Elektroensefalografi

Senin, 28 Desember 2020

Elektroensefalografi

LinkSehat - Sel otak berkomunikasi dengan sel otak lainnya melalui aktivitas listrik untuk menyampaikan perintah atau informasi. Bahkan ketika kita tidur pun, aktivitas listrik tersebut tetap ada.

Elektroensefalografi (EEG) adalah pemeriksaan untuk mengevaluasi aktivitas listrik otak. EEG dapat membantu mendeteksi masalah pada aktivitas listrik otak (seperti epilepsi, gangguan tidur) dengan merekam pola gelombang otak.

Siapa yang memerlukan pemeriksaan EEG?

EEG akan dilakukan pada pasien dengan dugaan masalah aktivitas listrik otak, seperti:

  • Kejang (seperti epilepsi)
  • Kerusakan otak karena cedera pada kepala
  • Ensefalitis (infeksi atau peradangan pada jaringan otak)
  • Tumor otak
  • Ensefalopati (gangguan fungsi otak akibat penyakit dasar lainnya)
  • Gangguan ingatan
  • Gangguan tidur
  • Stroke
  • Dementia
  • Operasi otak
  • Kondisi kesadaran koma

Kapan perlu menjalani EEG?

Anda perlu melakukan pemeriksaan EEG jika dokter mencurigai adanya gangguan aktivitas listrik pada otak. Semakin cepat dilakukan pemeriksaan EEG, semakin cepat dokter dapat menegakkan diagnosis sehingga pengobatan yang diberikan lebih tepat. Atau setidaknya dokter dapat menyingkirkan diagnosa yang tidak sesuai dengan hasil EEG.

Bagaimana pemeriksaan EEG dilakukan?

Sebelum melakukan pemeriksaan EEG,Anda akan diminta untuk tidak minum kopi setidaknya 8 jam sebelum pemeriksaan. Beritahu dokter jika Anda mengonsumsi obat tertentu. Anda juga akan diminta mencuci rambut terlebih dahulu sebelum pemeriksaan dan disarankan untuk tidak menggunakan pelembut rambut, maupunwax/spray rambut, karena bisa menyulitkan sensor untuk menempel pada kepala dan mengganggu sensor dalam merekam aktivitas listrik otak.

Saat pemeriksaan,Anda perlu berbaring di atas tempat tidur pemeriksaan dan akan ditempelkan 20 sensor berbentuk cakram logam kecil pada kepala (elektroda). Sensor ini berfungsi untuk menangkap sinyal listrik sel otak yang kemudian direkam pada kertas atau komputer.

Jika belum terdeteksi adanya kelainan, dokter/pemeriksa akan memicu aktivitas listrik abnormal dengan memberikan sinar, membaca tulisan, serta melihat sinar berkedip dan gambar. Anda akan diminta rileks dengan mata terbuka kemudian menutup mata kembali. Anda juga akan diminta untuk menatap cahayaflash untuk memicu aktivitas otak yang tidak normal. Namun pada pemeriksaan tertentu Anda mungkin disarankan untuk tertidur.

Pemeriksaan EEG biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit atau lebih lama jika terdapat kondisi khusus.

Adakah efek samping dari pemeriksaan EEG?

EEG merupakan pemeriksaan yang aman dan tidak menimbulkan nyeri. Hingga kini belum ada laporan mengenai efek samping atau bahaya dari EEG. Anda tidak perlu kaget jika muncul kejang karena terkadang kejang memang dipicu pada saat pemeriksaan EEG.

Tertangkapnya aktivitas listrik pada EEG saat kejang justru akan membantu dokter dalam menegakkan diagnosa. Namun jangan khawatir karena Anda akan dipantau selama pemeriksaan dan diberikan obat anti kejang segera jika timbul kejang.

Di mana perawatan EEG bisa dilakukan?

Anda dapat memeriksakan diri untuk EEG di rumah sakit dengan tersedianya dokter spesialis saraf dan alat EEG. Jika Anda berencana untuk EEG, kami bisa membantu memberikan rekomendasi dokter/rumah sakit berkualitas, termasuk hitung perkiraan biaya dan booking konsultasi. Hubungi Medical Consultant LinkSehat melalui WhatsApp 0857 8000 8707 atau isi formulir konsultasi gratis di sini.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)


Author dr. Kezia Christy dr. Kezia Christy
Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Tumor Otak

Tumor otak adalah pertumbuhan sel-sel abnormal dalam otak. Sel-sel tumor bisa tumbuh dari otak atau Baca Selengkapnya...

Elektrokardiogram

Elektrokardiogram (disebut juga EKG) adalah tes sederhana untuk mengukur dan merekam aktivitas Baca Selengkapnya...

Radang Otak

Siapa saja bisa terkena radang otak, tetapi anak-anak dan lansia lebih berisiko.