Cegah Coronavirus, Pakai Masker Bedah atau N95

Rabu, 29 Januari 2020

Cegah Coronavirus, Pakai Masker Bedah atau N95?

Link Sehat - Infeksi coronavirus masih ramai diperbincangkan, karena jumlah kasus masih bertambah meski tidak signifikan. Untuk mencegah penularan virus, masyarakat dianjurkan untuk memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan (terutama saat menggunakan transportasi publik) dan cuci tangan pakai sabun sebelum makan.

Lantas, seberapa perlu memakai masker untuk mencegah infeksi coronavirus? Perlu atau tidaknya Anda sendiri yang menentukan, mengingat di Indonesia sampai pada saat artikel ini ditulis belum ditemukan kasus pneumonia berat akibat novel coronavirus. Namun, tidak ada salahnya untuk berjaga-jaga, karena selain infeksi coronavirus, Anda juga perlu mewaspadai penyakit lain yang dapat ditularkan melalui udara dan/atau polusi, seperti flu, ISPA, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan lainnya.

Perbedaan masker bedah vs N95

Masker bedah (surgical mask), atau disebut jugaface mask, adalah jenis masker sekali pakai yang sering digunakan oleh tenaga medis saat menangani pasien. Masker ini dijual dengan harga terjangkau, sehingga masyarakat umum juga banyak yang menggunakannya saat beraktivitas.

Masker ini dapat melindungi Anda dari paparan partikel besar di udara yang mungkin mengandung virus, serta menghalangi Anda dari percikan air ludah (droplet) atau cairan tubuh yang dikeluarkan saat seseorang bersin/batuk. Agar pencegahan lebih efektif, Anda disarankan untuk mengganti masker dengan yang baru selama beberapa jam sekali atau saat masker sudah terasa lembap.

Sedangkan, N95 adalah jenis masker yang dibuat khusus untuk menghalangi partikel besar atau kecil di udara yang mengandung virus. Disebut masker N95 karena dapat menyaring 95 persen partikel di udara. Maka itu, masker jenis ini lebih banyak digunakan oleh para pekerja yang rentan terpapar zat berbahaya dan petugas medis.

Jenis masker untuk cegah coronavirus

Masyarakat umum, untuk aktivitas sehari-hari, sebaiknya gunakan masker bedah saja. Ini karena masker bedah dapat membantu mengurangi penyebaran virus secara lebih praktis. Masker bedah juga mampu memblokir tetesan atau percikan air liur dari mulut/hidung penderita ke orang lain di sekitarnya. Sementara petugas medis lebih dianjurkan untuk memakai masker N95. Urgensi penggunaan masker N95 untuk masyarakat umum hanya meningkat pada situasi tertentu, misalnya saat kabut asap. 

Orang yang sakit memiliki tanggung jawab untuk tidak menularkannya ke orang lain. Maka itu, Anda disarankan untuk memakai masker saat sakit.

Jika Anda lupa membawa atau menggunakan masker, pastikan untuk menerapkan etika batuk dan bersin. Yakni dengan menutup mulut dengan siku tangan atau tisu, bukan dengan telapak tangan, karena bisa menjadi perantara penularan bakteri/virus ke benda yang disentuh. Atau jika telanjur bersin/batuk ke telapak tangan, pastikan untuk menghindari menyentuh benda-benda yang akan disentuh orang lain juga sebelum Anda mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

Sebaiknya segera Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat jika Anda mengalami gejala COVID-19. Download Sekarang.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

BC Centre for Disease Control. (2014). Using masks to protect public health during wildfire smoke events.
CDC. (2020). Infection Control: Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV).
Healthline. (2020). Does Wearing a Mask Prevent the Flu?.


Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Mengenal Coronavirus Jenis Baru, 2019-nCoV

Infeksi coronavirus jenis baru ini ditandai dengan demam, batuk, dan sesak napas. Gejala dapat Baca Selengkapnya...

Infeksi Coronavirus

Infeksi coronavirus termasuk penyakit menular yang perlu diwaspadai, karena dapat menyebar melalui Baca Selengkapnya...