Hipotensi

Senin, 05 Oktober 2020

Hipotensi

LinkSehat - Hipotensi (disebut juga tekanan darah rendah) adalah suatu keadaan medis dimana didapatkan tekanan darah dibawah 90/60 mmHg. Tekanan darah yang normal yaitu 120/80 mmHg. Namun ukuran tekanan darah yang normal bervariasi tiap orang. Tekanan darah tiap orang bisa berbeda dan perubahan 10 mmHg pada angka masih dianggap variasi normal. Perubahan mendadak hingga 20 mmHg dapat menimbulkan gejala hipotensi bahkan dapat mengancam nyawa.

Tekanan darah rendah tanpa gejala bisa dialami pada orang yang sehat sehingga tidak perlu diberikan pengobatan. Tekanan darah rendah juga bisa mengartikan adanya masalah terutama jika terjadi pada orang usia lanjut. Tekanan darah rendah dapat mengganggu aliran darah pada organ organ termasuk organ penting seperti jantung, otak, ginjal dan organ lainnya. Tekanan darah rendah kronis yang tanpa gejala bisa dikatakan tidak pernah menimbulkan hal serius. Tekanan darah rendah dapat menjadi hal yang serius jika tekanan darah turun secara mendadak sehingga aliran darah ke otak terganggu. 

Baik tekanan darah rendah maupun tinggi sama sama membahayakan terutama pada kelompok usia lanjut. Sekitar 10-20 persen orang dengan usia di atas 65 tahun memiliki hipotensi postural.

Gejala atau tanda hipotensi

Gejala hipotensi meliputi pusing, kepala terasa ringan, tubuh tidak seimbang, pandangan buram, lemas, lelah, mual, tangan kaki dingin, pingsan dan kulit pucat. Gejala lainnya bisa berupa kurangnya konsentrasi.

Hipotensi bisa juga dialami pada keadaan gawat darurat dimana juga didapati nadi teraba lemah atau nadi teraba cepat. Pada keadaan tersebut, gejala bisa berupa penurunan kesadaran, pasien gelisah dan bingung, tangan kaki dingin dan pucat, nafas yang cepat, dan nadi yang lemah atau cepat.

Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat jika Anda mengalami gejala hipotensi. Download Sekarang.

Penyebab hipotensi

Penyebab hipotensi tidak selalu diketahui. Beberapa berhubungan dengan kondisi hamil, gangguan hormonal seperti hormon tiroid, diabetes, rendahnya kadar gula, pengaruh obat, gagal jantung, gangguan irama jantung, pelebaran pembuluh darah, paparan panas yang berlebihan (heat exhaustion atau heat stroke), dan penyakit hati.

Namun ada juga beberapa penyebab hipotensi yang muncul secara mendadak seperti kondisi kehilangan darah yang berlebihan, suhu tubuh yang rendah atau tinggi, penyakit otot jantung sehingga menyebabkan gagal jantung, keadaan infeksi berat, dehidrasi berat, reaksi alkohol, dan reaksi alergi berat.

Hipotensi postural bisa terjadi pada pasien dengan dehidrasi, kurang makan, atau kurang istirahat. Bisa juga terjadi akibat pengaruh genetic make up, penuaan, infeksi, alergi, pengaruh obat, faktor psikologi dan konsumsi makan dan minuman.

Hipotensi postural biasa terjadi pada pasien yang mengkonsumsi obat darah tinggi. Bisa juga berhubungan dengan kehamilan, emosi kuat, pengerasan arteri (aterosklerosis), atau diabetes. Orang lanjut usia merupakan kelompok yang sering terjadi hipotensi ini, terutama jika memiliki gangguan sistem saraf autonom dan memiliki tekanan darah tinggi.

Hipotensi juga bisa timbul setelah makan biasanya disebabkan karena konsumsi terlalu banyak karbohidrat. Hipotensi tersebut disebut dengan hipotensi postprandial. Hal tersebut disebabkan karena adanya bendungan darah pada pembuluh darah di lambung dan usus.

Berikut beberapa obat yang berhubungan dengan hipotensi postural:

  • Obat darah tinggi.
  • Obat yang memiliki efek samping hipotensi seperti obat nitrat, obat antipsikotik, obat ereksi, dan lainnya.

Diagnosis hipotensi

Hipotensi bukan selalu tanda adanya penyakit atau kelainan. Jika muncul gejala hipotensi, dokter akan memeriksa kondisi dan mencari penyebab hipotensi. Data seperti umur, riwayat penyakit, gejala, dan kondisi sebelum hipotensi merupakan data yang dapat membantu dokter untuk mengetahui penyakit dan keadaan pasien. Pemeriksaan seperti tekanan darah dan nadi merupakan pemeriksaan yang penting, bahkan mungkin saja dokter akan melakukannya berkali-kali pada posisi yang berbeda.

Pemeriksaan tambahan seperti elektrokardiogram (EKG) dan echocardiogram mungkin saja dilakukan jika diperlukan. Pemeriksaan darah untuk mencari adanya anemia atau kadar gula juga bisa membantu mencari penyebab hipotensi.

Cara mengobati hipotensi

Pengobatan hipotensi diperlukan dan diberikan pada pasien hipotensi dengan gejala. Secara garis besar, hipotensi kronis diatasi dengan cara berikut:

  • Olahraga teratur.
  • Hindari angkat beban berat.
  • Ubah pola hidup seperti meningkatkan konsumsi garam.
  • Hindari berdiri terlalu lama, hindari paparan air panas seperti berendam.
  • Konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang mengkonsumsi obat tertentu.
  • Berganti posisi dengan perlahan dari duduk ke berdiri atau dari tidur ke berdiri.
  • Konsumsi air minum yang cukup dan tidak beralkohol, batasi konsumsi minuman alkohol, dan tingkatkan konsumsi minum jika sedang sakit, demam, atau berada di lingkungan yang panas.

Jika perubahan pola hidup tidak mengubah hipotensi dan gejalanya, maka dokter akan memberikan obat untuk membantu meningkatkan tekanan darah. Diskusikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan obat tersebut, karena tentunya memiliki efek samping seperti menahan air di dalam tubuh agar tidak di keluarkan melalui pipis, dan bisa menyebabkan pembengkakan ringan. Namun hal itulah yang diharapkan dari obat tersebut agar tekanan darah meningkat. Obat lainnya yaitu yang bekerja pada pembuluh darah.

Hal yang disebutkan di atas merupakan untuk kasus yang tidak gawat darurat. Jika tekanan darah rendah, nadi teraba lemah dan pasien memiliki riwayat muntah/diare, maka hal tersebut menandakan pasien dalam keadaan shock hipovolemik. Pengobatan harus dilakukan segera berupa pemberian cairan infus.

Bisakah hipotensi disembuhkan?

Bisa pada beberapa kasus. Namun jika hipotensi sudah kronis dan tidak ada gejala, maka tidak dilakukan pengobatan.

Jika dalam keadaan akut, pada keadaan syok karena dehidrasi misalnya, dapat diobati dengan cepat. Namun untuk kasus kronis, pengobatan membutuhkan waktu yang lebih lama dan tidak dapat ditentukan waktunya. Waktu penyembuhan tergantung dari reaksi tubuh tiap orang.

Cara mencegah hipotensi

Konsumsi air minum yang cukup, istirahat cukup, kurangi stress, dan olahraga teratur. Pada kasus diare atau muntah, sangat penting untuk mengganti cairan yang hilang dengan oralit agar tidak terjadi hipotensi.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)
Author dr. Kezia Christy dr. Kezia Christy
Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Hipertensi Saat Hamil

Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi sebelum, selama, Baca Selengkapnya...