Anosmia

Senin, 03 Agustus 2020

Anosmia

LinkSehat - Ada perbedaan antara anosmia yang disebabkan oleh virus Corona dengan anosmia akibat infeksi virus yang secara langsung merusak serabut saraf sensorik penciuman.

Apa Itu Anosmia?

Anosmia adalah ketidakmampuan seseorang untuk mencium bau. Beberapa orang mengalami anosmia sejak lahir, sedangkan yang lain kehilangan kemampuan mencium bau seiring waktu. Kondisinya mungkin permanen atau hanya sementara.

Anosmia dan hiposmia dialami sekitar 3% sampai 20% populasi. Risiko gangguan penciuman akan meningkat seiring bertambahnya usia dan dapat disebabkan oleh penyakit sinus dan hidung kronis, trauma kepala yang parah, dan infeksi saluran pernapasan atas, atau penyakit neurodegeneratif. Gangguan ini mengganggu kemampuan Anda untuk merasakan bau pada makanan, lingkungan, serta menghambat kualitas hidup terkait interaksi sosial, makan, dan perasaan sejahtera.

Mencium bau adalah proses kompleks yang melibatkan komunikasi antara otak dan hidung. Ketika seseorang mengendus bau, udara akan mengalir ke hidung, dan molekul bau menempel pada reseptor di saraf penciuman. Saraf ini melapisi epitel olfaktorius, yaitu jaringan yang melapisi rongga hidung.

Saat molekul bau dari lingkungan menstimulasi saraf olfaktorius, mereka akan mengirimkan sinyal ke otak. Kemudian otak menerima informasi penciuman dan memprosesnya menjadi bau yang dapat dikenali oleh seseorang.

Gejala Anosmia

Ketika orang mengalami anosmia, mereka mungkin menunjukkan gejala bahwa mereka tidak dapat mencium atau mengenali bau. Di sisi lain, orang yang terlahir dengan anosmia mungkin tidak sadar dirinya mengidap anosmia, karena tidak pernah memiliki kemampuan untuk mencium.

Jika Anda menyadari hilangnya fungsi indra penciuman, Anda harus segera mencari bantuan medis. Terkadang anosmia adalah tanda awal penyakit neurodegeneratif. Penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer, dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman.

Ketika Anda kehilangan penciuman, Anda tidak dapat merasakan bau pada makanan dan lingkungan. Penderita anosmia mungkin mengalami penurunan kualitas hidup terkait dengan interaksi sosial, makanan, dan perasaan sejahtera.

Baca Juga: Jadi Gejala COVID-19, Apa Itu Parosmia dan Phantosmia?

Hidung tidak bisa mencium bau sebagai gejala COVID-19

Kehilangan penciuman sementara atau anosmia adalah gejala neurologis utama dan salah satu indikator COVID-19 yang paling awal dan paling sering dilaporkan, tetapi mekanisme yang mendasari hilangnya penciuman pada pasien COVID-19 masih belum jelas.

Menurut Sandeep Robert Datta, profesor neurobiologi di Blavatnik Institute di Harvard Medical School, penemuannya menunjukkan bahwa coronavirus mengubah indera penciuman pada pasien. Mereka tidak langsung menginfeksi neuron, tetapi memengaruhi fungsi sel pendukung.

Ini menunjukkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 tidak mungkin merusak sirkuit saraf penciuman secara permanen dan menyebabkan anosmia terus-menerus. Datta menambahkan, kondisi ini yang terkait dengan masalah kesehatan mental dan sosial, seperti depresi dan kecemasan. Saat infeksinya hilang, neuron penciuman tidak perlu diganti atau dibangun kembali dari awal, tapi belum banyak bukti yang mendukung terkait kesimpulan ini.

Mayoritas pasien COVID-19 mengalami beberapa tingkat anosmia yang umumnya hanya sementara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anosmia pada COVID-19 berbeda dengan anosmia yang disebabkan oleh infeksi virus lain, termasuk oleh virus corona lain.

Misalnya, pasien COVID-19 biasanya memulihkan indra penciuman dalam kurun waktu berminggu-minggu, hal ini jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari anosmia yang disebabkan oleh infeksi virus yang diketahui secara langsung merusak neuron sensorik penciuman.

Selain itu, banyak virus yang menyebabkan hilangnya penciuman sementara juga memicu masalah pernapasan bagian atas, contohnya hidung tersumbat. Namun, beberapa pasien COVID-19 yang mengalami anosmia tidak mengalami hidung tersumbat.

Perbedaan Anosmia dan Pilek

Pilek atau common coldadalah infeksi virus pada saluran pernapasan atas, yaitu hidung dan tenggorokan. Biasanya pilek tidak berbahaya. Ada banyak jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit ini. Anak-anak berusia di bawah 6 tahun memiliki risiko pilek terbesar, tetapi orang dewasa yang sehat juga dapat mengalami dua atau tiga kali pilek setiap tahun. Kebanyakan orang sembuh dari pilek dalam 7 sampai 10 hari.

Gejala pilek biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah terpapar virus penyebab flu. Gejalanya dapat bervariasi pada setiap orang, seperti hidung berair, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, batuk, bersin, nyeri tubuh ringan, sakit kepala ringan, dan malaise. Kotoran dari hidung Anda bisa menjadi lebih kental dan berwarna kuning atau hijau saat flu biasa berjalan dengan sendirinya. Ini bukan indikasi infeksi bakteri.

Gejala pilek bisa bertahan lebih lama pada orang yang merokok. Dokter umum memiliki kompetensi untuk mengobati pilek, tetapi jika gejala berkelanjutan, Anda mungkin dirujuk ke dokter spesialis paru, spesialis THT, atau spesialis penyakit dalam sesuai kondisi Anda. Sedangkan anosmia adalah ketidakmampuan seseorang untuk mencium bau. Beberapa orang mengalami anosmia sejak lahir, sedangkan yang lain kehilangan kemampuan mencium bau seiring waktu.

Penyebab Anosmia

Kenapa hidung tidak bisa mencium bau?

Faktor-faktor penyebab anosmia di antaranya:

  • Keturunan. Beberapa orang mungkin menderita anosmia karena diwariskan oleh orangtua atau saudara yang berarti sudah dimiliki sejak lahir. Para ahli kesehatan menyebut bahwa anosmia yang tidak terkait dengan kondisi lain adalahisolated congenital anosmia(ICA).
  • Penuaan. Seiring bertambahnya usia, fungsi indera penciuman akan semakin menurun. Anda mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan bau-bauan. Kemungkinan penyebab beberapa orang dewasa yang lebih tua kehilangan indra penciuman yaitu hilangnya sel sensorik di hidung, kerusakan fungsi pemrosesan kognitif, dan penurunan jumlah serabut saraf dan reseptor diolfactory bulb, yaitu bagian otak yang memproses bau.
  • Penyakit Sinus dan Hidung Kronis. Penderita penyakit sinus dan hidung (sinonasal) kronis mungkin memiliki salah satu dari dua kategori penyakit, yaitu konduktif atau neurosensorial. Penyakit sinonasal konduktif mengacu pada kondisi yang memengaruhi aliran udara, seperti polip hidung, tumor sinus dan hidung, rhinitis alergi, atau deviasi septum. Sedangkan orang dengan penyakit neurosensorial mungkin mengalami kerusakan atau disfungsi di sepanjang jalur saraf antara hidung dan otak. Beberapa kondisi yang dapat merusak jalur ini yaitu infeksi virus pernapasan bagian atas dan menghirup toksin, seperti tembakau, uap beracun, dan obat-obatan terlarang. Infeksi saluran pernapasan atas dapat menyebabkan 43% hilangnya penciuman neurosensorial. Tumor juga dapat menyebabkan anosmia neurosensorial.
  • Penyakit Neurodegeneratif. Neurodegeneratif adalah kehilangan struktur dan fungsi sel saraf. Beberapa penyakit neurodegeneratif yang dapat menyebabkan anosmia atau kehilangan penciuman yaitu penyakit ParkinsonAlzheimer, Huntington, dan sklerosis lateral amiotrofik (ALS).
  • Obat-obatan tertentu seperti antibiotik, antidepresan, obat anti inflamasi, obat jantung, dan lain-lain memiliki risiko anosmia.
  • Anosmia Idiopatik. Pada kondisi tertentu, dokter tidak yakin mengapa seseorang mengalami anosmia. Kondisi ini dikenal sebagai anosmia idiopatik.

Diagnosis anosmia

Dokter akan melakukan wawancara mengenai keluhan Anda.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada hidung. Dokter menggunakan alat khusus untuk membantu melihat ke dalam hidung apakah terdapat polip atau infeksi yang menyebabkan gangguan penciuman.

Jika penyebab anosmia belum dapat ditentukan dengan tepat, maka pemeriksaan selanjutnya akan dilakukan oleh dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan. Pemeriksaan seperti CT Scan mungkin dibutuhkan untuk melihat area hidung lebih jelas.

Baca Juga: Swab Test Sendiri: Apakah Aman?

Pengobatan anosmia

Cara mengobati hidung yang tidak bisa mencium bau apapun sangat bergantung kepada penyebabnya. Anosmia yang disebabkan oleh flu atau reaksi alergi mungkin tidak membutuhkan penanganan khusus karena keluhan akan segera membaik. Menggunakan obat jangka pendek seperti dekongestan dapat membuat hidung tersumbat mereda dan Anda dapat bernafas lebih mudah. Namun bila rasa tersumbat pada hidung tidak membaik, segera hubungi dokter.

Jika terdapat polip yang menyumbat hidung, penanganan yang mungkin ditawarkan adalah operasi untuk mengangkat sumbatan dan mengembalikan fungsi penciuman. Jika obat-obatan tertentu yang menyebabkan anosmia, silakan hubungi dokter untuk mengganti obat-obatan dengan obat yang tidak mengganggu penciuman. Namun, jangan menghentikan pengobatan tanpa memberi tahu dokter Anda terlebih dahulu. Jika penyebab anosmia adalah akibat infeksi tertentu, Anda mungkin membutuhkan antibiotik atau penanganan spesifik lain sesuai dengan infeksinya.

Berapa lama anosmia sembuh?

Anosmia yang disebabkan oleh flu atau reaksi alergi akan segera membaik dan kemampuan untuk mencium bau dapat kembali dengan normal. Namun pada beberapa kasus (terutama lansia), kemampuan penciuman mungkin tidak dapat diobati.

Untuk menghindari risiko bahaya akibat anosmia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Tidak merokok.
  • Memasang alat pendeteksi asap atau kebakaran di rumah atau tempat kerja.
  • Mengganti kompor gas dengan kompor elektronik.
  • Selalu mengecek tanggal kadaluarsa dari makanan yang akan dikonsumsi.
  • Baca dengan teliti kandungan zat kimia yang terdapat pada produk seperti pembersih lantai, pestisida, atau bahan kimia yang kuat.
  • Pada beberapa orang yang mengalami anosmia, nafsu makan akan menurun sehingga penting untuk tetap menjaga nutrisi yang seimbang. Bila perlu, buat pengingat waktu makan agar tubuh tetap sehat.

Pencegahan anosmia

Anosmia selain akibat efek samping pengobatan bisa dicegah dengan menghindari faktor risikonya, yakni tidak merokok, tidak menyalahgunakan NAPZA, dan membatasi paparan zat kimia tertentu.

Saat ini anosmia menjadi salah satu gejala COVID-19. Jika Anda mengalami gejala anosmia, lakukan Konsultasi Dokter dengan dokter melalui aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

Medline Plus. (2019). Smell-impaired.


Reviewed by dr. Edwin Jonathan dr. Edwin Jonathan

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Ini Perbedaan dan Efektivitas Rapid Test, Swab Antigen dan PCR

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai Rapid Test, Swab Antigen dan PCR beserta dengan perbedaan Baca Selengkapnya...

Panduan Lengkap COVID-19: Pencegahan, Isolasi Mandiri hingga Pemulihan

Berikut panduan Covid-19 lengkap mulai dari pencegahan hingga pemulihannya untuk Anda ketahui.

Telemedicine dan Obat Gratis Isoman COVID-19 Kemenkes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah resmi bekerja sama dengan 11 platform telemedicine untuk Baca Selengkapnya...