Info Kesehatan
Selasa, 18 Agustus 2020
Autisme
LinkSehat - Autisme adalah gangguan perkembangan otak yang mempengaruhi kemampuan penderita dalam mempersepsikan sesuatu, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Autisme juga dapat membatasi minat penderitanya hingga menyebabkan gangguan perilaku.
Gejala autisme
Gejala autisme dapat muncul sejak Si Kecil berusia kurang dari 1 tahun. Bahkan pada beberapa kasus, autisme baru terlihat setelah anak berusia 18-24 bulan yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbahasa secara perlahan.
Secara umum, berikut ini gejala autisme yang dapat Anda amati :
- Terlambat berbicara atau dapat berbicara tetapi dengan nada atau gaya yang tidak biasa (misalnya, sering mengulang-ulang kata)
- Kurang merespons saat dipanggil namanya
- Tidak mau melakukan kontak mata dengan lawan bicara
- Kesulitan belajar, berkomunikasi, beradaptasi, dan mengkoordinasikan gerak tubuh
- Memiliki dunia sendiri sehingga lebih senang bermain seorang diri
- Sering melakukan gerakan berulang (misalnya, menggerakkan atau memutar tangan)
- Terlalu fokus pada satu kegiatan atau benda (fokus tidak normal)
- Senang melihat detail benda, misalnya roda yang berputar
- Sering melakukan kegiatan yang berbahaya, misalnya membenturkan kepala ke tembok
- Tidak sensitif terhadap suara, sentuhan, cahaya, suhu, dan rasa sakit
Sebagian anak dengan autisme memiliki kemampuan intelegensi dibawah normal, tetapi sebagian lainnya justru memiliki kemampuan intelegensi yang normal atau diatas rata-rata.
Gejala autisme dapat berkurang seiring bertambahnya usia dan penderitanya bisa mulai berinteraksi dengan orang lain. Namun pada sebagian anak, gejala akan menetap. Anda disarankan untuk segera ke dokter jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda autisme. Atau Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat untuk berbicara dengan dokter dari rumah. Download Sekarang.
Penyebab autisme
Penyebab autisme masih belum jelas. Namun, para ahli meyakini bahwa faktor genetik / keturunan dan lingkungan (infeksi virus, komplikasi kehamilan, efek samping konsumsi obat-obatan tertentu, paparan polusi udara) dapat menyebabkan gangguan autisme.
Seorang anak berisiko tinggi mengalami autisme jika:
- Ada riwayat keluarga dengan autisme
- Memiliki berat badan rendah saat lahir (BBLR)
- Terpapar logam berat/beracun
- Pernah terinfeksi virus
- Konsumsi asam valproat (obat kejang) atau thalidomide saat ibunya hamil
Diagnosis autisme
Autisme dapat didiagnosis dengan tes DNA untuk mengidentifikasi penyakit genetik, evaluasi perilaku, serta tes visual dan audio untuk menyingkirkan kelainan pada mata dan telinga.
Tanda-tanda awal yang dapat mengarah pada kecurigaan adanya autisme, yaitu :
- Menghindari kontak mata
- Tidak mempunyai minat terhadap teman bermain ataupun pengasuhnya
- Kesulitan berbahasa bila dibandingkan dengan anak-anak seumur lainnya
Pengobatan autisme
Autisme tidak dapat diobati, tetapi gejalanya dapat diatasi dengan melakukan terapi secara teratur. Terapi dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berperilaku, beradaptasi, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Terapi untuk mengatasi gejala autisme, antara lain:
- Terapi edukasi
- Terapi perilaku dan komunikasi
- Pelatihan pada keluarga agar dapat melatih komunikasi, perilaku dan kemampuan mengurus Si Kecil dengan autisme
- Terapi penyakit yang dialami Si Kecil, karena sebagian anak dengan autisme juga mengalami epilepsi, gangguan lambung/saluran cerna, hingga gangguan tidur
- Saat remaja, Si Kecil mungkin perlu menjalani terapi mental karena seiring tumbuh kembangnya, ia akan menghadapi perubahan tubuh sehingga tak jarang membuatnya merasa cemas hingga depresi
Namun, yang harus diingat adalah, anak dengan autisme pun dapat mengalami sakit ataupun cedera sama seperti anak tanpa autisme, sehingga pemeriksaan kesehatan dan gigi secara rutin juga tetap diperlukan.
Medical Assistance kami siap bantu:
Autism Society. What is autism?.
CDC. 2019. Autism Spectrum Disorder.
Healthline. 2019. Everything you need to know about autism.
Mayo Clinic. 2018. Autism Spectrum Disorder.
WebMD. 2019. Autism.
WHO. 2019. Autism Spectrum Disorder.
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD menyebabkan seseorang sulit fokus serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.