kejang, linksehat, kavacare

Senin, 26 Juni 2023

Gejala dan Penanganan Kejang

Ketika sel otak tidak berfungsi secara tiba-tiba dan mengirim sinyal listrik secara tidak terkendali, Anda akan mengalami kejang. Oleh karena kejang terjadi akibat gangguan sinyal listrik di otak, maka tubuh akan ikut terpengaruh. Kejang dapat menyebabkan perubahan pada sikap, pergerakan, perasaan hingga kesadaran.

Meski sebab paling umum daripada kejang adalah epilepsi, tidak semua orang yang mengalami kejang berarti menderita epilepsi. Kejang juga dapat ditangani dengan pengobatan dan perawatan.

Untuk mengetahui pengobatan dan perawatan untuk kejang, Anda dapat melakukan telekonsultasi dengan Kavacare di nomor WhatsApp 0811 1446 777. Dapatkan layanan homecare yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan orang terkasih.

Apa Itu Kejang?

Kejang merupakan gangguan listrik yang tidak terkendali dan muncul secara tiba-tiba di otak dan dapat menyebabkan perubahan pada diri, mulai dari sikap, pergerakan, perasaan sampai pada kesadaran.

Gangguan ini dapat terjadi ketika sel saraf atau neuron di otak yang bertugas untuk membuat, mengirim dan menerima gelombang listrik terhambat komunikasinya dengan sel-sel saraf dan otot yang ada di badan. Semua hal yang mengganggu komunikasi antara sel saraf di otak dengan sel saraf lainnya ini menyebabkan disfungsi otak sementara dan dapat mengarah kepada kejang.

Tipe-tipe Kejang

Tipe kejang diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya keabnormalan saraf di otak yang menyebabkan kejang, tingkat kesadaran selama kejang, hingga kehadiran pergerakan otot selama kejang berlangsung. Maka dari itu, terdapat dua tipe kejang yang diketahui, yaitu:

Kejang Fokal

Kejang fokal atau focal onset seizures umumnya dimulai dari satu area, satu jaringan sel, atau satu sisi otak. Terdapat dua tipe kejang fokal, yaitu:

●      Kejang fokal sadar

Kondisi di mana Anda sadar dan terbangun ketika mengalami kejang. Kejang ini dapat mengubah emosi atau mengubah visual, bau, rasa, atau suara dari sesuatu hal. Selain itu, kejang ini juga dapat menyebabkan salah satu bagian tubuh tersentak tanpa disengaja, seperti tangan atau kaki.

●      Kejang fokal dengan gangguan kesadaran

Kondisi ketika Anda kebingungan atau kehilangan kesadaran selama kejang berlangsung. Kejang ini seperti mengalami mimpi, Anda mungkin termenung kosong dan tidak merespon dengan normal, atau melakukan gerakan repetitif, seperti menggosok tangan, mengunyah, menelan atau berjalan berputar-putar.

Kejang Umum

Kejang umum atau generalized seizures melibatkan seluruh bagian di otak. Terdapat enam tipe kejang umum, yaitu:

●      Kejang absans (absence seizures). Kejang ini membuat Anda melakukan "tatapan kosong" (kehilangan kesadaran sebentar);

●      Kejang atonik (atonic seizures). Kejang ini berarti Anda kehilangan kendali terhadap otot atau otot Anda menjadi lemas selama kejang;

●      Kejang tonik (tonic seizures). Kejang ini menyebabkan otot Anda tegang atau kaku;

●      Kejang klonik (clonic seizures). Kejang ini umumnya ditandai dengan gerakan menyentak yang berulang kali terjadi;

●      Kejang tonik-klonik (tonic-clonic seizures). Kejang ini merupakan kombinasi dari ketegangan otot (tonik) dengan gerakan menyentak yang berulang kali terjadi (klonik);

●      Kejang mioklonik (myoclonic seizures). Umumnya ditandai dengan sentakan atau kedutan singkat yang tiba-tiba dan biasanya memengaruhi tubuh bagian atas, lengan dan kaki.

Gejala Kejang

Gejala yang terjadi sebelum mengalami kejang umumnya berbeda tergantung tipe kejangnya. Namun, yang paling umum mencakup:

●      Kebingungan sementara;

●      Menatap kepada kekosongan sembari menggumamkan hal tidak jelas seperti mantra;

●      Gerakan lengan dan kaki yang menyentak dan tidak bisa dikendalikan, namun gejala ini bergantung pada jenis kejangnya;

●      Kehilangan kesadaran;

●      Perubahan kognitif atau emosional. Termasuk di antaranya adalah ketakutan, kecemasan atau perasaan deja vu.

Penyebab Kejang

Penyebab kejang tergantung pada jenis kejangnya, apakah itu kejang fokal atau kejang umum. Namun, mencakup keduanya, secara umum penyebab kejang dapat dijabarkan sebagai berikut:

●      Demam tinggi, yang terkait pada infeksi seperti meningitis;

●      Kekurangan tidur;

●      Cahaya yang menyilaukan, pola bergerak atau stimulan visual lainnya;

●      Hyponatremia (natrium darah rendah);

●      Pengobatan, seperti beberapa obat pereda nyeri, antidepresan atau terapi untuk berhenti merokok;

●      Trauma di kepala yang menyebabkan pendarahan di otak;

●      Kelainan pembuluh darah di otak;

●      Kelainan autoimun;

●      Stroke;

●      Tumor otak;

●      Penggunaan obat terlarang atau narkotika, seperti amphetamine atau kokain;

●      Penyalahgunaan alkohol dan;

●      Infeksi COVID-19.

Komplikasi Kejang

Mengalami kejang berulang kali dapat membawa Anda ataupun orang lain ke dalam kondisi yang membahayakan. Beberapa hal yang menjadi komplikasi kejang adalah sebagai berikut:

●      Jatuh. Jika Anda jatuh selama kejang, kepala dan badan Anda dapat mengalami cedera;

●      Tenggelam. Anda lebih mungkin tenggelam karena terdapat kemungkinan terjadi kejang ketika berenang;

●      Kecelakaan. Kejang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran atau kendali yang dapat membahayakan ketika sedang dalam kondisi mengendarai kendaraan atau mengoperasikan alat-alat;

●      Komplikasi kehamilan. Kejang ketika kehamilan memicu bahaya bagi ibu dan anak, dan pengobatan anti-epilepsi dapat meningkatkan risiko cacat kelahiran;

●      Masalah kesehatan mental. Pengidap epilepsi cenderung memiliki masalah psikis seperti depresi, kecemasan dan kecenderungan bunuh diri. Hal ini umumnya terjadi karena kesulitan berdamai dengan kondisi mereka, juga karena efek samping obat;

●      Status epilepticus. Kondisi ini terjadi ketika Anda mengalami kejang hingga lebih dari lima menit atau kejang terus menerus tanpa pernah sadar. Status ini dapat meningkatkan risiko kerusakan otak permanen bahkan kematian.

Pertanyaan Umum Seputar Kejang

Apa yang Harus Dilakukan Saat Ada yang Mengalami Kejang?

Ketika melihat seseorang atau bersama dengan seseorang yang mengalami kejang, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menangani kejang seperti di bawah ini:

●      Tetap tenang, jangan panik;

●      Bersihkan area di sekeliling orang yang mengalami kejang agar tidak membahayakan;

●      Jangan memindahkan posisi orang tersebut (kecuali jika berada di tempat yang membahayakan). Bila perlu, cukup posisikan dengan cara dimiringkan ke salah satu sisi (untuk menghindari tersedak saat kejang), lalu pakaikan alas bantal di kepala pasien untuk mengurangi trauma;

●      Selalu bersama dengan orang yang mengalami kejang hingga mereka tenang;

●      Jika terjadi di tempat umum, minta orang-orang untuk tidak mengerumuni orang yang mengalami kejang;

●      Jangan menahan pergerakan mereka, jangan meletakkan apapun di mulut mereka;

●      Perhatikan seberapa lama kejang berlangsung, biasanya sekitar 30 detik sampai 2 menit;

●      Jika dibutuhkan (misalnya ketika kejang berlangsung selama 5 menit atau lebih), telepon 112 untuk panggilan darurat.

Apakah Kejang Sama Dengan Epilepsi?

Umumnya, perbedaan kejang dan epilepsi diketahui berdasarkan mengapa kejang dapat terjadi. Terdapat dua kategori utama kejang terjadi, yaitu:

●      Kejang yang dipicu sesuatu (provoked seizures). Kejang ini umumnya terjadi karena beberapa kondisi atau keadaan seperti demam tinggi, penarikan obat atau alkohol, gula darah rendah;

●      Kejang yang tidak dipicu sesuatu (unprovoked seizures). Kejang ini umumnya terjadi tanpa adanya pemicu dan dapat disebabkan oleh cedera statis maupun progresif. Kejang jenis ini dapat berujung pada epilepsi jika terjadi berulang kali.

Epilepsi adalah kondisi otak yang membuat Anda memiliki risiko mengalami kejang yang tidak dipicu sesuatu selama berkali-kali atau secara tiba-tiba.

Bagaimana Agar Kejang Tidak Terulang Kembali?

Jika penyebab dari kejang dapat diidentifikasi dan dihilangkan, maka tidak perlu mendapatkan perawatan tambahan. Misalnya seperti kejang yang disebabkan oleh level gula darah yang rendah, infeksi, beberapa tumor hingga kelainan level natrium.

Namun, jika penyebabnya tidak dapat dihilangkan, pengobatan dapat dilakukan untuk mengontrol kejang, meski manajemen terhadap kejang tersebut akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap hidup Anda. Beberapa pengobatan seperti mengontrol penggunaan alkohol, mengurangi aktivitas yang menyebabkan cedera serius hingga mengonsumsi obat anti kejang yang biasanya diberikan ketika Anda mengalami lebih dari satu kali kejang. Obat anti kejang digunakan untuk mengurangi risiko kejang kembali kambuh.

Apakah Stress Bisa Menyebabkan Kejang?

Sulit untuk mengetahui apakah stress bisa menyebabkan kejang karena stress memiliki dampak dan penyebab yang berbeda pada masing-masing orang. Oleh karena stress disebabkan oleh hal-hal yang dialami sehari-hari dan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, kemarahan hingga frustasi, terdapat beberapa hal terkait stress yang mungkin dapat memicu kejang, seperti berikut ini:

●      Stress membuat atau melepas hormon khusus yang terhubung pada sistem saraf yang mana memengaruhi otak;

●      Beberapa bagian otak berperan penting dalam memicu kejang, misalnya dalam partial seizures, kejang terjadi pada area yang melibatkan emosi dan cara otak menanggapi stress;

●      Stress juga dapat menyebabkan masalah tidur yang menjadi pemicu kejang;

●      Stress berat dapat memicu kecemasan atau depresi yang umumnya juga memicu masalah tidur. Mengalami kecemasan atau depresi dapat memperburuk stress.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)
  1. Seizures. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/seizure/symptoms-causes/syc-20365711. Diakses pada 12 Februari 2023.
  2. Stress and Epilepsy. https://www.epilepsy.com/what-is-epilepsy/seizure-triggers/stress. Diakses pada 12 Februari 2023.
  3. First seizures definitions and worldwide incidents and mortality. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18184148/. Diakses pada 12 Februari 2023.
  4. Seizure. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22789-seizure. Diakses pada 12 Februari 2023.
  5. Epilepsy. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17636-epilepsy. Diakses pada 12 Februari 2023.
  6. Epilepsy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/epilepsy/symptoms-causes/syc-20350093. Diakses pada 12 Februari 2023.
  7. Seizure Disorders. https://www.merckmanuals.com/home/brain,-spinal-cord,-and-nerve-disorders/seizure-disorders/seizure-disorders. Diakses pada 12 Februari 2023.
  8. General First Aid for Seizures. https://www.epilepsy.com/recognition/seizure-first-aid. Diakses pada 12 Februari 2023.

 

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro & Dokter Umum di Kavacare)


Author Tim Kavacare Tim Kavacare

Nilai Artikel Ini