transplantasi ginjal, linksehat, kavacare

Senin, 31 Juli 2023

Transplantasi Ginjal: Persiapan dan Prosedur

Ginjal merupakan salah satu organ tubuh penting dengan beragam fungsi dan manfaatnya bagi tubuh. Kinerja ginjal dapat terganggu dengan berbagai penyebab, seperti gaya hidup dan pola makan yang buruk, adanya kelainan pada organ lain yang berpengaruh pada ginjal dan berbagai penyebab lainnya. Transplantasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi gangguan pada ginjal agar dapat bekerja dengan baik. 

Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh seputar tindakan transplantasi ginjal di dalam atau luar negeri, layanan Medical Assistance KavaLink dari Kavacare siap membantu Anda. Hubungi Konsultan Medis profesional kami melalui Whatsapp di nomor 0857-8000-8707 dan mulai konsultasi gratis sekarang.

Apa Itu Transplantasi Ginjal?

Saat Anda mendapatkan transplantasi ginjal, ginjal yang sehat akan ditempatkan di dalam tubuh Anda untuk melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh ginjal lama yang mengalami gangguan. Ginjal yang sehat dapat berasal dari seseorang yang telah meninggal dan memilih untuk mendonor – disebut donor yang sudah meninggal, atau dari seseorang yang memiliki dua ginjal sehat dan memilih untuk mendonorkan satu – yakni disebut donor hidup.

Transplantasi ginjal yang sukses memungkinkan Anda untuk hidup lebih lama serta menjalani kehidupan normal seperti sebelum ginjal Anda mengalami gangguan. Bagi banyak pasien, ada beberapa batasan pada apa yang boleh Anda makan dan minum, serta Anda harus mengikuti pola makan yang sehat untuk jantung dan mempertahankan berat badan yang sehat guna membantu ginjal baru untuk bertahan lama.

Menjalani transplantasi ginjal tidak ‘menyembuhkan’ penyakit ginjal. Ada juga risiko, termasuk risiko operasi. Setelah melakukan transplantasi, Anda perlu mengonsumsi obat anti penolakan selama ginjal baru Anda berfungsi, yang dapat menimbulkan efek samping. Anda mungkin akan memiliki risiko lebih tinggi untuk infeksi serta jenis kanker tertentu.

Meskipun sebagian besar transplantasi berhasil dan bertahan selama bertahun-tahun, ketahanan tersebut dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lain bergantung pada riwayat kesehatan, perkembangan kondisi tubuh serta usia penerima donor.

Kapan Membutuhkan Transplantasi Ginjal?

Anda mungkin memerlukan transplantasi ginjal apabila Anda menderita penyakit ginjal stadium akhir – End-Stage Renal Disease (ESRD). Ini merupakan kondisi permanen gagal ginjal dan seringkali membutuhkan dialisis. Yang disebut dialisis adalah proses yang digunakan untuk membuang limbah dan zat lain dari darah.

Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan ESRD, antara lain:

-          Gagal ginjal yang disebabkan oleh diabetes atau tekanan darah tinggi

-          Lupus dan penyakit sistem kekebalan tubuh lainnya

-          Infeksi saluran kemih berulang

-          Penyakit ginjal polikistik atau kelainan bawaan lainnya

-          Sindrom uremik hemolitik – kelainan langka yang menyebabkan gagal ginjal

-          Glomerulonefritis – peradangan pada unit penyaringan ginjal

-          Gangguan pada ginjal

Persiapan Sebelum Transplantasi Ginjal

Donor ginjal dapat hidup atau meninggal, terkait (seperti teman atau keluarga) atau tidak berkaitan dengan Anda. Tim transplantasi Anda akan mempertimbangkan beberapa faktor saat mengevaluasi apakah donor ginjal akan cocok untuk Anda. Sebagai catatan, Indonesia dan beberapa negara seperti Singapura, Malaysia,Thailand dan India hanya memperbolehkan donor hidup dan ada hubungan keluarga yang dekat atau emosional yang dapat dibuktikan.

Serangkaian tes akan dilakukan untuk menentukan apakah ginjal yang disumbangkan cocok untuk Anda, tes tersebut meliputi:

  1. Tes Darah

Tes darah dilakukan untuk membantu menemukan donor yang cocok, untuk memeriksa prioritas Anda pada daftar donor, serta untuk membantu kemungkinan organ donor tidak akan ditolak oleh tubuh.

  1. Pengkategorian Jaringan

Apabila golongan darah Anda cocok, langkah berikutnya adalah tes pengkategorian jaringan yang disebut Human Leukocyte Antigen (HLA). Tes ini akan membandingkan penanda genetik yang meningkatkan kemungkinan transplantasi ginjal akan bertahan lama. Kecocokan yang baik berarti kecil kemungkinan tubuh Anda akan menolak organ tersebut.

  1. Pencocokan Silang

Tes pencocokan ketiga dan terakhir melibatkan pencampuran sampel kecil darah Anda dengan darah donor di laboratorium. Tes ini akan menentukan apakah antibodi dalam darah Anda akan bereaksi terhadap antigen tertentu dalam darah donor.

Pencocokan silang negatif berarti mereka cocok namun tubuh Anda cenderung menolak ginjal donor. Pencocokan donor positif juga memungkinkan, namun memerlukan perawatan medis tambahan sebelum dan sesudah transplantasi untuk mengurangi risiko antibodi Anda bereaksi terhadap organ donor.

Faktor tambahan yang mungkin dipertimbangkan oleh tim transplantasi Anda dalam menemukan ginjal donor yang paling tepat untuk Anda termasuk usia yang cocok, ukuran ginjal serta paparan infeksi.

Apabila Anda ingin mendapatkan donor ginjal dari anggota keluarga yang masih hidup, transplantasi dapat dilakukan pada waktu yang direncanakan. Pendonor harus memiliki golongan darah yang cocok serta dalam keadaan sehat. Pemeriksaan kesehatan mental akan dilakukan guna memastikan pendonor merasa nyaman dengan keputusan tersebut.

Langkah-langkah ini akan terjadi sebelum Anda melakukan transplantasi, antara lain:

-          Tim transplantasi akan menjelaskan prosedur kepada Anda dan Anda dapat mengajukan pertanyaan

-          Anda akan diminta untuk menandatangani formulir persetujuan yang memberikan izin Anda untuk melakukan operasi. Baca formulir dengan hati-hati dan ajukan pertanyaan apabila ada sesuatu yang tidak jelas

-          Apabila Anda telah menjalani dialisis rutin sebelum prosedur operasi, Anda akan mendapatkan dialisis sebelum prosedur operasi

-          Untuk transplantasi hidup terencana, Anda harus berpuasa selama 8 jam sebelum operasi, biasanya setelah tengah malam. Dalam kasus transplantasi organ meninggal dunia, Anda harus mulai berpuasa begitu Anda diberi tahu bahwa ginjal sudah tersedia

-          Anda mungkin mendapatkan obat penenang sebelum prosedur untuk membantu Anda rileks

-          Berdasarkan kondisi medis Anda, tim transplantasi mungkin meminta persiapan khusus lainnya

Bagaimana Prosedur Transplantasi Ginjal?

Transplantasi ginjal dilakukan dengan anestesi umum, jadi Anda tidak akan bangun selama prosedur operasi berlangsung. Tim bedah akan memantau detak jantung, kadar oksigen dan tekanan darah selama operasi.

Selama prosedur operasi:

-          Dokter bedah akan membuat sayatan di bagian bawah salah satu sisi perut dan menempatkan ginjal baru ke dalam tubuh. Kecuali jika ginjal Anda sendiri menyebabkan komplikasi seperti tekanan darah tinggi, nyeri, batu ginjal atau infeksi, ginjal lama Anda akan dibiarkan saja.

-          Pembuluh darah ginjal baru menempel pada pembuluh darah di bagian bawah perut, tepat di atas salah satu kaki Anda.

-          Ureter ginjal baru – tabung yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih, akan terhubung dengan kandung kemih Anda.

Pasca Transplantasi Ginjal

Setelah prosedur operasi, Anda mungkin akan melakukan beberapa hal berikut:

1.     Menghabiskan Beberapa Hari Hingga Seminggu di Rumah Sakit

Dokter dan perawat akan memantau kondisi Anda di area pemulihan transplantasi rumah sakit untuk melihat tanda-tanda komplikasi. Ginjal baru Anda akan membuat urin seperti  ginjal Anda sendiri saat masih sehat. Pada orang lain, mungkin akan memerlukan beberapa hari dan Anda mungkin memerlukan dialisis sementara sampai ginjal baru Anda mulai berfungsi dengan baik.

Mungkin akan muncul rasa sakit atau nyeri di sekitar sayatan saat anda sedang dalam penyembuhan. Sebagian besar penerima transplantasi ginjal dapat kembali bekerja dan beraktivitas normal lainnya dalam waktu delapan minggu setelah transplantasi. Hindari mengangkat benda dengan berat lebih dari 4 kilogram atau berolahraga selain berjalan hingga luka sembuh (biasanya sekitar enam minggu setelah operasi).

2.     Sering Melakukan Pemeriksaan saat Rawat Jalan

Setelah Anda meninggalkan rumah sakit, pemantauan ketat diperlukan selama beberapa minggu untuk memeriksa seberapa baik ginjal baru Anda bekerja dan memastikan tubuh Anda tidak melakukan penolakan. Anda mungkin perlu melakukan tes darah beberapa kali dalam seminggu dan obat akan disesuaikan dalam minggu-minggu setelah transplantasi Anda. Selama waktu ini, apabila Anda tinggal di kota lain dari letak rumah sakit tempat transplantasi, Anda mungkin perlu mengatur untuk tinggal di dekat rumah sakit atau pusat transplantasi.

3.     Minum Obat Seumur Hidup

Anda akan minum beberapa obat setelah transplantasi ginjal. Obat imunopresan membantu menjaga sistem kekebalan Anda dari serangan dan menghambat penolakan ginjal baru Anda. Obat tambahan membantu mengurangi risiko komplikasi lain, seperti infeksi, setelah dilakukan transplantasi.

Pertanyaan Seputar Transplantasi Ginjal

Apakah Pendonor Ginjal Bisa Hidup Normal?

Setelah Anda menyumbangkan atau menjadi pendonor ginjal, ginjal yang tersisa akan bertambah besar dan menambah fungsi secara alami. Sebagai bagian dari perawatan tindak lanjut jangka panjang Anda, dokter akan menyarankan Anda untuk menjaga kesehatan dengan:

-          Makan makanan yang sehat

-          Minum air dengan cukup

-          Mempertahankan berat badan yang sehat

-          Berolahraga secara teratur

Selain langkah-langkah tersebut, dokter juga akan merekomendasikan agar Anda menghindari:

-          Olahraga dengan Kontak Fisik

Olahraga seperti hoki, sepak bola, seni bela diri, tinju dan gulat dapat melukai ginjal Anda, meski Anda memakai alat pelindung. Bicaralah dengan dokter tentang cara tetap aman apabila Anda ingin bermain olahraga dengan kontak fisik.

-          Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID)

Obat ini merupakan Pereda nyeri yang dijual bebas, seperti Advil, Motrin dan Aleve. NSAID dapat merusak ginjal Anda, jadi sebaiknya dihindari penggunaannya. Konsultasikan dengan dokter tentang pereda nyeri yang aman untuk Anda.

Apakah Ada Kemungkinan Komplikasi Setelah Donor / Transplantasi Ginjal?

Meskipun tingkat komplikasi serius telah menurun dalam beberapa dekade terakhir, transplantasi ginjal – seperti jenis operasi lainnya, tidak bebas risiko. Beberapa risiko transplantasi ginjal meliputi:

-          Risiko yang terkait dengan prosedur operasi

-          Risiko terkait penggunaan obat imunosupresan (yang mengurangi aktivitas sistem kekebalan Anda)

-          Risiko yang terkait dengan sesuatu yang tidak beres dengan ginjal yang ditransplantasikan

Sebagian besar komplikasi terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah transplantasi, namun dapat berkembang setelah bertahun-tahun.

Berikut beberapa risiko jangka pendek dan jangka panjang dari transplantasi ginjal yang perlu Anda ketahui.

  1. Risiko Jangka Pendek
  1. Infeksi

Infeksi ringan, seperti infeksi saluran kemih (ISK), pilek dan flu, sering terjadi setelah transplantasi ginjal. Anda juga dapat terkena infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia dan cytomegalovirus (CMV), yang mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.

  1. Kebocoran Urin

Terkadang kencing bisa bocor dari tempat ureter bergabung dengan kandung kemih setelah operasi. Ini biasanya terjadi selama bulan pertama setelah prosedur dilakukan. Cairan dapat menumpuk di perut atau bocor melalui sayatan bedah. Apabila Anda mengalami kebocoran urin, biasanya Anda perlu menjalani operasi lebih lanjut untuk memperbaikinya.

  1. Penolakan Akut

Penolakan akut berarti sistem kekebalan tiba-tiba mulai menyerang ginjal yang didonorkan karena mengenalinya sebagai jaringan asing. Meski menggunakan imunosupresan, penolakan akut merupakan komplikasi umum pada tahun pertama setelah transplantasi.

Dalam banyak kasus, penolakan akut tidak menimbulkan gejala yang nyata dan hanya terdeteksi dengan tes darah. Apabila itu terjadi, seringkali dapat berhasil diobati dengan pemberian imunosupresan yang lebih kuat dalam waktu singkat.

  1. Penggumpalan Darah

Gumpalan darah dapat berkembang di arteri yang telah terhubung ke ginjal yang didonorkan. Hal ini diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari 50 transplantasi ginjal. Dimungkinkan untuk melarutkan bekuan darah menggunakan obat-obatan, namun seringkali ginjal yang didonorkan perlu diangkat apabila suplai darah tersumbat. Ada juga risiko terjadinya pembekuan darah di kaki yang disebut trombosis vena dalam (DVT).

  1. Risiko Jangka Panjang

a.     Diabetes

Diabetes merupakan komplikasi umum dari transplantasi ginja. Diabetes merupakan kondisi seumur hidup yang menyebabkan kadar gula darah seseorang menjadi terlalu tinggi. Beberapa orang mengembangkan diabetes setelah transplantasi ginjal karena mereka tidak lagi merasa tidak enak badan – mereka makan lebih banyak dan menambah berat badan terlalu banyak. Beberapa jenis imunosupresan juga dapat membuat Anda lebih mungkin terkena diabetes.

Gejala diabetes meliputi:

●        Sering buang air kecil, terutama di malam hari

●        Merasa sangat haus

●        Kelelahan

Diabetes seringkali dapat dikontrol menggunakan kombinasi perubahan gaya hidup, seperti perubahan pola makan dan obat-obatan.

b.    Efek Samping Imunosupresan

Imunosupresan mencegah sistem kekebalan tubuh Anda menyerang ginjal baru, yang akan menyebabkan gijal yang ditransplantasikan ditolak oleh tubuh. Kombinasi 2 atau 3 imunosupresan yang berbeda biasanya digunakan dalam jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan berbagai efek samping, termasuk:

●        Gusi bengkak

●        Diare

●        Peningkatan risiko diabetes

●        Lebih mudah memar atau berdarah

●        Jerawat

●        Pertumbuhan rambut ekstra atau rambut rontok

●        Sakit perut

●        Tekanan darah tinggi

●        Peningkatan risiko infeksi

●        Penambahan berat badan

●        Penipisan tulang

●        Perubahan suasana hati

●        Peningkatan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker kulit

Dokter yang bertanggungjawab atas perawatan Anda akan berusaha menemukan dosis yang tepat, yang cukup tinggi untuk ‘meredam’ sistem kekebalan untuk menghentikan penolakan, namun cukup rendah sehingga Anda mengalami sedikit atau tanpa efek samping.

Menemukan dosis optimal untuk mencapai kedua tujuan seringkali merupakan tindakan penyeimbang yang sulit. Mungkin perlu beberapa bulan untuk menemukan dosis paling efektif yang menyebabkan efek samping paling sedikit.

Efek samping harus membaik setelah dosis yang tepat diidentifikasi. Bahkan jika efek samping Anda mengganggu, jangan pernah tiba-tiba berhenti minum obat karena ginjal Anda bisa tertolak. Konsultasikan dengan dokter umum atau tim transplantasi Anda untuk mendapatkan saran.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

1.     NHS UK https://www.nhs.uk/conditions/kidney-transplant/risks/ diakses 25 Maret 2023

2.     Mayo Clinic mayoclinic.org/tests-procedures/kidney-transplant/about/pac-20384777 diakses 25 Maret 2023

3.     National Kidney Foundation https://www.kidney.org/atoz/content/kidney-transplant diakses 25 Maret 2023

4.     John Hopkins Medicine https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/kidney-transplant#:~:text=You%20may%20need%20a%20kidney,other%20substances%20from%20the%20blood. Diakses 25 Maret 2023

5.     Penn Medicine https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/find-a-program-or-service/transplant-institute/living-donor-kidney-transplant/living-with-one-kidney diakses 25 Maret 2023

6.     The New England Journal of Medicine https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1510491 diakses 25 Maret 2023

7.     The New England Journal of Medicine https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/nejmra033540 diakses 25 Maret 2023

8.     Transplant International https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/tri.12217 diakses 25 Maret 2023

9.     American Journal of Kidney Diseases https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0272638604003786 diakses 25 Maret 2023

10.  Seminars in Dialysis https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1525-139X.2005.00097.x diakses 25 Maret 2023

11.  Journal of the American Society of Nephrology https://journals.lww.com/jasn/pages/articleviewer.aspx?year=2002&issue=05000&article=00026&type=Fulltext diakses 25 Maret 2023

 

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, Co-Founder & CEO Kavacare)


Author Tim Kavacare Tim Kavacare

Nilai Artikel Ini