Info Kesehatan
Jumat, 09 Februari 2024
Makanan Organik, Benarkah Lebih Sehat?
Makanan organik kian menjadi trend makanan bagi masyarakat khususnya bagi masyarakat Indonesia. Makanan organik seringkali dianggap sebagai makanan yang sehat atau lebih sehat daripada makanan non organik. Namun sebenarnya, apa itu makanan organik? Apakah benar bahwa makanan organik lebih sehat daripada makanan non organik? Berikut informasi seputar makanan organik yang telah dirangkum untuk Anda.
Apabila Anda memiliki pertanyaan dan ingin mencoba beralih ke makanan organik, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan tim ahli gizi dari Kavacare di nomor Whatsapp 0811 1446 777. Layanan homecare Kavacare siap membantu Anda.
Apa Itu Makanan Organik?
Makanan organik adalah makanan yang dihasilkan atau ditanam tanpa adanya penambahan hormon pertumbuhan, antibiotik, pestisida atau bahan kimia lain, dan GMO (Genetically Modified Organisms). Selain itu, untuk mendapatkan label organik, suatu makanan harus bebas dari bahan tambahan pangan, seperti pengawet, pemanis, perasa, pewarna, dan penyedap rasa MSG (Monosodium Glutamate).
Tanaman yang ditanam secara organik menggunakan pupuk alami seperti kotoran hewan untuk meningkatkan pertumbuhan. Sedangkan hewan yang dibesarkan secara organik tidak diberi tambahan antibiotik maupun hormon pertumbuhan.
Pertanian secara organik cenderung dapat meningkatkan kualitas tanah dan air tanah. Hal ini dapat mengurangi polusi dan berpengaruh baik terhadap lingkungan. Jenis makanan organik yang paling umum dibeli yaitu buah, sayur, produk daging, dan susu. Produk makanan olahan yang organik juga ada, antara lain kue, minuman ringan, dan makanan pengganti daging. Syaratnya tetap sama, yaitu tidak boleh mengandung hormon pertumbuhan, antibiotik, pestisida atau bahan kimia lain, GMO, dan bahan tambahan pangan seperti pemanis, pengawet, persia, pewarna, dan MSG.
Kelebihan Makanan Organik
Berikut merupakan beberapa kelebihan dari makanan organik.
1. Mengandung tinggi antioksidan dan vitamin
Beberapa studi menunjukkan bahwa makanan organik umumnya memiliki tinggi antioksidan, vitamin C, zat besi, dan zinc. Bahkan, kadar antioksidan pada makanan organik bisa mencapai 69% lebih tinggi daripada makanan non-organik. Sebuah studi di tahun 2003 menunjukkan bahwa buah beri dan jagung yang ditanam secara organik bisa mengandung 58% zat antioksidan lebih banyak, serta 52% vitamin C yang lebih tinggi.
Tanaman organik tidak mendapatkan semprota pestisida untuk melindungi diri. Maka dari itu, tanaman organik memproduksi sendiri senyawa antioksidan untuk melindungi diri. Hal inilah yang menyebabkan tanaman organik dapat mengandung lebih banyak zat antioksidan.
2. Memiliki tingkat nitrat yang lebih rendah
Tanaman organik juga memiliki kandungan nitrat yang lebih rendah. Sebuah studi menunjukkan bahwa tanaman organik memiliki 30% zat nitrat yang lebih rendah daripada tanaman non organik. Semakin banyak nitrat, maka akan semakin meningkatkan resiko terkena kanker.
3. Rendahnya kadar kadmium yang berbahaya
Kadmium merupakan bahan kimia beracun yang secara alami terdapat di tanah dan diserap oleh tanaman. Sebuah studi menyatakan bahwa dalam biji organik terdapat kadar kadmium yang lebih rendah dibandingkan dengan biji konvensional. Hal ini dapat disebabkan karena tidak adanya penggunaan pupuk sintetis dalam pertanian secara organik.
4. Tidak ada sisa pestisida dalam buah dan sayur
Buah dan sayur yang ditanam secara organik memiliki sisa pestisida yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan buah dan sayur yang ditanam secara konvensional. Hal ini disebabkan karena pada pertanian organik, tidak dibolehkan menggunakan pestisida. Namun, pada pertanian organik tetap akan mengandung residu pestisida yang disebabkan oleh cemaran pestisida dari pertanian konvensional.
5. Profil asam lemak yang lebih baik pada produk susu dan daging organik
Susu dan produk susu organik mungkin mengandung kadar asam lemak omega 3, zat besi, vitamin, dan zat karotenoid yang lebih tinggi dibandingkan susu non organik. Pada daging organik juga mengandung asam lemak omega 3 yang lebih tinggi dan kadar lemak jenuh yang lebih rendah daripada daging pada umumnya. Tingginya kadar asam lemak omega 3 dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, seperti dapat mengurangi resiko penyakit jantung.
6. Pertanian organik cenderung lebih baik untuk lingkungan
Pertanian organik dapat mengurangi polusi,meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi erosi tanah, menghemat air, dan menggunakan energi yang lebih sedikit. Pertanian tanpa pestisida sintetis lebih baik untuk kesehatan hayati.
Kekurangan Makanan Organik
Kekurangan makanan organik salah satunya adalah biaya. Makanan organik memang lebih mahal daripada makanan konvensional atau non-organik. Hal ini disebabkan karena adanya modifikasi atau syarat tertentu dalam pertanian dan peternakan organik yang memang lebih mahal daripada makanan konvensional.
Berikut merupakan beberapa tips untuk bisa mendapatkan manfaat dari makanan organik maupun non-organik.
● Baca label makanan dengan cermat. Produk organik belum tentu sepenuhnya lebih sehat daripada produk non-organik. Beberapa produk organik mungkin memiliki kandungan tinggi garam, gula, lemak, atau kalori.
● Mencuci buah dan sayuran dengan air mengalir. Mencuci dapat membantu menghilangkan kotoran, kuman, dan bahan kimia dari permukaan buah dan sayur. Anda tidak dapat menghilangkan pestisida hanya dengan mencuci. Anda bisa membuang bagian luar buah dan sayur untuk menghilangkan kontaminan.
● Membeli buah dan sayur pada musimnya. Apabila sedang musim buah dan sayur tertentu, maka pasokan buah atau sayur tersebut akan melimpah. Anda akan dengan mudah dapat menemukan buah dan sayur yang segar.
● Memilih makanan dari berbagai sumber. Dengan mengkonsumsi berbagai varian makanan, maka nutrisi harian Anda akan terpenuhi. Anda sebaiknya mengkonsumsi segala jenis makanan seperti daging, buah, sayur, dan susu untuk mendapatkan nutrisi dengan lengkap.
Apakah Makanan Organik Lebih Sehat dari Non-Organik?
Beberapa studi memang menunjukkan bahwa makanan organik mengandung beberapa nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan non-organik. Selain itu, proses pertanian dan peternakan organik memang lebih bermanfaat untuk lingkungan. Namun, ada pula studi yang menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan antara makanan organik dan non-organik.
Hal ini disebabkan karena kandungan nutrisi pada buah dan sayur sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu kualitas tanah, kondisi cuaca, dan waktu panen. Sedangkan kandungan nutrisi pada produk daging dan susu dipengaruhi oleh pakan hewan, jenis ras hewan, jenis peternakan, dan waktu ternak. Hal inilah yang menyebabkan sulit diambil kesimpulan bahwa makanan organik lebih sehat daripada makanan non-organik.
Selain itu, meskipun makanan tersebut organik, namun bisa saja mengandung lebih tinggi garam, gula, lemak, maupun kalori. Belum ada studi yang menunjukkan bahwa perbedaan konsumsi makanan organik dan non-organik akan memberikan manfaat kesehatan secara keseluruhan.
Dengan demikian, pilihan antara makanan organik dan non-organik tergantung pada preferensi individu, keyakinan, dan budget anggaran Anda. Meskipun makanan organik mungkin memiliki beberapa manfaat potensial, namun kedua opsi antara makanan organik dan non-organik dapat menjadi makanan yang sehat dan seimbang apabila dikonsumsi secara bijaksana.
(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro & Dokter Umum di Kavacare)
Medical Assistance kami siap bantu:
- What is Organic Food, And Is It Better Than Non-Organic Food? https://www.healthline.com/nutrition/what-is-organic-food#organic-food Diakses pada 12 November 2023
- Organic Foods : Are They Safer? More Nutritious? https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/organic-food/art-20043880 Diakses pada 12 November 2023\
- Organic Foods : What You Need to Know. https://www.helpguide.org/articles/healthy-eating/organic-foods.htm Diakses pada 12 November 2023
Nilai Artikel Ini