Menopause

Senin, 23 November 2020

Menopause

LinkSehat - Menopause merupakan suatu proses normal dimana seorang wanita tidak lagi mengalami siklus menstruasi. Seorang wanita dinyatakan sudah memasuki menopause jika dalam 12 bulan tidak menstruasi. Diantara masa menopause disebut dengan masa perimenopause yaitu saat siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan semakin jarang.

Menopause biasanya terjadi pada usia 40-50 an. Beberapa gejala yang bisa muncul ketika memasuki masa menopause yaitu badan terasa panas, dan naik turunnya emosi yang mengganggu siklus tidur dan energi Anda.

Gejala atau tanda menopause

Gejala yang bisa dialami pada masa perimenopause yaitu:

  • Badan terasa panas.
  • Perubahanmood.
  • Rambut menipis.
  • Kulit menjadi kering.
  • Pengeroposan tulang.
  • Sendi nyeri dan kaku.
  • Denyut jantung cepat.
  • Perubahan siklus tidur.
  • Peningkatan berat badan.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Mukosa vagina menjadi lebih kering.
  • Payudara mengecil atau mengendur.
  • Siklus menstruasi yang tidak teratur dan semakin jarang.

Tanda dan gejala ini bisa beragam dari setiap wanita. Biasanya sebelum memasuki menopause, siklus menstruasi semakin jarang dan tidak teratur. Meski begitu, kehamilan masih mungkin terjadi. Siklus menstruasi yang tidak teratur juga membuat masa subur sulit diprediksi sehingga banyak wanita yang meyakini dirinya menopause namun ternyata hamil. Maka dari itu pemeriksaan kehamilan tetap dilakukan dokter untuk menegakkan diagnosa menopause.

Anda dapat Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat dengan dokter spesialis kandungan untuk mengatasi gejala menopause. Download sekarang.

Biaya berobat menopause

Besaran biaya pengobatan menopause tergantung pada kondisi pasien, jenis tindakan medis yang dilakukan serta pilihan rumah sakit. Untuk perkiraan biaya pengobatan menopause di dalam atau luar negeri, hubungi Medical Consultant LinkSehat melalui WhatsApp 0857 8000 8707 atau isi formulir konsultasi gratis di sini.

Penyebab menopause

Menopause merupakan proses normal yang akan dialami setiap wanita. Pada usia yang semakin bertambah, fungsi sistem reproduksi pun menurun. Begitu pula dengan penurunan jumlah hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh sel telur. Pada usia 50-an tahun, rata-rata wanita akan berhenti menstruasi dan ovarium berhenti mengeluarkan sel telur. Namun ada beberapa penyebab lain yang bisa menyebabkan menopause. Diantaranya yaitu:

  • Kemoterapi dan terapi radiasi. Pengobatan kanker berupa kemoterapi dan terapi radiasi dapat memicu menopause. Gangguan tersebut biasanya dialami jika radiasi ditujukan pada ovarium. Radiasi pada target organ lain, tidak akan menyebabkan menopause.
  • Insufisiensi ovum primer. Yang dimaksud dengan insufisiensi ovum primer yaitu rendahnya jumlah sel telur dikarenakan ovarium yang tidak dapat memproduksi sel telur dalam jumlah normal. Hal tersebut bisa dikarenakan faktor genetik, bisa juga karena penyakit autoimun. Namun kebanyakan tidak diketahui penyebab dari insufisiensi tersebut.
  • Operasi pengangkatan ovarium (oophorectomy). Operasi pengangkatan ovarium biasanya dilakukan pada kasus kanker ovarium. Normalnya ovarium merupakan organ utama yang mengeluarkan sel telur dimana sel telur ini akan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Maka dari itu operasi pengangkatan ovarium akan menyebabkan menopause.

Estrogen memiliki beberapa fungsi penting seperti melindungi dari penyakit jantung, mata serta menjaga kepadatan tulang. Pada keadaan menopause, kadar estrogen dalam tubuh akan menurun drastis sehingga dapat timbul komplikasi berupa resiko penyakit jantung, katarak dan pengeroposan tulang (osteoporosis).

Selain itu, menopause juga akan menyebabkan elastisitas vagina serta uretra atau saluran kemih berkurang sehingga pasien bisa mengalami gangguan kontrol berkemih serta ketidaknyamanan saat melakukan hubungan seksual. Kadar hormon pemicu seksual atau libido juga berkurang.

Pada pasien dengan menopause, akan terjadi penurunan metabolisme tubuh sehingga akan berdampak pada meningkatnya berat badan pasien.

Diagnosis menopause

Tanda dan gejala pasien menopause sudah cukup membantu dokter dalam menegakkan diagnosa menopause. Namun dokter bisa saja melanjutkan dengan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan kadar hormon stimulasi folikel (follicle stimulating hormone/FSH), hormon estrogen, dan hormon tiroid untuk memastikan diagnosa menopause. FSH bisa meningkat hingga lebih dari 30 mIU/mL. Pemeriksaan lainnya bisa berupa kadar lipid darah, fungsi ginjal, dan fungsi hati.

Cara mengobati menopause

Pada kasus menopause akibat insufisiensi sel telur, biasanya menopause terjadi sebelum usia 40 tahun. Estrogen memiliki fungsi untuk melindungi otak, jantung dan tulang. Maka dari itu, dokter biasanya akan memberikan obat hormon untuk menjaga fungsi otak, jantung dan tulang. Estrogen juga bisa didapat melalui makanan dan minuman seperti kacang kedelai,flaxseed, buah dan sayur. Namun sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter sebelum menentukan pengobatan yang Anda pilih. Kandungan estrogen dihindari pada pasien yang sedang hamil dan menyusui.

Pilihan pengobatan lainnya yaitu dengan estrogen yang dimasukkan melalui vagina. Obat ini bisa dalam bentuk krim, tablet atau bentuk cincin. Obat ini bisa membantu ketidaknyamanan dalam berhubungan seksual dan membantu meringankan gejala berkemih. Obat lain yang bisa diberikan yaitu obat anti depresi jika pasien memiliki gejala depresi, serta beberapa obat-obatan lain yang bertujuan untuk mengurangi gejala. Namun penggunaan obat-obatan harus sesuai dengan anjuran dokter.

Bisakah menopause disembuhkan?

Menopause tidak dapat disembuhkan namun gejalanya dapat diatasi dengan obat. Hingga kini tidak ada cara untuk mencegah menopause karena proses tersebut merupakan proses normal yang dialami setiap wanita.

Cara merawat pasien menopause di rumah

Pemberian air dingin, menghindari makan makanan pedas, menghindari alkohol serta menghindari ruangan panas dapat mengurangi gejala panas dalam tubuh saat menopause. Istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi dan seimbang (terutama mengandung provitamin D, kalsium dan magnesium), olahraga teratur, berjemur, tidak merokok serta latihan teknik relaksasi dapat membantu pasien mengatasi gejala menopause.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)


Author dr. Kezia Christy dr. Kezia Christy
Reviewed by dr. Edwin Jonathan dr. Edwin Jonathan

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Dismenore, Penyebab Kram Perut Saat Haid

Meski seringkali bersifat ringan, pada sebagian wanita, dismenore bisa sangat berat hingga Baca Selengkapnya...

Pakai Pembalut, Tampon, atau Menstrual Cup? Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Tak jarang wanita merasa dilema harus memilih pembalut, tampon, atau menstrual cup sebagai alat Baca Selengkapnya...