Info Kesehatan

Senin, 28 September 2020
Kapan Harus Melakukan Tes COVID-19?
LinkSehat - Setelah semakin banyak jenis tes COVID-19 yang diluncurkan, Anda mungkin bertanya-tanya kapan harus melakukan tes atau haruskah Anda menunggu sampai muncul gejala. Tes COVID-19 terdiri dari tes PCR (Polymerase Chain Reaction) danrapid testuntuk mengetahui adanya infeksi.
Jika Anda merasa tidak enak badan atau khawatir telah terpapar COVID-19, lakukan tes untuk mengetahui apakah Anda benar-benar terpapar SARS-CoV-2. Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan COVID-19. Jadi, jika muncul gejala ringan, dokter mungkin meminta Anda untuk memulihkan diri di rumah (isolasi mandiri) dan melakukanphysical distancing demi mencegah penyebaran virus.
Untuk mengetahui kapan harus melakukan tes COVID-19, simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Siapa yang Harus Menjalani Tes COVID-19?
Bicarakan dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda perlu menjalani tes COVID-19 atau tidak. Selain itu, Anda juga bisa menghubungi rumah sakit atau departemen kesehatan setempat. Berikut kriteria orang yang menjadi prioritas untuk menjalani tes COVID-19 seperti yang ditulis dalamWebMD, di antaranya:
- Dirawat di rumah sakit.
- Bekerja di fasilitas kesehatan.
- Bekerja atau tinggal di mana banyak orang tinggal, seperti fasilitas perawatan jangka panjang atau penjara.
Selain itu, dilansir dariCenters for Disease Control and Prevention(CDC), berikut kriteria orang yang harus menjalani tes COVID-19:
- Orang yang memiliki gejala COVID-19.
- Orang tanpa gejala dan memiliki kontak erat dengan penderita COVID-19.
- Orang yang berada pada area transmisi tinggi COVID-19 dan melakukan aktivitas bersama (tanpa menggunakan masker atau melakukanphysical distancing).
- Orang yang bekerja di rumah perawatan.
- Orang yang mendapatkan pelayanan dalam rumah perawatan.
- Orang bekerja dalam bidang kesehatan.
- Orang tanpa gejala atau diduga terpapar SARS-CoV-2 untuk identifikasi awal dalam pengaturan khusus.
- Orang yang diuji untuk menentukan resolusi infeksi.
- Orang yang diuji untuk tujuan pengawasan kesehatan masyarakat dari penyebaran SARS-CoV-2.
Umumnya, tes COVID-19 dianjurkan pada individu yang memiliki gejala atau di antara individu tanpa gejala yang diketahui atau diduga terkena paparan SARS-CoV-2 untuk mencegah penularan.
Tes virus dilakukan di antara individu tanpa gejala dan diketahui atau diduga sudah terpapar SARS-CoV-2 sebagai identifikasi awal dan pengawasan terhadap individu tanpa gejala untuk mendeteksi titik penularan penyakit.
Tes COVID-19
Orang yang telah terpapar virus atau telah melakukan kontak dengan jarak yang sangat dekat dengan pasien positif harus melakukan tes COVID-19 terlepas apakah mereka mempunyai gejala atau tidak.
Dikutip dariAmira Roess, PhD,seorang profesor kesehatan epidemiologi global di Universitas George Mason menyampaikan dalamHealthline bahwa dengan mengidentifikasi individu yang positif terinfeksi pada awal perkembangan penyakit, bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala, seharusnya sebagian besar infeksi dapat dicegah.
Infeksi tanpa gejala adalah penyebab utama pandemi ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan individu tanpa gejala sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus kepada orang lain. Roess menambahkan bahwa orang-orang yang tidak pernah terpapar SARS-CoV-2 dan tanpa gejala sebaiknya tidak menjalani tes.
Jika Anda dites terlalu dini setelah terpapar, kemungkinan Anda memiliki hasil tes negatif palsu. MenurutDr. Abraar Karan, seorang dokter penyakit dalam di Brigham and Women’s Hospital and Harvard Medical School, apabila hasil tes PCR positif belum tentu virus tersebut dapat menular.
Meskipun hasil tes PCR positif, penelitian menunjukkan bahwa pada beberapa orang hanya sedikit atau tidak ada sama sekali virus yang dapat berkembang biak setelah 9 hingga 10 hari. Ini berarti seseorang telah terinfeksi virus di masa lampau, tetapi tidak bisa lagi menularkan ke orang lain. Namun, hasil TES PCR bisa tetap positif selama beberapa minggu setelah infeksi aktif.
Kapan Harus Melakukan Tes COVID-19?
MenurutDr. Amy B. Karger, seorang direktur medis di University of Minnesota Health West Bank Laboratory dalamHealthline, jenis tes antibodi harus dilakukan oleh individu yang memiliki gejala COVID-19 yang tidak mempunyai akses cepat untuk melakukan tes PCR.
Biasanya dibutuhkan sekitar 1 atau 2 minggu untuk mengembangkan antibodi setelah gejala mulai muncul. Itulah mengapa tes antibodi kurang ideal untuk diagnosis jika Anda mengalami gejala kurang dari seminggu. Tes antibodi juga tidak disarankan dalam 8 hari setelah timbul gejala.
Dalam jangka waktu tersebut, kemungkinan antibodi Anda belum terbentuk sehingga berisiko tinggi mendapatkan hasil negatif yang palsu.
Anda diharuskan untuk melakukan tes COVID-19 pada 9 hingga 14 hari setelah gejala muncul. Tes antibodi berguna pada orang yang tidak bergejala yang pernah mengalami penyakit dengan gejala yang mirip COVID-19. Ini juga berguna jika Anda terpapar oleh penderita COVID-19 di 14 hari sebelumnya. Dalam kasus tersebut, dari hasil tes antibodi menunjukkan apakah Anda pernah terinfeksi virus di masa lalu atau tidak.
Belum diketahui bahwa memiliki antibodi berarti Anda memiliki kekebalan terhadap COVID-19, tetapi ada bukti yang mendukung hal tersebut. Selain itu, tes antibodi mungkin menunjukkan hasil positif yang palsu, terutama jika Anda tidak memiliki gejala COVID-19. Karena pada dasarnya tes antibodi hanya menunjukkan informasi tentang riwayat seseorang yang pernah terinfeksi virus. Meski begitu, penting bagi Anda untuk selalu menjaga jarak dan menggunakan masker jika hasil tes antibodi positif.
Kapan Harus Tes Ulang COVID-19?
Jika Anda sudah pernah menjalani tes PCR dan kemudian terpapar atau mengalami gejala COVID-19, Anda harus menjalani tes ulang.Dr. Sophia Yohe, seorang direktur di University of Minnesota Molecular Diagnostics Laboratory dan direktur medis di M Health Fairview, mengatakan bahwa saat ini belum ada data yang memadai tentang apakah individu tanpa gejala dan yang tidak terpapar sebelumnya dengan hasil tes PCR negatif harus menjalani tes berkala atau tidak.
Jika Anda seorang tenaga kesehatan yang mengetahui atau menduga bahwa Anda menderita COVID-19, Anda harus mengikuti aturan yang berlaku agar Anda dapat kembali berada di sekitar orang di luar tempat kerja. Kapan Anda dapat kembali bekerja tergantung pada faktor dan situasi yang berbeda-beda.
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Tes COVID-19?
Hasil tes positif menunjukkan bahwa saat ini Anda baru terpapar virus. Terus pantau gejala yang Anda rasakan dan segera hubungi dokter atau penyedia layanan jika Anda mengalami kesulitan bernapas dan bibir atau wajah kebiruan.
Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk menghindari penyebaran virus:
- Tutup mulut dan hidung saat Anda batuk dan bersin.
- Cuci tangan pakai sabun sesering mungkin.
- Tetap di rumah, kecuali untuk mendapatkan perawatan medis.
- Kenakan masker saat Anda berada di sekitar orang lain di rumah.
- Jangan berbagi piring, cangkir, peralatan makan, atau seprai dengan orang lain.
- Bersihkan dan disinfeksi permukaan barang-barang, seperti ponsel, gagang pintu, dan lain-lain secara rutin.
Jika hasil tes positif dan Anda memiliki gejala COVID-19, Anda harus mengisolasi diri sampai Anda memenuhi kriteria berikut ini:
- Gejala membaik seiring waktu.
- Setidaknya selama 10 hari setelah gejala muncul.
- Anda tidak demam, setidaknya selama 24 jam tanpa menggunakan obat penurun demam.
Jika Anda dinyatakan positif tapi tidak menunjukkan gejala, lakukan isolasi mandiri selama 10 hari setelah tes. Bicarakan dengan dokter Anda tentang apa yang harus Anda lakukan setelah masa isolasi mandiri.
Jika tes COVID-19 Anda dinyatakan negatif, Anda mungkin tidak memiliki virus tersebut pada saat tes. Tapi Anda masih bisa terpapar virus di kemudian hari. Sebab itu, ikuti aturan jarakphysical distancing dan sering mencuci tangan pakai sabun.
Ingin tes PCR atau rapid test? Daftar di Rumah Sakit terdekat melalui aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.
Medical Assistance kami siap bantu:
- https://www.webmd.com/lung/coronavirus-testing#1
- https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/testing-overview.html
- https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/if-you-are-sick/end-home-isolation.html
- https://www.healthline.com/health-news/when-should-you-get-a-covid-19-test-what-about-an-antibody-test#Getting-tested-for-COVID-19-
- https://www.healthline.com/health-news/when-should-you-get-a-covid-19-test-what-about-an-antibody-test
- https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/community/organizations/testing-non-healthcare-workplaces.html
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Seberapa Efektif Rapid Test untuk Deteksi COVID-19?
Berkat skrining awal rapid test, semakin banyak jumlah kasus positif COVID-19 yang dapat Baca Selengkapnya...