Info Kesehatan

Senin, 11 Januari 2021
Kenali Gejala Perimenopause, Fase Transisi Sebelum Menopause
LinkSehat - Menopause menandai akhir dari reproduksi wanita. Ada berbagai tahap sebelum Anda mencapai menopause, salah satunya adalah perimenopause.
Perimenopause juga dikenal sebagai fase transisi menuju menopause karena terjadi sebelum menopause. Meskipun keduanya merupakan bagian dari transisi kehidupan wanita, menopause dan perimenopause memiliki gejala dan pengobatan yang berbeda.
Apa Itu Perimenopause?
Perimenopause adalah waktu tubuh Anda mengalami masa transisi alami menuju menopause sebagai tanda akhir tahun-tahun reproduksi. Perimenopause juga disebut sebagai fase transisi menopause.
Setiap wanita memulai perimenopause pada usia yang berbeda-beda. Anda mungkin mendapati adanya gejala perimenopause, seperti ketidakteraturan menstruasi di usia 40-an. Namun, ada pula beberapa wanita yang mengalami perubahan sejak pertengahan usia 30-an.
Kadar hormon estrogen di dalam tubuh Anda naik dan turun secara tidak merata selama perimenopause. Siklus menstruasi Anda dapat memanjang atau memendek, dan Anda mungkin mulai mengalami siklus menstruasi di mana ovarium tidak melepaskan sel telur (ovulasi).
Anda mungkin juga mengalami gejala mirip menopause, sepertihot flashes, gangguan tidur, dan vagina kering. Tersedia perawatan untuk membantu meringankan gejala ini. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan terlebih dahulu.
Setelah melewati 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi, itu berarti Anda telah mencapai menopause dan periode perimenopause telah berakhir.
Bagaimana Tahapan Menopause?
Dokter telah mengidentifikasi tiga tahap menopause, yaitu perimenopause, menopause, dan pascamenopause.
1. Perimenopause
Perimenopause biasanya terjadi 3 sampai 4 tahun sebelum seorang wanita memasuki masa menopause, tetapi bisa dimulai lebih dini, yaitu 10 tahun sebelumnya. Selama perimenopause, ovarium mulai mengurangi jumlah estrogen yang dihasilkan.
Pada akhirnya, ovarium akan berhenti melepaskan sel telur dan Anda akan berhenti mengalami menstruasi. Seorang wanita bisa mengalami perimenopause dan tetap hamil.
2. Menopause
Menopause adalah kondisi saat seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Selama menopause, ovarium tidak lagi melepaskan sel telur dan jumlah estrogen yang diproduksi sangat menurun. Gejala yang dialami pada perimenopause dapat berlanjut hingga menopause.
3. Pascamenopause
Pascamenopause adalah tahap setelah menopause di mana seorang wanita mungkin mengalami peningkatan gejala akibat produksi estrogen yang semakin menurun. Namun, gejala menopause umumnya akan berkurang. Tersedia perawatan di penyedia layanan kesehatan, tetapi memiliki efek samping yang perlu didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter.
Apa Saja Gejala Perimenopause?
Selama perimenopause, beberapa perubahan mungkin terjadi di tubuh Anda, seperti:
1. Menstruasi Tidak Teratur
Saat ovulasi tidak teratur, jangka waktu antara setiap periode menstruasi mungkin lebih lama atau lebih pendek, aliran darah mungkin ringan hingga berat, dan Anda mungkin melewatkan beberapa periode menstruasi.
Jika Anda mengalami perubahan terus-menerus selama 7 hari atau lebih dalam panjang siklus menstruasi, Anda mungkin mengalami perimenopause dini. Sedangkan jika memiliki waktu 60 hari atau lebih di antara periode menstruasi, kemungkinan besar Anda mengalami perimenopause akhir.
2. Hot Flashes dan Gangguan Tidur
Hot flashesadalah sebuah sensasi hangat pada tubuh bagian atas, yang biasanya lebih dirasakan di daerah wajah, leher, dan dada.
Hot flashsering terjadi selama perimenopause dengan intensitas dan frekuensi yang bervariasi. Gangguan tidur sering kali disebabkan olehhot flash atau keringat di malam hari, tetapi terkadang jam tidur menjadi tidak dapat diperkirakan meski tanpa kondisi tersebut.
3. Perubahan Suasana Hati
Perubahan suasana hati seperti lekas marah atau peningkatan risiko depresi dapat terjadi selama perimenopause. Gejala ini mungkin disebabkan oleh gangguan tidur yang berhubungan denganhot flashes. Perubahan suasana hati juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan perubahan hormonal perimenopause.
4. Masalah Vagina dan Kandung Kemih
Ketika kadar hormon estrogen berkurang, jaringan vagina mungkin kehilangan lubrikasi dan elastisitas, sehingga terasa menyakitkan selama berhubungan intim. Estrogen yang rendah juga dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih (ISK) atau vagina. Kehilangan jaringan tonus dapat menyebabkan inkontinensia urine atau susah menahan buang air kecil.
5. Masalah Kesuburan
Saat ovulasi menjadi tidak teratur, kemampuan Anda untuk hamil semakin menurun. Namun, selama Anda masih mengalami menstruasi, kehamilan pun masih memungkinkan. Jika ingin menghindari kehamilan, gunakan alat kontrasepsi sampai Anda tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan.
6. Perubahan Fungsi Seksual
Selama perimenopause, gairah dan hasrat seksual bisa berubah. Jika Anda memiliki keintiman seksual yang memuaskan sebelum menopause, kemungkinan ini akan berlanjut hingga perimenopause dan seterusnya.
7. Kehilangan Tulang
Dengan menurunnya tingkat estrogen, Anda mulai kehilangan tulang lebih cepat, sehingga meningkatkan risiko osteoporosis yang menyebabkan tulang rapuh.
8. Perubahan Kadar Kolesterol
Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan pada kadar kolesterol darah, termasuk peningkatanlow-density lipoprotein(LDL) atau kolesterol jahat yang berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung.
Pada saat yang sama, terjadi penurunanhigh-density lipoprotein(HDL) atau kolesterol baik pada banyak wanita seiring bertambahnya usia yang juga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Mengapa Perimenopause Memengaruhi Libido?
Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke vagina. Ini dapat menyebabkan jaringan vagina dan labia menjadi lebih tipis, serta kurang sensitif terhadap rangsangan seksual.
Aliran darah yang menurun juga dapat mempengaruhi lubrikasi vagina dan gairah secara keseluruhan. Akibatnya, Anda mungkin tidak menikmati seks karena tidak nyaman atau menyakitkan. Anda mungkin juga mengalami kesulitan orgasme.
Kadar hormon yang berfluktuasi selama perimenopause dan menopause dapat memengaruhi kesehatan mental wanita yang berdampak pada penurunan libido. Perubahan tingkat hormon yang mungkin dialami selama menopause dapat membuat Anda mudah tersinggung atau tertekan.
Rekomendasi Perubahan Gaya Hidup Selama Perimenopause
Pilihan gaya hidup sehat berikut ini dapat membantu meringankan beberapa gejala perimenopause dan meningkatkan kesehatan seiring bertambahnya usia, di antaranya:
1. Jaga Kelembapan Vagina
Gunakan pelembap atau pelumas vagina berbahan dasar air yang dijual bebas. Pilih produk yang tidak mengandung gliserin, karena dapat menyebabkan rasa terbakar atau iritasi pada wanita yang sensitif terhadap gliserin. Tetap aktif secara seksual juga membantu meningkatkan aliran darah ke vagina.
2. Konsumsi Makanan Sehat
Karena risiko osteoporosis dan penyakit jantung meningkat selama perimenopause, sangat penting untuk menjaga pola makan yang sehat. Lakukan diet rendah lemak dan tinggi serat yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Tambahkan juga makanan yang kaya akan kalsium.
Tanyakan kepada dokter apakah Anda juga harus mengonsumsi suplemen kalsium dan apakah Anda membutuhkan lebih banyak vitamin D untuk membantu tubuh menyerap kalsium. Hindari alkohol dan kafein karena mungkin dapat memicuhot flash.
3. Olahraga Secara Teratur
Olahraga teratur dan aktivitas fisik dapat membantu mencegah penambahan berat badan, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan suasana hati. Cobalah berolahraga selama 30 menit setiap hari dalam seminggu. Olahraga secara teratur telah terbukti mengurangi risiko patah tulang pinggul (hip fracture) pada wanita yang berusia lebih tua dan memperkuat kepadatan tulang.
4. Penuhi Kebutuhan Jam Tidur
Usahakan untuk menjaga jadwal tidur yang konsisten. Hindari kafein dan minum terlalu banyak alkohol yang dapat mengganggu tidur Anda di malam hari.
5. Meditasi atau Yoga
Kegiatan seperti meditasi atau yoga dapat meningkatkan relaksasi dan kesehatan yang baik seumur hidup. Lakukan teknik pengurangan stres tersebut yang mungkin sangat membantu selama perimenopause.
Punya pertanyaan seputar gejala dan pengobatan perimenopause? Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan melalui aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.
Medical Assistance kami siap bantu:
- https://www.healthline.com/health/menopause/difference-perimenopause
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/perimenopause/diagnosis-treatment/drc-20354671
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/perimenopause/symptoms-causes/syc-20354666
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/318660
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/320266
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Dismenore, Penyebab Kram Perut Saat Haid
Meski seringkali bersifat ringan, pada sebagian wanita, dismenore bisa sangat berat hingga Baca Selengkapnya...
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
PCOS dapat terjadi pada wanita di masa usia suburnya dan dapat memengaruhi kesuburan wanita.
Menopause
Menopause merupakan suatu proses normal dimana seorang wanita tidak lagi mengalami siklus Baca Selengkapnya...