Medical Check Up: Apa Itu dan Mengapa Penting?

Selasa, 14 Januari 2020

Medical Check Up: Apa Itu dan Mengapa Penting?

Link Sehat - Medical Check Up adalah kegiatan rutin pengecekan kondisi badan secara menyeluruh. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara rutin (setidaknya 1-2 tahun sekali) untuk memantau kondisi kesehatan sekaligus mendeteksi keberadaan penyakit sejak dini. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih sering jika Anda berusia lanjut atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tertentu.

Berikut adalah pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan saat menjalani medical check up, antara lain:

1. Berat dan tinggi badan

Pengukuran Berat dan tinggi badan saat medical check up bertujuan untuk mengetahui apakah Anda terlalu kurus, ideal, atau terlalu gemuk. Dengan mengetahui hal ini, Anda akan mengetahui kapan harus menurunkan atau menambah berat badan demi menjaga kesehatan.

Sebab kondisi fisik yang terlalu kurus berisiko melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan tubuh terlalu gemuk (obesitas)  dapat memicu berbagai penyakit, seperti stroke, penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoartritis, hipertensi, hingga kanker.

Pengukuran ini berdasarkan kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu dengan cara membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan kuadrat (dalam meter).

2. Tanda vital tubuh

Poin ini adalah yang paling umum diketahui oleh masyarakat tentang apa itu medical check up. Pengecekan tanda vital tubuh ini meliputi tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh. 

3. Kesehatan organ tubuh

Medical check up pada tahap ini biasanya atas permintaan khusus oleh pasien dengan alasan memiliki riwayat gangguan kesehatan atau masalah yang ditemukan di dalam keseharian, pengecekan kesehatan organ tubuh ini biasanya meliputi:

  • Mata. Periksakan mata setiap 1-2 tahun sekali, terutama jika Anda mengalami gangguan penglihatan. Pada anak-anak, pemeriksaan ini dapat mendeteksi mata malas atau juling. Sementara pada orang dewasa, periksa mata dapat mendeteksi penyakit mata, seperti retinopati, glaukoma, dan katarak.
  • Gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan tiap 6 bulan sekali. Sama seperti lainnya, pemeriksaan gigi berguna untuk mendeteksi abses, kerusakan tulang rahang, gigi impaksi (akibat gigi bungsu tumbuh abnormal), kista atau tumor, serta masalah gigi dan mulut lainnya.
  • Kulit. Pemeriksaan kulit dapat mendeteksi kemungkinan kanker kulit. Hal ini terlihat melalui adanya benjolan atau jaringan abnormal pada kulit.
  • Telinga. Kesehatan telinga tidak boleh dianggap sepele karena berkaitan erat dengan indra pendengaran. Pada bayi dan anak-anak, pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi masalah pendengaran yang berpotensi mengganggu kemampuan belajar, berbicara, dan memahami bahasa.
  • Tulang. Melalui tes kepadatan tulang, dokter dapat mendiagnosis kelainan tulang, salah satunya osteoporosis.

Selain pemeriksaan fisik rutin, beberapa pemeriksaan tambahan bisa saja dilakukan sesuai dengan usia Anda saat melakukan medical check-up, yakni:

  • Mamografi untuk deteksi dini kanker payudara, sebaiknya dilakukan dua tahun sekali, terutama bagi Anda yang berusia lebih dari 55 tahun.
  • Kolonoskopi untuk deteksi dini kanker usus besar. Direkomendasikan bagi Anda yang berusia lebih dari 50 tahun, dan teratur dilakukan hingga usia 75 tahun.
  • Pap smear untuk skrining kanker serviks dan keberadaan human papilloma virus (HPV). Skrining dianjurkan untuk dilakukan tiap 3 tahun sekali bagi Anda yang berusia 21-29 tahun. Untuk yang berusia 30-65 tahun, pap smear sebaiknya dilakukan 5 tahun sekali.
  • Pemeriksaan testis, penis, dan prostat untuk mendeteksi kanker dan gangguan kesehatan lain yang berkaitan dengan organ tersebut. Diantaranya varikokel, gondongan di testis, pembengkakan prostat, hingga hernia.

Selain 3 Poin di atas, terdapat berbagai pemeriksaan penunjang yang diperlukan saat melakukan medical check-up, antara lain:

1. Gula darah (glukosa)

Pemeriksaan glukosa rutin dianjurkan bagi Anda yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes. Atau, bagi Anda yang mengalami gejala diabetes, seperti sering merasa haus dan lapar, kesemutan tangan dan kaki, serta sering buang air kecil.

2. Kolesterol

Kelebihan jumlah kolesterol dalam tubuh dapat menyumbat pembuluh darah dan memicu penyakit jantung hingga stroke. Maka itu, sebaiknya cek kolesterol dilakukan tiap 5 tahun sekali, dimulai dari usia 35 tahun. Cek kolesterol dianjurkan untuk lebih cepat dilakukan bagi Anda yang:

  • Aktif merokok
  • Mengalami diabetes dan/atau hipertensi
  • Memiliki berat badan berlebih
  • Memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke dalam keluarga

3. Kesehatan jantung

Pemeriksaan jantung, melalui EKG atau tes rekam jantung, bisa menjadi bagian pemeriksaan yang rutin maupun dianjurkan bagi Anda yang pernah mengalami nyeri dada atau jantung berdebar.

Pemeriksaan penunjang lain yang bisa Anda lakukan, antara lain: pemeriksaan urine, rontgen dada, hemoglobin, leukosit, trombosit, asam urat, fungsi hati, fungsi ginjal, dan sebagainya.

4. Tes laboratorium darah rutin

Cek darah rutin dilakukan untuk menghitung sel darah merah dan putih, serta mengukur kadar hemoglobin dan komponen darah lainnya. Pemeriksaan ini dapat mengungkap kondisi anemia, infeksi, hingga kanker darah.

5. Tes laboratorium fungsi hati

Uji fungsi hati bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan organ hati Anda. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur kadar senyawa kimia dalam darah, kemudian membandingkannya dengan nilai normal senyawa kimia tersebut. Apabila hasil menunjukkan kadar abnormal, Anda dicurigai mengalami penyakit atau kerusakan hati.

6. Tes laboratorium fungsi ginjal

Tes fungsi ginjal bertujuan untuk mengetahui kemampuan ginjal dan mendeteksi adanya gangguan pada organ tersebut. Tes ini disarankan bagi Anda yang diduga mengalami gagal ginjal.

Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil darah dan urine, lalu diamati di laboratorium. Jenis pemeriksaan ginjal meliputi: tes urine, ureum, kreatinin darah, dan glomerular filtration (GFR). Pemeriksaan tes fungsi ginjal tambahan, diantaranya:

  • Tes kandungan albumin darah
  • Tes rasio albumin-kreatinin
  • Tes kandungan elektrolit dalam darah dan urine
  • Biopsi ginjal
  • Sistoskopi dan ureteroskopi
  • Membersihkan kreatinin (CCT) dan protein dalam urine 24 jam

6. Tes laboratorium urine

Tes urine, disebut juga urinalisis, adalah pemeriksaan untuk mengalami kondisi fisik, kimiawi, dan mikroskopik urine. Meski tidak dapat memberikan hasil spesifik, tes urine dapat menjadi bukti awal adanya gangguan kesehatan yang mungkin Anda alami. Tes urine juga dapat mendeteksi penggunaan obat-obatan atau senyawa kimia tertentu.

7. USG rongga perut

USG perut dilakukan untuk memeriksa kelainan organ hati, ginjal, limpa, empedu, dan pankreas. Pemeriksaan ini juga dapat memeriksa radang usus buntu, hernia, dan pembesaran kelenjar getah bening dalam perut.

8. EKG

Elektrokardiogram (EKG) adalah tes yang dilakukan untuk mengukur dan merekam aktivitas kelistrikan jantung. EKG dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi yang berkaitan dengan jantung, seperti serangan jantung, penyakit jantung koroner, gangguan elektrolit, keracunan dan efek samping konsumsi obat, serta evaluasi efektivitas dari alat pacu jantung.

9. Pemeriksaan penyakit menular seksual (PMS)

Pemeriksaan ini dianjurkan bagi Anda yang sudah aktif secara seksual dan memiliki pasangan seks lebih dari satu. Berikut ini beberapa pemeriksaan PMS yang diperlukan:

  • Gonore melalui tes urine
  • Herpes genital melalui pengambilan sampel dari luka
  • HIV melalui pemeriksaan antibodi
  • Sifilis melalui tes darah dan pemeriksaan cairan dari luka sifilis
  • Hepatitis B melalui pengambilan sampel darah

Perlu diketahui bahwa tiap Rumah Sakit atau laboratorium memiliki paket medical check up pemeriksaan yang berbeda-beda, sehingga Anda mungkin tidak akan mendapatkan semuanya. Biasanya hal ini disesuaikan dengan kondisi Anda. 

Berencana untuk melakukan medical check up? Hubungi Medical Consultant LinkSehat melalui WhatsApp 0857 8000 8707 atau isi formulir konsultasi gratis di sini untuk mengetahui paket pemeriksaan yang tepat serta mengetahui estimasi biaya medical check up baik di Indonesia maupun luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

Disabled world. (2013). Male Health Check Up: Things Men Should Have Checked in Medical Exam.
Disabled world. (2013). Female Health Check Up: Things Women Should Have Checked in Medical Exams.
WebMD. A to Z guides. Annual Physical Examinations.


Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Cara Cek Gula Darah di Rumah

Bagi Anda penderita diabates, cek gula darah bisa dilakukan di rumah. Begini caranya.

Cara Cek Tekanan Darah di Rumah

Cek tekanan darah di rumah dapat Anda lakukan menggunakan tensimeter. Bagaimana caranya?

Bisakah Cek Kolesterol Sendiri di Rumah?

Kadar kolesterol sebaiknya dipantau secara rutin untuk mencegah terjadinya komplikasi serius. Begini Baca Selengkapnya...