Abses Anus

Jumat, 10 Januari 2020

Abses Anus

LinkSehat Abses anus adalah kumpulan nanah yang timbul di daerah anus. Sebagian besar abses anus terjadi akibat infeksi kelenjar-kelenjar kecil yang terdapat di sepanjang saluran anus. Abses anus terletak di bawah jaringan kulit sehingga sangat jarang atau bahkan tidak dapat dilihat dengan mata.

Gejala abses anus

Gejala yang dirasakan akan beragam tergantung pada tingkat kedalaman abses anus tersebut. Abses anus yang dangkal ditandai dengan:

  • Sakit di daerah anus terus-menerus, berdenyut (semakin terasa saat duduk)
  • Kulit di sekitar anus teriritasi (bengkak, kemerahan, nyeri, hangat saat disentuh)
  • Keluar nanah
  • Konstipasi atau nyeri yang berhubungan dengan buang air besar

Sedangkan pada abses anus yang lebih dalam, gejalanya berupa:

  • Demam
  • Menggigil
  • Rasa tidak enak badan (meriang)

Tidak jarang juga kondisi abses anus yang lebih dalam hanya ditandai dengan gejala demam. Sebaiknya segera Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat jika Anda mengalami gejala di atas. Download Sekarang.

Penyebab abses anus

Abses anus dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya :

  • Celah akibat robekan atau luka kecil di sepanjang saluran anus yang terinfeksi
  • Infeksi menular seksual
  • Kelenjar-kelenjar anus yang tersumbat

Anda berisiko tinggi mengalami abses anus jika:

  • Mengidap penyakit Crohn (jenis penyakit radang usus yang dapat memengaruhi bagian saluran pencernaan dari mulut sampai ke anus)
  • Pembengkakan atau perforasi kecil pada usus besar (ulcerative colitis)
  • Diabetes
  • Peradangan atau infeksi pada divertikula atau kantung-kantung yang terbentuk di saluran pencernaan (diverticulitis)
  • Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease – PID) atau infeksi pada sistem reproduksi atas wanita (rahim, indung telur, saluran telur, serta organ lain di dalam panggul)
  • Menjadi pasangan yang menerima (receptive) dalam aktivitas seksual melalui anus
  • Penggunaan obat-obatan seperti prednison

Diagnosis abses anus

Seringkali pemeriksaan fisik (termasuk pemeriksaan dengan memasukkan satu jari yang sudah memakai sarung tangan dan lubrikasi ke dalam rektum) sudah cukup untuk mendiagnosis kondisi abses anus. Tetapi pada beberapa kasus, mungkin dibutuhkan pemeriksaan tambahan untuk mencari penyakit lain, seperti:

  • Infeksi menular seksual
  • Penyakit radang usus (inflammatory bowel disease)
  • Peradangan atau infeksi pada divertikula atau kantung-kantung yang terbentuk di saluran pencernaan (diverticulitis)
  • Kanker rektum

Pada kasus yang jarang, pemeriksaan lain harus dilakukan dengan bantuan pembiusan. Dokter Anda juga mungkin menyarankan pemeriksaan lain seperti USG, CT Scan, atau MRI.

Pengobatan abses anus

Pengobatan abses usus yang paling umum dengan tingkat keberhasilannya paling tinggi adalah tindakan operasi (insisi anus) dan drainase abses.

Drainase adalah tindakan mengeluarkan nanah yang terkumpul sampai habis atau kering. Drainase harus segera dilakukan, lebih baik jika dilakukan sebelum abses pecah, karena dapat menentukan keberhasilan pengobatan. Abses anal yang dangkal dapat didrainase di ruang pemeriksaan dokter dengan hanya menggunakan pembiusan lokal. Namun semakin besar dan dalam abses anusnya mungkin dibutuhkan pengerjaan di ruang operasi untuk pembiusan umum atau separuh badan serta tindakan operasi yang lebih rumit.

Pasca-operasi dan drainase, sebagian besar pasien akan merasa tidak nyaman dan sakit pada daerah anusnya, namun dokter akan memberikan obat-obatan penghilang rasa nyeri. Bagi pasien dengan kondisi tubuh yang sehat sebelumnya, antibiotik tidak perlu diberikan. Antibiotik mungkin diberikan pada pasien yang menderita diabetes atau kelemahan imun/kekebalan tubuh. Perasaan tidak nyaman pada daerah anus juga biasa dialami pasca-operasi.

Anda akan diberikan nasihat untuk merendam area anus yang telah dioperasi dalam bak air hangat sebanyak tiga atau empat kali dalam sehari. Pelunak tinja juga biasanya direkomendasikan untuk mengurangi rasa tidak nyaman atau nyeri saat buang air besar. Beberapa dari Anda mungkin disarankan untuk mengenakan kain kasa atau pembalut kecil untuk mencegah sisa-sisa nanah mengotori pakaian Anda.

Setelah abses anus atau fistula sudah benar-benar sembuh, dapat dipastikan penyakit tersebut tidak akan datang lagi. Namun tetaplah penting untuk mengikuti nasihat dari dokter dalam mencegah kembalinya penyakit tersebut.

Pencegahan abses anus

Bagi orang dewasa, menggunakan kondom selama berhubungan intim (termasuk hubungan seksual melalui anus) dapat membantu mencegah abses anus. Bagi anak-anak atau balita, mengganti popok dengan rutin dan membersihkan anus dengan benar saat mengganti popok dapat membantu mencegah timbulnya abses dan fistula anus.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

Healthline. (2017). Anal/rectal abscess.
WebMD. A to Z guides. Anal abscess.


Author dr. Nathania Tjuwatja dr. Nathania Tjuwatja
Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Abses Ginjal

Abses ginjal biasanya disebabkan karena trauma atau infeksi yang terkait batu ginjal.

Abses Gigi

Abses gigi adalah kantong berisi nanah yang terbentuk di sekitar gigi akibat infeksi bakteri. Baca Selengkapnya...

Abses Kulit

Anda perlu mengenali beberapa kondisi saat abses kulit perlu segera ditangani untuk mencegah Baca Selengkapnya...

Prosedur Drainase untuk Atasi Abses

Setiap orang yang terdiagnosa mengalami abses akan disarankan untuk menjalani tindakan drainase Baca Selengkapnya...