Info Kesehatan

Rabu, 09 Desember 2020
5 Kelainan Tulang pada Anak yang Perlu Diwaspadai
LinkSehat - Kelainan tulang tidak hanya dapat dialami oleh orang dewasa, tapi anak-anak juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan kelainan tulang pada anak, seperti cedera, infeksi, atau kanker. Anak dengan kelainan tulang biasanya terlihat memiliki bentuk atau ukuran tulang yang tidak wajar.
Tulang anak-anak terus tumbuh dan membentuk kembali(remodel) diri mereka sendiri secara menyeluruh.Pertumbuhan terjadi dari bagian tulang yang rentan atau disebut pelat pertumbuhan. Kerusakan pelat pertumbuhan menekan pertumbuhan tulang, merusak sendi, dan menyebabkan kerusakan sendi jangka panjang (artritis).
Jika Anda menduga anak Anda memiliki kelainan tulang, kunjungi dokter bedah ortopedi anak melalui aplikasi LinkSehat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencari solusi terbaik.
Jenis Kelainan Tulang pada Anak
Tulang akan tumbuh bersama dengan bagian tubuh anak lainnya. Tulang anak-anak tumbuh dari daerah tulang lunak di dekat ujung tulang. Area ini disebut pelat pertumbuhan. Berikut ini beberapa jenis kelainan tulang yang mungkin dialami oleh anak-anak.
1. Penyakit Paget
Penyakit Paget atau Paget’s disease adalah penyakit yang memengaruhi cara pembentukan tulang. Dalam pembentukan tulang yang sehat, tulang diperbaiki setiap hari saat diserap dan diganti dengan tulang baru.
Namun, penyakit Paget menyebabkan lebih banyak tulang yang diserap dari biasanya. Tubuh akan mencoba untuk mengimbangi kondisi tersebut, tetapi hal ini menyebabkan banyak tulang abnormal, cacat, dan lemah.
Kerangka tubuh anak yang dipengaruhi oleh penyakit Paget mungkin sering mengalami nyeri tulang dan nyeri sendi di sekujur tubuh. Tulang belakang yang lemah dapat menyebabkan tulang belakang melengkung dan tulang yang menahan beban (seperti kaki) lebih rentan patah.
Penyakit Paget disebabkan oleh mutasi genetik atau virus. Dilansir dalamChildren’s Health, penyakit Paget jarang terjadi yakni sejauh ini tercatat hanya mempengaruhi sekitar 50 orang di seluruh dunia. Meski begitu, Anda juga harus tetap waspada pada gejala penyakit Paget yang mungkin diderita oleh anak Anda.
Gejala penyakit Paget dapat muncul pada masa bayi atau kanak-kanak. Ketika anak mulai mengalami percepatan pertumbuhan selama masa remaja, yakni usia 12 hingga 17 tahun, gejala Paget bisa semakin jelas, seperti:
- Sakit kepala.
- Kaki tertekuk.
- Nyeri tulang dan sendi.
- Tulang belakang melengkung.
- Fraktur tulang atau patah tulang.
- Kepala dan tengkorak membesar.
- Deformitas tulang, perubahan struktur dan bentuk tulang.
- Kehilangan pendengaran akibat tengkorak yang lebih tebal dari biasanya.
2. Osteogenesis Imperfecta
Osteogenesis imperfecta (OI) adalah kelainan genetik yang mencegah tubuh membentuk tulang yang kuat. Penderita OI mungkin memiliki tulang yang rentan patah. Ini karena OI menyebabkan cacat pada gen yang memproduksi protein kolagen. Padahal kolagen memiliki peran penting dalam pembentukan tulang.
Penderita OI tidak memiliki cukup kolagen di tulang mereka atau memiliki kolagen yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ini membuat tulang mereka lebih lemah dan lebih rapuh dari tulang normal. Hal ini juga dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang.
Cacat pada gen bisa diwarisi oleh orang tua. Anak-anak dengan OI seringkali memiliki orang tua dengan kondisi serupa. Terkadang, cacat pada gen terjadi secara otomatis pada saat pembuahan.
Tingkat keparahan osteogenesis imperfecta sangat bervariasi. Beberapa orang tidak menyadari bahwa mereka memilikinya sampai mereka jatuh dan mengalami patah tulang. Berikut ini gejala osteogenesis imperfecta yang mungkin dialami oleh anak Anda:
- Sakit tulang.
- Tubuh pendek.
- Kelonggaran sendi.
- Bentuk wajah segitiga.
- Gangguan pendengaran saat dewasa.
- Gigi rapuh atau dentinogenesis imperfecta.
- Sklera mata berwarna biru, ungu, atau abu-abu.
- Deformitas tulang, seperti skoliosis atau busur kaki.
- Patah tulang tanpa penyebab yang jelas atau dari trauma ringan.
3. Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang punggung atau tulang belakang. Penderita skoliosis memiliki tulang belakang yang melengkung dari sisi ke sisi. Lekukan tulang belakang berukuran sekitar 10 derajat atau lebih.
Tulang punggung yang normal tampak lurus jika dilihat dari belakang. Tetapi seorang anak dengan skoliosis memiliki tulang belakang dengan bentuk S atau C. Anak tersebut mungkin terlihat seperti sedang mencondongkan badan ke satu sisi.
Lekukan bisa terjadi di sisi kanan atau kiri putaran, bisa pula terjadi di kedua sisi di bagian yang berbeda. Baik toraks dan lumbar mungkin terpengaruh.
Penyebab skoliosis sering kali tidak diketahui. Seorang anak mungkin memiliki skoliosis sejak lahir dan ada pula yang memilikinya di kemudian hari karena cedera, infeksi, atau tumor. Skoliosis paling sering dialami oleh anak-anak berusia antara 10 hingga 18 tahun yang cenderung menyerang perempuan daripada laki-laki. Masalah sistem saraf seperti cerebral palsy atau distrofi otot
Berikut ini beberapa gejala skoliosis yang paling umum:
- Perbedaan tinggi bahu.
- Kepala tidak simetris di tengah.
- Perbedaan tinggi atau posisi pinggul.
- Perbedaan tinggi atau posisi tulang belikat.
- Perbedaan ketinggian sisi punggung saat anak membungkuk ke depan.
- Perbedaan cara lengan menggantung di samping tubuh saat anak berdiri tegak.
4. Kifosis
Selain skoliosis ada pula kifosis yang menyebabkan kelainan tulang pada anak. Kifosis adalah kelainan tulang belakang yang membulat ke depan secara berlebihan. Penyakit ini bisa dialami oleh semua usia, termasuk pada bayi atau remaja karena malformasi tulang belakang yang terjepit seiring waktu.
Kifosis ringan hanya menyebabkan sedikit masalah, tapi kifosis yang sudah parah dapat menyebabkan nyeri dan merusak bentuk tubuh. Perawatan untuk kifosis tergantung pada usia dan penyebabnya.
Gejala pada penderita kifosis ringan mungkin tidak tampak jelas, tapi beberapa orang dengan kifosis mengalami sakit punggung atau tulang belakang kaku dan tercipta lengkungan abnormal. Ini bisa disebabkan oleh patah tulang, osteoporosis, kanker, atau bawaan sejak lahir.
5. Rakitis
Kelainan tulang pada anak yang berikutnya yaitu rakitis. Rakitis adalah penyakit yang menyebabkan tulang anak lebih lunak dan lemah. Biasanya rakitis terjadi akibat kekurangan vitamin D yang ekstrim dan berkepanjangan. Rakitis juga bisa diwarisi oleh keluarga.
Vitamin D membantu tubuh anak menyerap kalsium dan fosfor dari makanan. Kekurangan vitamin D membuat tubuh anak sulit mempertahankan kadar kalsium dan fosfor yang tepat dalam tulang. Inilah yang kemudian menyebabkan rakitis.
Karena rakitis melembutkan area jaringan yang tumbuh di pelat pertumbuhan, rakitis dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang seperti kaki tertekuk, proyeksi tulang dada dan pergelangan tangan dan pergelangan kaki menebal. Waspadai tanda dan gejala rakitis lainnya seperti:
- Otot lemah.
- Pertumbuhan tertunda.
- Keterampilan motorik lambat.
- Nyeri di tulang belakang, panggul, dan kaki.
Buatlah janji konsultasi dengan dokter jika Anda menduga ada kelainan tulang pada anak Anda. Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat dengan dokter bedah ortopedi anak jika Si Kecil memiliki kelainan tulang. Download sekarang.
Medical Assistance kami siap bantu:
- https://www.childrens.com/specialties-services/conditions/pagets-disease
- https://kidshealth.org/en/parents/osteogenesis-imperfecta.html
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kyphosis/symptoms-causes/syc-20374205
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rickets/symptoms-causes/syc-20351943
- https://www.msdmanuals.com/home/children-s-health-issues/bone-disorders-in-children/overview-of-bone-disorders-in-children
- https://www.stlouischildrens.org/conditions-treatments/scoliosis
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Dislokasi Sendi
Seluruh sendi pada tubuh dapat mengalami dislokasi, tetapi paling sering terjadi pada sendi bahu, Baca Selengkapnya...
Achondroplasia, Kelainan Genetik Langka pada Tulang
Achondroplasia adalah suatu kelainan genetik langka pada tulang yang didapat dengan cara diwariskan Baca Selengkapnya...