perawatan tuberkulosis, linksehat, kavacare

Rabu, 27 September 2023

Langkah Perawatan Tuberkulosis yang Tepat

Ketika Anda didiagnosis mengidap tuberkulosis (TB), baik itu laten maupun aktif, Anda harus menjalani pengobatan yang panjang. Ditambah, Anda harus lebih berhati-hati karena TB berasal dari bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menular melalui udara. Bakteri tersebut disebarkan oleh penderita TB saat batuk, berbicara, tertawa hingga bersin.

Maka dari itu, dibutuhkan perawatan tuberkulosis yang tepat agar penderita tuberkulosis tidak menyebarkan TB serta dapat sembuh dengan cepat. Perawatan ini membutuhkan waktu yang lama dan kedisiplinan, tapi bukan berarti penyakit TB tidak dapat disembuhkan. Dapatkan perawatan homecare oleh perawat medis profesional untuk pasien TB di rumah dari Kavacare. Hubungi kami melalui WhatsApp di 0811-1446-777 untuk konsultasi lebih lanjut.

Pengobatan Tuberkulosis Sesuai Jenisnya

Tuberkulosis umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu laten, aktif dan drug-resistant. Pengelompokan ini dilakukan berdasarkan bagaimana perawatan tuberkulosis akan dilakukan.

1. TB Laten

Pasien dengan infeksi TB laten tidak merasakan gejala apapun maupun merasa sakit. Satu-satunya tanda infeksi TB adalah reaksi positif terhadap tes kulit TB (tes mantoux) atau tes darah. Pengobatan untuk TB laten adalah pengobatan preventif dengan meminum antibiotik isoniazid (INH) setiap hari selama enam hingga sembilan bulan. Jika Anda mengidap TB laten, maka Anda tidak perlu khawatir menularkan TB karena TB laten tidak menular.

2. TB Aktif

Jika dalam pemeriksaan penunjang seperti rontgen atau kultus sputum ditemukan bakteri TB aktif, maka Anda harus menjalani pengobatan dengan antibiotik isoniazid (INH) yang dikombinasikan dengan tiga obat lainnya yaitu rifampicin, pyrazinamide dan ethambutol. Pengobatan ini akan dilakukan selama enam hingga 12 bulan dan harus diselesaikan seluruhnya karena jika tidak selesai menjalani pengobatan, Anda memiliki kemungkinan tuberkulosis yang ada di dalam diri Anda berkembang menjadi TB drug-resistant.

3. TB Drug-Resistant

Ketika Anda dinyatakan mengidap TB jenis ini, maka artinya obat-obat yang umumnya digunakan untuk mengobati TB, seperti rifampicin dan isoniazid tidak lagi mampu melawan bakteri TB di tubuh Anda. Maka dari itu, dokter akan menyesuaikan pengobatan yang khusus untuk mengobati TB drug-resistant.

Anjuran dan Pantangan Makanan Tuberkulosis

Gizi dan makanan seringkali dinyatakan berhubungan dengan tuberkulosis karena salah satu tanda-tanda Anda terjangkit bakteri tuberkulosis adalah turunnya berat badan Anda secara drastis. Turunnya berat badan ini disebabkan oleh berbagai hal seperti hilangnya nafsu makan, mual dan sakit perut. Hingga ada kemungkinan malnutrisi: TB membuat malnutrisi memburuk, malnutrisi membuat TB memburuk. Tubuh yang malnutrisi juga dapat meningkatkan kemungkinan bakteri TB laten berkembang menjadi bakteri TB aktif.

Meski begitu, tidak ada makanan khusus bagi penderita TB. Juga tidak ada makanan yang dapat menyembuhkan TB. Selama perawatan tuberkulosis, disarankan untuk tetap makan seperti biasa dengan sedikit penyesuaian agar nafsu makan tetap terjaga, bahkan kalau bisa, membuat nafsu makan meningkat. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan jumlah kalori untuk menjaga berat badan ideal, seperti:

●      Minyak dan lemak. Kedua hal ini merupakan sumber energi dan dapat ditemukan di kacang-kacangan, utamanya kacang tanah;

●      Protein. Protein hewani, termasuk di antaranya susu, telur, daging dan ikan. Untuk protein nabati, sereal dan kacang-kacangan mampu memenuhi kebutuhan protein nabati itu sendiri;

●      Vitamin A, E, dan C. Vitamin-vitamin ini dapat ditemukan di sayuran dan buah. Beberapa sumber vitamin terbaik termasuk jeruk, mangga, pepaya dan wortel yang mengandung banyak vitamin A. Kemudian untuk vitamin C, jambu, jeruk, tomat, lime dan lemon. Untuk vitamin E terdapat pada gandum, kacang-kacangan dan minyak sayur.

Sedangkan untuk makanan-makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita TB adalah sebagai berikut:

●      Alkohol, dalam berbagai bentuk;

●      Minuman berkarbonasi seperti soda;

●      Kelebihan teh dan kopi;

●      Tembakau dan produk tembakau;

●      Kelebihan pedas dan garam.

Pencegahan Tuberkulosis

Banyak yang berkata bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Diketahui terdapat beberapa cara untuk mencegah TB meskipun belum diketahui cara paling ampuh untuk mencegah bakteri penyakit tersebut menjangkit tubuh kita. Pencegahan ini dibagi menjadi dari awal sebelum didiagnosis dan ketika awal didiagnosis, seperti*:

Sebelum Didiagnosis

Sebelum didiagnosis, Anda dapat melakukan pencegahan TB dengan melakukan vaksinasi, yaitu dengan vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin). Vaksin ini disiapkan dari strain basil tuberkulosis sapi yang dilemahkan. BCG sendiri merupakan satu-satunya vaksin yang telah mendapat lisensi untuk melawan TB dan telah digunakan sejak 1921. Namun karena masih ada sekitar 9 juta kasus baru TB setiap tahunnya, efikasi BCG masih dianggap terbatas.

BCG sendiri:

●      Memiliki efikasi sebesar 80% dalam mencegah TB untuk 15 tahun;

●      Lebih efektif terhadap bentuk kompleks TB pada anak-anak;

●      Efikasi yang terbatas pada orang dengan usia di atas 35 tahun;

●      Kurang efektif ketika diberikan di daerah ekuator (karena tingginya mycobacteria lingkungan yang ada secara alami).

Diagnosis Awal

Ketika Anda memasuki tahap diagnosis awal namun tidak segera melakukan perawatan tuberkulosis, Anda dapat menularkan bakteri TB kepada 10 hingga 15 orang per tahunnya. Namun jika Anda segera melakukan perawatan tuberkulosis dengan obat, kemungkinan besar Anda tidak lagi menularkan TB pada pekan ketiga setelah pertama melakukan pengobatan. Yang paling penting adalah pencegahan menularnya TB pada orang lain di sekitar penderita TB. Untuk melakukan pencegahan penularan TB pada orang di sekitar, Anda dapat melakukan skrining TB pada orang di sekitar penderita TB atau kontak dekat seperti keluarga yang tinggal serumah.

Selain itu, karena bakteri TB menular melalui udara, terdapat beberapa tindakan pencegahan yang dapat Anda lakukan, yaitu:

●      Ventilasi udara yang baik. Bakteri TB dapat bertahan lama di udara tanpa ventilasi, bahkan hingga hitungan jam. Jadi alangkah baiknya jika ventilasi udara di rumah Anda harus baik;

●      Cahaya alami. Sinar UV dapat membunuh bakteri TB. Jadi jangan terus-menerus mendekam di rumah, pergi ke luar untuk mendapatkan sinar matahari pagi selain baik untuk badan Anda, dapat membunuh bakteri TB juga;

●      Higienis. Dapat dilakukan dengan menutupi mulut dan hidung ketika batuk atau bersin (menggunakan masker atau tangan) untuk mengurangi penyebaran bakteri TB.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

1. Treating and Managing Tuberculosis. https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/tuberculosis/treating-and-managing. Diakses pada 18 April 2023.

2. Prevention. https://www.tbalert.org/about-tb/what-is-tb/prevention/. Diakses pada 18 April 2023.

3. You Can Prevent TB. https://www.cdc.gov/tb/publications/factseries/prevention_eng.htm. Diakses pada 18 April 2023.

4. Drug-Resistant TB. https://www.cdc.gov/tb/topic/drtb/default.htm. Diakses pada 18 April 2023.

5. Nutrition & TB: Malnutrition, under nutrition, assessment. https://tbfacts.org/nutrition-tb/. Diakses pada 18 April 2023.

6. Food & TB. https://tbfacts.org/food-tb/. Diakses pada 18 April 2023.

 

(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro & Dokter Umum di Kavacare)


Author Tim Kavacare Tim Kavacare

Nilai Artikel Ini