang terbuka, infeksi gigi, dan gigitan anjing.

Gejala Tetanus

Tetanus membutuhkan penanganan yang cepat dan segera. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenal gejala-gejala penyakit rahang terkunci ini. Berikut adalah tanda-tanda dan gejala-gejala umum tetanus:

●      Terjadinya kram otot dan otot menjadi keras, otot yang tidak bisa digerakkan (kekakuan otot) di rahang;

●      Tekanan pada otot sekitar bibir;

●      Kekakuan dan kram yang menyakitkan pada otot leher;

●      Kesulitan menelan;

●      Otot perut yang kaku.

Berkembangnya tetanus dapat mengakibatkan kram yang mirip dengan kejang selama beberapa menit. Umumnya, leher dan punggung membungkuk, kaki menjadi kaku, dan tangan melekat pada tubuh, dan tangan menjadi terkepal. Kekakuan pada otot di leher dan abdomen (area perut) dapat mengakibatkan kesulitan bernapas.

Pasien yang terserang tetanus juga dapat mengembangkan gejala komplikasi, seperti:

●      Tekanan darah tinggi;

●      Tekanan darah rendah;

●      Detak jantung yang cepat;

●      Demam;

●      Produksi keringat yang ekstrim.[1]

Tipe Tetanus

Tetanus sendiri terdiri dari beberapa tipe, walaupun tipe lainnya tidak terlalu umum dibandingkan tetanus yang kerap terjangkit di masyarakat. Berdasarkan penampakan klinisnya, ada 4 tipe utama tetanus:

Tetanus Generalisata

Tetanus tipe ini adalah tetanus yang paling umum terjadi, yaitu sekitar 80% dari tetanus yang tercatat. Gejala utama pada tetanus ini adalah trismus (kondisi di mana pasien tidak bisa atau mengalami sakit ketika membuka mulut lebih dari dua jari atau 3,5 cm) atau rahang terkunci, diikuti dengan kekakuan pada area leher, kesulitan menelan, dan kekakuan pada otot abdomen.

Tetanus Neonatorum

Tetanus ini terjangkit pada bayi baru lahir. Gejala pada tetanus neonatarum ini tampak pada bayi yang menyusu dan menangis dengan normal selama 2 hari pertama masa kehidupannya, tetapi tiba-tiba tidak dapat lagi mengisap dengan normal pada hari 3 hingga 28 hari berikutnya. Bayi juga akan tampak kaku dan mengalami kram otot. Infeksi tetanus pada bayi baru lahir sering terjadi akibat pemotongan tali pusar setelah dilahirkan.

Tetanus Lokal

Jenis ini termasuk jenis tetanus yang tidak umum, ditandai dengan terjadinya kontraksi otot yang terus-menerus pada area tubuh tertentu yang mengalami luka. Kontraksi ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu sebelum mereda secara bertahap. Tetanus lokal ini juga dapat berkembang dari tetanus generalisata, tetapi umumnya lebih ringan dan hanya 1% dari kasus ini yang menyebabkan kematian.

Tetanus Cephalic

Penyakit ini termasuk jarang terjadi. Apabila terjadi, kadang terjadi bersamaan dengan otitis media (infeksi telinga bagian tengah) di mana bakteri C.tetani mengembangkan floranya di telinga bagian tengah. Selain itu, tetanus cephalic dapat juga terjadi pada saraf kranial (saraf yang berada dekat dengan otak), khususnya di area wajah.

5 Tips Perawatan Tetanus

Tetanus tidak hanya membutuhkan penanganan cepat, tetapi juga perawatan yang berkesinambungan. Ada beberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam merawat penyakit rahang terkunci ini. Berikut adalah 5 tips perawatan tetanus yang perlu Anda perhatikan.

Menangani Tetanus dengan Segera

Infeksi tetanus membutuhkan penanganan darurat. Begitu Anda mengenali gejala-gejala tetanus, Anda perlu segera membawa pasien yang terserang ke rumah sakit. Pasien dengan gejala-gejala tetanus yang parah harus segera dibawa ke ICU untuk pemeriksaan yang ketat dan pemberian ventilasi mekanik (alat bantu pernapasan).

Memperhatikan Konsumsi Obat Rutin

Ada beberapa pengobatan untuk merawat tetanus. Dilansir dari mayoclinic, berikut beberapa terapi obat-obatan yang bisa dilakukan:

●      Terapi antitoksin. Terapi ini digunakan untuk menangani zat beracun yang belum menyerang jaringan saraf. Disebut juga dengan imunisasi pasif yang dapat mengembangkan antibodi manusia terhadap zat beracun tersebut;

●      Sedatif (obat penenang). Penggunaan obat ini memperlambat fungsi dari sistem saraf sehingga dapat mengendalikan spasme otot;

●      Vaksinasi, yang merupakan salah satu cara mencegah infeksi penyakit rahang terkunci ini dan membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan zat beracun dari bakteri tetanus;

●      Antibiotik, baik berupa obat minum atau obat suntik, dapat membantu melawan bakteri tetanus;

●      Obat-obatan lain yang dapat digunakan untuk mengatur aktivitas otot otonom, seperti detak jantung dan pernapasan. Morfin juga dapat menjadi salah satu obat untuk merawat tetanus.

Memperhatikan Perawatan Luka

Pada tetanus, perawatan luka sangat penting karena dari luka inilah infeksi bakteri bermula. Untuk melakukan perawatan pada luka, Anda harus membersihkan debu, debris atau objek-objek asing pada luka yang dapat menyimpan bakteri. Anda atau tim medis juga perlu membersihkan jaringan-jaringan kulit mati yang dapat menjadi media pertumbuhan bakteri.

Menyediakan Terapi Dukungan

Untuk merawat tetanus, Anda juga perlu menyediakan terapi tambahan, termasuk perawatan yang berfungsi untuk menjaga aliran udara tetap lancar serta memberikan bantuan pernapasan. Selain itu, perlu juga untuk memberikan selang makan yang langsung ke perut untuk menjaga nutrisi pasien.

Menjaga Lingkungan Pasien Dirawat

Spasme otot pada pasien tetanus kerap dipicu pula akibat suara yang berisik dan cahaya yang terlalu terang. Oleh karena itu, lingkungan tempat merawat pasien tetanus harus dijaga agar tetap tenang dan jauh dari rangsang sensoris yang terlalu banyak. Hal ini juga mencegah terjadinya delirium (penurunan kesadaran) yang kerap terjadi pada pasien tetanus.

Mengikuti dan memahami 5 tips perawatan tetanus di atas penting untuk mencegah dampak terburuk dari penyakit ini. Walaupun begitu, akan lebih baik kalau Anda dan keluarga Anda mencegah penyakit ini dengan melakukan vaksin secara rutin.

Pertanyaan Umum Seputar Perawatan Tetanus

Apakah Tetanus Berbahaya?

Ya, tetanus merupakan penyakit fatal yang mengakibatkan kematian. Namun, penanganan yang segera dan tindakan perawatan yang cepat dapat mengendalikan dampak dari infeksi tetanus ini. Banyak pasien yang menunjukkan gejala tetanus dapat sembuh, tetapi penanganannya sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara melakukan vaksinasi secara tepat.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Tetanus merupakan penyakit yang membahayakan jiwa, maka begitu tanda-tanda atau gejala-gejala tetanus muncul, Anda harus segera mendapatkan bantuan medis. Walaupun begitu, vaksin tetanus telah terbukti untuk mencegah dampak terburuk dari infeksi tetanus, maka apabila Anda telah mendapatkan vaksin tetanus dalam jangka waktu 10 tahun, maka Anda dapat merawat luka Anda sendiri di rumah. Kalau Anda tidak yakin kapan terakhir kali Anda mendapatkan vaksin tetanus, maka Anda harus segera menghubungi dokter jika Anda mengalami luka tusuk, adanya objek asing di luka Anda, gigitan binatang atau luka dalam, terutama apabila luka Anda terkontaminasi dengan debu, tanah, feses, benda berkarat atau air liur. Luka yang terkontaminasi ini membutuhkan vaksin booster yang didapatkan dalam jangka waktu 5 tahun.

Berapa Lama Luka Tetanus Sembuh?

Masa inkubasi infeksi tetanus rata-rata berlangsung selama 10 hari, walaupun dapat berkisar antara 3 hingga 21 hari. Masa penyembuhan tetanus ini sendiri dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD., Co-Founder & CEO Kavacare)

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)
Author Tim Kavacare Tim Kavacare
Reviewed by Dr. Eddy Wiria, PhD Dr. Eddy Wiria, PhD

Nilai Artikel Ini