Info Kesehatan
Rabu, 06 Januari 2021
Akalasia, Kelainan Otot Motorik di Kerongkongan
LinkSehat - Akalasia adalah suatu kelainan otot motorik di kerongkongan, ditandai dengan hilangnya kemampuan otot kerongkongan bagian bawah untuk berelaksasi saat menelan dan hilangnya kemampuan seluruh bagian otot kerongkongan untuk melakukan gerakan mendorong makanan (peristaltik) ke dalam lambung.
Gejala akalasia
Gejala akalasia meliputi:
- Kesulitan untuk menelan makanan (baik padat ataupun cair)
- Nyeri atau muncul sensasi panas di dada (terkadang timbul setelah makan)
- Makanan yang belum tercerna dengan benar terasa naik kembali ke kerongkongan tanpa disertai rasa mual
- Gangguan pernapasan, berupa batuk yang sering terjadi pada malam hari atau infeksi paru berulang
Penyaki akalasia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat terjadi. Beberapa orang mengabaikan gejala seperti sulit menelan, nyeri atau perasaan panas pada dada selama bertahun-tahun sampai akhirnya mengalami akalasia.
Sebaiknya segera Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat jika Anda mengalami gejala di atas. Download Sekarang.
Penyebab akalasia
Penyebab akalasia dikelompokkan menjadi:
- Penyebab utama akalasia belum diketahui dengan pasti. Namun beberapa penelitian mengatakan akalasia mungkin disebabkan karena gangguan autoimun, faktor keturunan, infeksi virus pada sistem kekebalan tubuh, atau faktor usia.
- Penyebab tidak langsung (sekunder) seperti tumor di daerah kerongkongan, riwayat operasi operasi pemotongan saraf pada daerah lambung, atau riwayat menggunakan obat-obatan saraf (seperti antikolinergik).
Anda berisiko tinggi mengalami akalasia jika berusia lanjut, aktif merokok, sering minum alkohol, atau memiliki riwayat keluarga dengan akalasia.
Diagnosis akalasia
Gejala akalasia terkadang menyerupai gejala pada penyakit lambung lainnya, sehingga dokter Anda mungkin akan memberikan obat-obatan untuk lambung pada umumnya pada saat konsultasi pertama. Jika pengobatan tersebut tidak membuat keluhan membaik, dokter Anda akan melakukan beberapa tes lainnya untuk mendiagnosa akalasia.
- Endoskopi. Dokter melihat ke dalam kerongkongan Anda menggunakan alat khusus (disebut endoscope), yaitu selang panjang dengan lensa pada kedua ujungnya untuk meneropong atau melihat sampai kerongkongan bagian bawah. Lensa pada pangkal selang ini umumnya dihubungkan dengan kamera dan layar monitor untuk mempermudah dokter dan tim dalam melakukan pemeriksaan.
- Tes barium – manometri. Dokter akan menggunakan selang tipis dan panjang yang dimasukkan ke dalam kerongkongan, kemudian Anda diminta untuk menelan seteguk air. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat menilai kekuatan otot kerongkongan dan seberapa baik katup pada lambung Anda.
Pengobatan akalasia
Pengobatan akalasia dengan angka keberhasilan tinggi adalah operasi. Dengan operasi, sebagian besar orang terbebas dari gejala akalasia dalam jangka panjang.
1. Prosedur heller myotomy
Prosedur operasi yang paling umum disebut Heller myotomy (miotomi Heller). Tindakan ini dilakukan menggunakan selang khusus, disertai dengan kamera dan lampu dan juga peralatan penunjang operasi lain.
Dokter Anda akan membuat beberapa sayatan kecil di perut mulai dari lapisan luar sampai lapisan dalam yang dituju menggunakan peralatan bedah khusus. Tujuan dari operasi ini adalah membuka bagian kerongkongan bawah, membuat manipulasi pada bagian otot kerongkongan agar proses menelan lebih mudah.
2. Prosedur peroral endoscopic myotomy
Terdapat alternatif prosedur operasi lain, yaitu Peroral Endoscopic Myotomy atau disingkat menjadi POEM. Pada prosedur ini, dokter tidak perlu membuat sayatan sampai ke dalam perut. Melainkan dokter hanya memasukkan pipa atau selang endoscope ke dalam mulut sampai ke bagian bawah kerongkongan, lalu membuat sayatan kecil pada ujung bawahnya.
Tujuan dari tindakan ini juga adalah untuk memanipulasi bagian otot kerongkongan agar proses menelan lebih mudah. Berkonsultasilah dengan dokter Anda untuk menentukan prosedur terbaik.
Selain operasi, ada beberapa pengobatan lain yang dapat membantu mengurangi gejala akalasia, namun tidak menyembuhkan penyakit secara total, diantaranya:
- Obat relaksasi otot. Obat yang digunakan adalah botox (botulinum toxin), diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam otot kerongkongan yang mengalami kerusakan. Obat ini dapat membuat otot berelaksasi untuk sementara waktu sehingga Anda dapat menelan dengan normal.
- Meregangkan otot kerongkongan. Dokter Anda akan memasukkan semacam balon khusus ke dalam katup antara kerongkongan dan lambung Anda, lalu menggembungkan balon tersebut untuk meregangkan otot kerongkongan bawah Anda. Tindakan ini harus dilakukan berulang kali untuk dapat menghasilkan efek yang signifikan.
- Obat-obat lain, terutama obat golongan nitrat dancalcium channel blockers yang mempunyai efek relaksasi terhadap otot.
Beberapa tindakan pengobatan di atas mungkin hanya bertahan mengurangi akalasia selama 6 bulan sampai 1 tahun. Tindakan terbaik sangat bergantung pada banyak faktor. Berkonsultasilah dengan dokter Anda untuk menentukan terapi yang Anda butuhkan untuk mengobati penyakit akalasia.
Pencegahan akalasia
Akalasia tidak dapat dicegah karena penyebabnya masih belum diketahui dengan pasti. Namun, Anda dapat melakukan pencegahan agar akalasia tidak bertambah parah, dengan cara:
- Makan dengan perlahan, mengunyah dengan baik, banyak minum air putih
- Hindari makan menjelang tidur, beri jarak minimal 3 jam antara makan dan tidur
- Tidur dengan menggunakan bantal agar posisi kepala lebih tinggi dari dada atau perut
- Kurangi makanan yang memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan seperti tomat, jeruk, coklat, mint, alkohol, serta kafein.
- Meskipun terapi akalasia berhasil, Anda tetap perlu melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun untuk mencegah kembalinya akalasia.
Medical Assistance kami siap bantu:
The American Journal of Gastroenterology. (2013). ACG clinical guideline: diagnosis and management of achalasia.
WebMD. (2018). Achalasia: what you should know.
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Kanker Tenggorokan
Kanker tenggorokan adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada tenggorokan (faring), laring, atau Baca Selengkapnya...