Info Kesehatan

Jumat, 08 Januari 2021
6 Jenis Penyakit Mirip ADHD, Orangtua Wajib Tahu
LinkSehat - Jika anak Anda kesulitan untuk duduk diam dan memusatkan perhatian di sekolah, sering kehilangan barang, menyela, dan berbicara terlalu banyak, jangan hanya berasumsi bahwa mereka mengidap gangguan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).
Gejalanya mungkin tampak jelas, tetapi sebelum Anda menyimpulkan, Anda harus tahu bahwa penyakit ADHD tidak sesederhana itu. Seorang dokter harus mengidentifikasi ADHD dengan cara mengamati perilaku anak. Tidak ada pemeriksaan darah ataupun scan otak yang dapat memastikan diagnosis pasti.
Ada jenis penyakit lainnya yang memiliki gejala yang sama atau mirip dengan ADHD. Penting bagi dokter Anda untuk mencari semua kemungkinan sebelum mengambil kesimpulan. Apa saja jenis penyakit mirip ADHD? Simak daftarnya di bawah ini.
1. Gangguan Kecemasan
Kecemasan adalah emosi yang normal dan menjadi cara otak untuk bereaksi terhadap stres dan memperingatkan adanya potensi bahaya. Rasa cemas yang muncul sesekali bukan masalah, tapi berbeda dengan gangguan kecemasan.
- Gangguan kecemasan adalah sekelompok penyakit mental yang menyebabkan kecemasan dan ketakutan terus-menerus. Kecemasan yang berlebihan dapat membuat anak menghindari sekolah, pertemuan keluarga, dan situasi sosial lainnya yang dapat memicu atau memperburuk gejala, seperti:
- Mual.
- Pusing.
- Otot tegang.
- Mulut kering.
- Sesak napas.
- Memiliki gangguan tidur.
- Tidak mampu berkonsentrasi.
- Panik, ketakutan, dan gelisah.
- Tidak bisa tetap tenang dan diam.
- Jantung berdegup kencang (palpitasi).
- Bernapas lebih cepat dari biasanya (hiperventilasi).
- Memikirkan suatu masalah berulang kali dan tidak bisa berhenti.
- Tangan atau kaki dingin, berkeringat, mati rasa, atau kesemutan.
- Secara intens atau obsesif menghindari objek atau tempat yang ditakuti.
Ada banyak faktor penyebab gangguan kecemasan, termasuk:
- Genetika.
- Penyalahgunaan obat.
- Peristiwa stres yang pernah dilihat atau alami.
- Sirkuit dalam otak yang mengatur rasa takut dan emosi terganggu.
- Kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, paru-paru, dan tiroid memicu gejala yang mirip dengan gangguan kecemasan atau memperburuk gejala kecemasan.
Untungnya banyak penderita gangguan kecemasan bisa mengatur perasaannya setelah menjalani pengobatan.
2. Depresi
Depresi pada masa kanak-kanak berbeda dari kesedihan normal dan emosi sehari-hari yang terjadi saat seorang anak berkembang. Hanya karena seorang anak tampak sedih, bukan berarti mereka mengalami depresi berat.
Depresi pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berhubungan dengan kesehatan fisik, peristiwa yang dialami di kehidupan, riwayat keluarga, lingkungan, genetika, dan gangguan metabolik.
Jika kesedihan terus berlanjut atau mengganggu aktivitas sosial, minat, tugas sekolah, atau kehidupan keluarga yang normal, kemungkinan anak Anda mengidap depresi. Gejala depresi pada anak yaitu:
- Mudah marah.
- Sulit berkonsentrasi.
- Lelah dan energi rendah.
- Suara keras atau tangisan.
- Menghindari aktivitas sosial.
- Perasaan tidak berharga atau bersalah.
- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
- Pikiran atau konsentrasi mudah terganggu.
- Peningkatan kepekaan terhadap penolakan.
- Perasaan sedih dan putus asa yang terus-menerus.
- Perubahan jam tidur, sulit tidur atau tidur berlebihan.
- Perubahan nafsu makan, baik meningkat atau menurun.
- Keluhan fisik, seperti sakit perut dan sakit kepala yang tidak mempan dengan pengobatan.
- Berkurangnya kemampuan di aktivitas sosial, seperti acara dan kegiatan di rumah bersama teman, di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan dalam hobi atau minat lainnya.
3. Bipolar Disorder
Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah adalah kondisi kesehatan mental di mana perubahan suasana hati terjadi secara ekstrem, meliputi gejala manik (sangat senang) dan depresif (sangat sedih).
Saat mengalami depresi, anak mungkin merasa sedih atau putus asa dan kehilangan minat atau kesenangan dalam sebagian besar aktivitas. Ketika suasana hati berubah menjadi manik, anak mungkin merasa gembira, penuh energi, atau mudah tersinggung. Perubahan suasana hati ini dapat memengaruhi jam tidur, energi, aktivitas, penilaian, perilaku, dan kemampuan berpikir jernih.
Gejala gangguan bipolar dibagi menjadi gejala manik dan gejala depresif. Gejala manik yaitu:
- Impulsif.
- Mudah terdistraksi.
- Penurunan kebutuhan tidur.
- Banyak bicara yang tidak biasa.
- Peningkatan aktivitas, energi, atau agitasi.
- Pikiran yang terlalu cepat berpindah-pindah.
- Rasa percaya diri yang berlebihan (euforia).
- Secara tidak normal ceria, gelisah, atau kaku.
Sedangkan gejala depresif yaitu:
- Perasaan tidak berharga.
- Rasa bersalah yang berlebihan.
- Kelelahan atau kehilangan energi.
- Insomnia atau terlalu banyak tidur.
- Kegelisahan atau perilaku yang melambat.
- Penurunan atau peningkatan nafsu makan.
- Berpikir, merencanakan, atau mencoba bunuh diri.
- Penurunan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi.
- Penurunan berat badan atau penambahan berat badan.
- Kehilangan minat pada semua atau hampir semua aktivitas.
- Tertekan, seperti perasaan sedih, kosong, putus asa, atau menangis.
4. Gangguan Belajar
Gangguan proses belajar adalah masalah yang memengaruhi cara seseorang menerima dan memproses informasi. Orang dengan gangguan belajar mungkin mengalami masalah dengan bacaan, penulisan, perhitungan, atau memahami arah.
Kondisi ini tidak ada hubungannya dengan seberapa pintar seseorang. Mereka mungkin hanya melihat, mendengar, atau memahami sesuatu secara berbeda. Ada strategi yang bisa dipelajari seseorang untuk membuatnya lebih mudah menghadapi perbedaan ini.
Ada banyak jenis ketidakmampuan belajar yang dapat memengaruhi orang secara berbeda. Penting untuk dicatat bahwa ADHD dan autisme tidak sama dengan gangguan proses belajar belajar. Jenis utama gangguan belajar meliputi:
- Disgrafia memengaruhi kemampuan menulis.
- Dyspraxia memengaruhi keterampilan motorik.
- Dyscalculia mempengaruhi kemampuan dalam mengerjakan matematika.
- Disleksia memengaruhi cara memproses bahasa, serta kesulitan membaca dan menulis.
- Gangguan pemrosesan visual adalah kondisi ketika seseorang kesulitan dalam menafsirkan informasi visual.
- Gangguan pemrosesan pendengaran adalah masalah dengan cara otak ketika memproses suara yang diterima.
5. Oppositional Defiant Disorder
ODD (oppositional defiant disorder) adalah gangguan perilaku di mana seorang anak menunjukkan suasana hati yang marah atau rewel, perilaku menantang atau agresif, dan dendam terhadap orang yang berwenang.
Banyak anak dan remaja ODD juga memiliki masalah perilaku lain, seperti ADHD, kesulitan belajar, gangguan mood (seperti depresi), dan gangguan kecemasan. Beberapa anak ODD terus mengalami gangguan perilaku yang lebih serius, ini disebut gangguan perilaku (conduct disorder atau perilaku agresif)..
Gejala ODD pada anak mungkin termasuk:
- Mengamuk berulang kali.
- Mudah terganggu oleh orang lain.
- Sering meluapkan amarah dan kebencian.
- Menyalahkan orang lain atas kesalahannya.
- Menjadi pendendam dan membalas dendam.
- Mengganggu atau membuat orang lain marah.
- Mengumpat atau menggunakan bahasa cabul.
- Secara aktif menolak untuk mematuhi permintaan dan aturan.
- Mengatakan hal-hal yang kejam dan penuh kebencian saat kesal.
- Berdebat berlebihan dengan orang dewasa, terutama yang berwenang.
6. Kehilangan Pendengaran atau Penglihatan
Jika anak Anda tidak dapat melihat atau mendengar dengan baik, mereka dapat mengalami masalah di sekolah. Anak mungkin tidak dapat melihat papan tulis atau mendengar guru saat menjelaskan materi. Masalah ini dapat menyebabkan nilai dan perilaku buruk, mungkin tampak seperti gejala seperti ADHD padahal sebenarnya berbeda.
Itulah beberapa jenis penyakit mirip ADHD. Belum tentu gejala yang tampak pada anak Anda sudah pasti gejala ADHD. Diperlukan diagnosis yang akurat dari dokter terlebih dahulu. Jika Anda mencurigai Si Kecil memiliki gejala ADHD, segera Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat dengan dokter spesialis anak atau psikiater anak melalui aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.
Medical Assistance kami siap bantu:
- https://www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/medical-conditions-like-adhd
- https://www.webmd.com/anxiety-panic/guide/anxiety-disorders
- https://www.webmd.com/children/guide/detecting-learning-disabilities
- https://www.webmd.com/depression/guide/depression-children
- https://www.webmd.com/mental-health/oppositional-defiant-disorder
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bipolar-disorder/symptoms-causes/syc-20355955
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD menyebabkan seseorang sulit fokus serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.
Sindrom Kaki Gelisah Saat Tidur pada Anak, Normalkah?
Anak yang mengidap sindrom kaki gelisah memiliki perasaan tidak nyaman pada kaki mereka ketika Baca Selengkapnya...
Ciri-Ciri Anak Tumbuh Gigi, Orangtua Wajib Tahu
Tumbuh gigi pada bayi biasanya ditandai dengan rasa tidak nyaman pada gusi dan rahang.