Penyakit GERD

Jumat, 10 Januari 2020

Penyakit GERD

LinkSehat - GERD (penyakit refluks gastroesofageal)adalah kondisi dimana asam lambung naik ke atas esofagus (refluks), refluks asam lambung ringan terjadi sebanyak minimal dua kali dalam seminggu, atau refluks asam lambung berat yang muncul minimal seminggu sekali.

Refluks asam lambung dapat mengiritasi lapisan esophagus, membuat Anda merasa tidak nyaman serta dada seperti terbakar (heartburn). Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi yang serius. Umumnya, GERD bisa dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan meminum obat. Namun, beberapa penderita GERD dengan gejala yang lebih berat mungkin membutuhkan tindakan operasi untuk mengatasi keluhan mereka.

Gejala GERD

Penderita GERD umumnya merasakan keluhan berikut ini :

  • Nyeri dada.
  • Tidur yang terganggu.
  • Gangguan pernapasan, seperti batuk lama atau asma.
  • Sulit menelan, terasa ada yang mengganjal di tenggorokan.
  • Heartburn. Sensasi terbakar di dada yang menjalar ke leher, terasa setelah makan dan memberat pada malam hari.
  • Lidah terasa asam atau pahit. Hal ini disebabkan oleh asam lambung yang naik sampai lidah. Mungkin disertai muntahan makanan atau cairan dari lambung.

Sebaiknya Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat jika Anda memiliki GERD dan sering kambuh. Download Sekarang.

Kapan harus ke dokter?

Segera datang ke IGD jika Anda merasakan nyeri dada disertai sesak napas atau nyeri di tangan atau rahang. Mungkin saja ini merupakan gejala serangan jantung.

Anda perlu berobat ke dokter jika keluhan GERD Anda tidak berkurang, atau Anda seringkali mengalaminya dan sudah mencoba mengatasi dengan meminum obat yang dijual bebas lebih dari dua kali seminggu.

Penyebab GERD

Pada bagian bawah esophagus terdapat otot melingkar yang berfungsi untuk membuka tutup ujung esofagus setiap Anda menelan makanan. Ketika makanan akan memasuki lambung, otot tersebut akan membuka lalu menutup kembali untuk mencegah asam lambung naik ke esophagus (refluks).

GERD terjadi jika otot tersebut tidak berfungsi secara baik, ujung esophagus tidak tertutup sempurna sehingga asam lambung beserta isi lambung lainnya dapat naik ke atas. Asam lambung akan mengiritasi esophagus hingga menimbulkan radang dan nyeri dada.

Kondisi berikut meningkatkan risiko Anda terkena GERD:

  • Kehamilan.
  • Kegemukan (obesitas).
  • Pengosongan lambung yang tertunda.
  • Penyakit jaringan ikat, seperti scleroderma.
  • Bagian lambung memasuki rongga dada melalui sekat diafragma (hernia hiatal).

Faktor yang memperparah refluks asam lambung antara lain sebagai berikut:

  • Merokok.
  • Makan porsi besar atau makan di malam hari.
  • Meminum obat tertentu seperti aspirin, ibuprofen.
  • Meminum minuman tertentu seperti alkohol, kopi, soda.
  • Memakanan makanan tertentu seperti makanan berlemak, makanan yang digoreng, makanan pedas.

Diagnosis GERD

Dokter akan menanyakan mengenai gejala yang Anda rasakan lalu melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan mengkonfirmasi dugaan GERD melalui beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti endoskopi esophagus dan lambung, rontgen saluran cerna atas disertai menelan barium, manometer esophagus, atau monitor pH esofagus. Dokter akan menyarankan metode terbaik di antara beberapa pilihan tersebut.

Pengobatan GERD

Awalnya, Anda dapat melakukan perubahan gaya hidup dan meminum obat untuk menetralkan asam lambung. Jika keluhan tidak mereda, dokter akan memberikan obat yang berfungsi untuk menurunkan produksi asam lambung serta memperbaiki fungsi otot bagian bawah esophagus .

Jika kondisi tidak juga membaik setelah pemberian obat, atau jika Anda tidak menginginkan pemakaian obat jangka panjang, dokter akan menyarankan tindakan operasi.

Pencegahan GERD

GERD dapat dicegah dengan mengurangi kemungkinan refluks asam lambung. Beberapa kebiasaan berikut ini dapat Anda lakukan, seperti:

  • Berhenti merokok.
  • Berlatih teknik relaksasi.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Jangan tiduran setelah makan.
  • Hindari memakai celana ketat.
  • Kunyah makanan secara perlahan.
  • Makan dengan porsi yang lebih sedikit.
  • Mengunyah permen karet setelah makan.
  • Tinggikan posisi bantal Anda, jika Anda merasakan keluhanheartburn menjelang tidur.
  • Hindari makanan dan minuman pencetus refluks asam lambung, seperti makanan berlemak, makanan digoreng, makanan pedas, buah sitrus (jeruk asam), nanas, tomat, alcohol, coklat,mint, bawang putih, bawang merah, alkohol, minuman bersoda, dan minuman berkafein (kopi dan susu).
Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)
Author dr. Diryati Widyantari dr. Diryati Widyantari
Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Penyakit Maag

Meski bukan penyakit khusus, maag dan gangguan pencernaan lainnya tidak boleh dianggap ringan karena Baca Selengkapnya...

Kanker Lambung

Gejala kanker lambung ini sering disalahartikan sebagai gejala sakit maag biasa sehingga tidak Baca Selengkapnya...