Info Kesehatan
Rabu, 23 Oktober 2019
Hepatitis D
LinkSehat - Hepatitis D adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Biasanya seseorang terkena hepatitis D secara bersamaan dengan hepatitis B, atau terjadi setelah terinfeksi hepatitis B.
Gejala hepatitis D
Hepatitis D jarang menimbulkan gejala. Hal ini dikarenakan gejala hepatitis D sangat mirip dengan hepatitis B, sehingga sulit diketahui virus penyebab infeksi. Waktu yang dibutuhkan virus hepatitis D dari terpapar hingga menimbulkan gejala adalah sekitar 21-45 hari. Namun, masa inkubasi tersebut dapat berlangsung lebih cepat.
Gejala hepatitis D yang sering ditemui, antara lain:
- Kulit dan mata menjadi kuning
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Nyeri sendi dan perut
- Nafsu makan berkurang
- Warna urine menjadi gelap seperti teh
- Kulit terasa gatal
- Kebingungan
- Memar dan perdarahan
Meski belum muncul gejala, setelah terinfeksi virus hepatitis D, seseorang sudah dapat menularkannya ke orang lain. Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat jika Anda mengalami gejala di atas. Download Sekarang.
Apa beda hepatitis D akut dan kronis?
Hepatitis D akut terjadi secara tiba-tiba (kurang dari 6 bulan) dan menimbulkan gejala lebih hebat. Sedangkan infeksi hepatitis D kronis terjadi selama 6 bulan atau lebih. Pada infeksi kronis, gejala berkembang dan bertambah parah secara perlahan.
Penyebab hepatitis D
Penyebab infeksi adalah virus hepatitis D (HDV), yang dapat menyebar melalui cairan tubuh atau kontak langsung dengan penderita. HDV dapat ditularkan melalui:
- Urine
- Darah
- Cairan sperma
- Cairan vagina
- Kehamilan dan persalinan
Diagnosis hepatitis D
Hepatitis D didiagnosa melalui berbagai cara, yaitu pemeriksaan antibodi, pemeriksaan fungsi hati, USG, dan CT scan.
Pengobatan hepatitis D
Interferon-alpha adalah pengobatan yang dianggap paling efektif untuk mengatasi hepatitis D. Penderita hepatitis D akan mendapatkan suntikan interferon tiap minggu selama 12-18 bulan. Namun setelah pengobatan selesai, virus hepatitis D masih mungkin ditemukan.
Itu sebabnya pengobatan hepatitis D juga perlu difokuskan untuk menghilangkan virus hepatitis B (HBV). Sebab jika hepatitis B masih positif, hepatitis D masih bersifat infeksius.
Operasi cangkok hati dilakukan jika penderita hepatitis D sudah mengalami kerusakan hati akibat sirosis dan fibrosis. Tujuannya untuk mengangkat hati yang sudah rusak dan menggantinya dengan hati yang sehat dari pendonor. Anda perlu melakukan kontrol rutin ke dokter, setidaknya 6 bulan sekali, untuk memantau perkembangan infeksi hepatitis B dan D.
Pencegahan hepatitis D
Pencegahan hepatitis D terbaik adalah dengan mencegah hepatitis B, caranya dengan:
- Menjalani vaksinasi hepatitis B
- Hindari penyalahgunaan NAPZA (terutama yang menggunakan jarum suntik)
- Jangan berganti-ganti pasangan seksual
- Gunakan kondom saat berhubungan intim jika pasangan seksual menderita hepatitis atau penyakit menular seksual
Medical Assistance kami siap bantu:
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Hepatitis A
Hepatitis A adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, yang Baca Selengkapnya...
Hepatitis B
Virus hepatitis B menular melalui paparan terhadap cairan tubuh penderita, misalnya akibat hubungan Baca Selengkapnya...
Hepatitis C
Hepatitis C menular melalui darah dan cairan tubuh. Sama seperti hepatitis B, gejala hepatitis C Baca Selengkapnya...
Hepatitis E
Gejala hepatitis E biasanya muncul 2-7 minggu setelah terinfeksi virus HEV, dan akan berlangsung Baca Selengkapnya...