Info Kesehatan
Minggu, 01 November 2020
Berhasilkah Jika Herd Immunity Diterapkan di Indonesia?
LinkSehat - Di tengah pandemi COVID-19, muncul istilah herd immunity yang diduga dapat menekan penyebaran SARS-CoV-2. Benarkah anggapan tersebut? Baca informasi selengkapnya di sini.
Apa Itu Herd Immunity
Herd immunity adalah perlindungan secara tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika suatu populasi menjadi kebal, baik melalui vaksinasi maupun kekebalan yang terbentuk setelah pernah terinfeksi. Ini juga dikenal sebagai kekebalan kelompok.
World Health Organization (WHO) mendukung pencapaianherd immunitymelalui vaksinasi, bukan dengan membiarkan penyakit menyebar di dalam suatu populasi. Ini dilakukan demi mencegah kasus penyakit dan kematian yang tidak diperlukan.
Vaksin melatih sistem kekebalan tubuh untuk menciptakan protein yang melawan penyakit yang dikenal sebagai antibodi. Vaksin bekerja tanpa membuat Anda sakit. Orang yang divaksinasi akan dilindungi dari penyakit dan berhenti menularkan patogen untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Bagaimana Cara Mencapai Herd Immunity COVID-19?
Herd immunity terhadap COVID-19 mungkin bisa dicapai melalui vaksinasi, bukan dengan membiarkan masyarakat terinfeksi virus COVID-19. Untuk mencapai kekebalan kelompok dengan aman, sebagian besar populasi perlu divaksinasi guna menurunkan jumlah virus yang berisiko menyebar di seluruh populasi.
Kekebalan kelompok terjadi ketika begitu banyak orang dalam suatu komunitas menjadi kebal terhadap penyakit menular sehingga menghentikan penyebaran penyakit.Herd immunity dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
- Banyak orang yang tertular penyakit dan pada waktunya akan membangun respons kekebalan alami.
- Banyak orang divaksinasi untuk melawan penyakit dan mencapai kekebalan.
Salah satu tujuan mengupayakan herd immunity adalah untuk menjaga kelompok rentan yang tidak dapat divaksinasi, misalnya karena kondisi kesehatan seperti reaksi alergi terhadap vaksin agar tetap aman dan terlindungi dari penyakit.
Persentase orang yang membutuhkan kekebalan untuk mencapai herd immunity akan berbeda-beda setiap penyakit. Misalnya, kekebalan kelompok terhadap campak membutuhkan sekitar 95% populasi untuk divaksinasi dan 5% sisanya akan dilindungi oleh kelompok yang divaksinasi. Sedangkan untuk penyakit polio, ambangnya sekitar 80%.
Proporsi populasi yang harus divaksinasi COVID-19 untuk mulai mendorong kekebalan kelompok masih belum diketahui, tapi kemungkinan besar akan bervariasi tergantung pada komunitas, vaksin, populasi yang diprioritaskan untuk vaksinasi, dan faktor lainnya. Mencapai kekebalan kelompok dengan vaksin yang aman dan efektif dapat membuat penyakit menjadi lebih langka dan menyelamatkan nyawa.
Apa yang Harus Diketahui Tentang Kekebalan dari COVID-19?
Kebanyakan orang yang terinfeksi COVID-19 dapat membentuk respons kekebalan dalam beberapa minggu pertama setelah terinfeksi. Penelitian masih berlangsung untuk mengetahui seberapa kuat perlindungan tersebut dan berapa lama bisa bertahan.
WHO juga melihat apakah kekuatan dan lamanya respons imun tergantung pada jenis infeksi yang diderita seseorang, yakni tanpa gejala, dengan gejala ringan atau parah. Bahkan orang tanpa gejala tampaknya juga dapat membentuk respons kekebalan. Namun, sebagian besar populasi dunia tetap rentan terhadap virus penyebab COVID-19.
Untuk virus corona lain seperti flu biasa (common cold), SARS-CoV-1, danMiddle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS), kekebalan akan menurun seiring waktu seperti halnya penyakit lain. Sementara orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 dapat membentuk antibodi dan kekebalan tubuh, tapi belum diketahui berapa lama kekebalan itu dapat bertahan.
Bahaya Herd Immunity dengan Infeksi COVID-19
Membiarkan COVID-19 menyebar ke seluruh populasi demi mencapai herd immunity dari segala usia atau status kesehatan akan menyebabkan infeksi, penderitaan, dan kematian yang tidak perlu.
Kebanyakan orang yang terinfeksi COVID-19 akan membentuk respons kekebalan dalam beberapa minggu pertama, tetapi belum diketahui seberapa kuat atau tahan lama respons kekebalan tersebut atau bagaimana perbedaannya untuk orang yang berbeda. Ada juga laporan orang terinfeksi COVID-19 untuk kedua kalinya.
Tidak mungkin untuk dapat mengetahui seberapa banyak populasi yang kebal dan berapa lama kekebalan itu bertahan, apalagi membuat prediksi di masa depan. Oleh sebab itu, meningkatkan kekebalan kelompok dengan membiarkan orang terinfeksi harus dicegah.
Meskipun orang tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang mendasarinya paling berisiko terhadap penyakit parah dan kematian, mereka bukan satu-satunya yang berisiko.
COVID-19 dan Herd Immunity
Penerapan social distancing dan sering mencuci tangan adalah satu-satunya cara untuk membantu mencegah Anda dan orang di sekitar Anda tertular dan berpotensi menyebarkan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19.
Ada beberapa alasan mengapa herd immunity bukanlah jawaban untuk menghentikan penyebaran virus corona, di antaranya:
- Vaksinasi adalah cara teraman untuk membentuk kekebalan kelompok dalam suatu populasi.
- Penelitian untuk antivirus dan obat lain untuk mengobati COVID-19 masih terus berlangsung.
- Para ilmuwan tidak tahu apakah Anda dapat tertular SARS-CoV-2 dan COVID-19 lebih dari satu kali.
- Dokter belum tahu persis mengapa beberapa orang yang terinfeksi mempunyai gejala COVID-19 yang parah, sementara yang lain tidak.
- Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan menjadi kasus COVID-19 dapat mengalami efek samping yang serius. Kasus yang parah bisa berujung pada kematian.
- Masyarakat yang rentan, seperti orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan beberapa kondisi kesehatan kronis, berisiko terjangkit penyakit parah jika terpapar virus COVID-19. Bahkan orang yang sehat dan lebih muda berisiko sakit parah karena COVID-19.
- Rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan mungkin akan terbebani jika banyak orang yang terinfeksi COVID-19 secara bersamaan.
Bagaimana Cara Memperlambat Penularan COVID-19?
Sangat penting untuk memperlambat penyebaran virus penyebab COVID-19 dan melindungi setiap individu yang berisiko tinggi terkena penyakit parah, termasuk orang dewasa yang lebih tua dan orang dari segala usia dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya. Segera dapatkan vaksin COVID-19 jika memungkinkan. Selain itu, lakukan langkah-langkah di bawah ini untuk mengurangi risiko infeksi:
- Hindari acara besar dan pertemuan dengan banyak orang.
- Hindari kontak dekat dengan memberi jarak sekitar 6 kaki atau 2 meter dengan siapa pun yang sakit atau memiliki gejala.
- Sering mencuci tangan pakai sabun dan air bersih setidaknya selama 20 detik atau gunakanhand sanitizer berbahan dasar alkohol yang mengandung setidaknya 60% alkohol.
- Usahakan tetap berada di rumah dan jaga jarak dengan orang lain sekitar 6 kaki atau 2 meter, terutama jika COVID-19 menyebar di wilayah Anda dan Anda memiliki risiko penyakit serius yang lebih tinggi. Beberapa orang mungkin memiliki virus COVID-19 dan menularkannya kepada orang lain, meskipun mereka tidak memiliki gejala atau tidak tahu bahwa mereka mengidap COVID-19.
- Kenakan masker kain saat berada di tempat umum yang sulit untuk menghindari kontak dekat dengan orang lain, terutama jika Anda berada di area dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi.
- Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.
- Hindari berbagi piring, gelas, tempat tidur, dan barang-barang rumah tangga lainnya jika Anda sakit.
- Tutup mulut dan hidung dengan siku atau tisu saat Anda batuk atau bersin, lalu buang tisu bekas tersebut.
- Bersihkan dan desinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu, saklar lampu, perangkat elektronik, dan lain sebagainya.
- Tetap berada di rumah jika Anda sakit, kecuali jika Anda pergi untuk mendapatkan perawatan medis. Hindari penggunaan transportasi umum, taksi, dan tumpangan lainnya jika Anda sakit.
Jika Anda mengalami gejala batuk, demam, atau anosmia dan khawatir terkena COVID-19, jangan panik. Sekarang Anda bisa Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.
Medical Assistance kami siap bantu:
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Covid-19: Kenapa Social Distancing Penting?
Untuk mencegah penyebaran yang lebih luas, banyak negara telah menyarankan warganya untuk melakukan Baca Selengkapnya...