Pentingnya Vaksin Pneumonia untuk Melindungi Diri dari Penyakit

Jumat, 20 Agustus 2021

Pentingnya Vaksin Pneumonia untuk Melindungi Diri dari Penyakit

LinkSehat - Vaksin Pneumonia adalah jenis vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit akibat pneumokokus, yaitu segala jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Vaksin pneumonia dapat menurunkan peluang Anda terkena penyakit pneumonia dan dapat mengurangi keparahan gejala apabila mengalami sakit. 

Orang dewasa yang berusia lebih tua dan beberapa orang dengan masalah kesehatan tertentu lebih berisiko terkena pneumonia, yaitu infeksi paru-paru yang membuat lebih sulit untuk bernapas. Penyakit ini lebih umum di antara orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah.

Kapan harus vaksin pneumonia?

Jika Anda dan dokter Anda memutuskan bahwa Anda perlu mendapat vaksin pneumonia, Anda bisa melakukannya secara rutin sepanjang tahun. Saat musim flu menyerang, Anda bahkan bisa mendapat vaksin pneumonia pada saat yang sama saat Anda mendapatkan vaksin flu, selama Anda menerima setiap suntikan di lengan yang berbeda.

Pada anak-anak, vaksin pneumonia diberikan dalam 3 dosis dasar dan 1 dosis boosting. Pada orang dewasa, vaksin diberikan ke dalam 2 tahap, yaitu vaksin pneumokokus jenis konjugasi dan vaksin pneumokokus polisakarida.

Siapa yang membutuhkan vaksin pneumonia?

Ada beberapa kelompok yang membutuhkan vaksin pneumonia, meliputi:

1. Orang dewasa berusia di atas 65 tahun

Sistem kekebalan tubuh tidak bekerja sebaik dulu seiring bertambahnya usia. Itulah sebabnya semua orang dewasa berusia di atas 65 tahun sebaiknya divaksinasi. Pada usia tersebut, Anda lebih berpotensi mengalami kesulitan melawan infeksi pneumonia.

2. Orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah

Ada banyak jenis penyakit yang dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, sehingga kurang mampu melawan  pneumonia. Segera dapatkan vaksinasi untuk mencegah Anda terjangkit penyakit pneumonia. 

3. Orang dengan kondisi medis tertentu

Jika Anda memiliki penyakit jantung, diabetes, emfisema, asma, atau PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), Anda cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga Anda lebih berisiko terkena pneumonia.

Hal yang sama berlaku untuk orang yang menerima kemoterapi, telah menjalani transplantasi organ, dan mengidap HIV atau AIDS.

4. Perokok

Jika Anda merokok untuk waktu yang lama, Anda bisa mengalami kerusakan pada rambut-rambut kecil yang melapisi bagian dalam paru-paru yang membantu menyaring kuman. Ketika mengalami kerusakan, bagian tersebut tidak mampu menghentikan kuman. 

5. Peminum berat

Jika minum terlalu banyak alkohol, Anda mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah. Sel darah putih yang melawan infeksi pada peminum berat tidak bekerja sebaik orang dengan sistem kekebalan yang sehat.

6. Orang yang operasi atau penyakit parah

Jika Anda sedang dirawat di ICU dan membutuhkan bantuan pernapasan dengan ventilator, Anda berisiko terkena pneumonia. Ini juga berlaku jika Anda baru menjalani operasi besar atau sedang dalam pemulihan dari cedera serius. Ketika sistem kekebalan tubuh menurun akibat penyakit, cedera, atau masa pemulihan pasca operasi, tubuh Anda tidak dapat melawan kuman sebaik biasanya. 

Siapa yang tidak harus mendapat vaksin pneumonia?

Tidak semua orang perlu mendapatkan vaksin pneumonia. Jika Anda termasuk orang dewasa yang sehat antara usia 18 dan 50 tahun, Anda mungkin belum membutuhkan vaksin pneumonia. Selain itu, Anda tidak boleh divaksinasi jika alergi terhadap bahan yang terkandung di dalam vaksin. 

Jenis vaksin pneumonia

Ada dua jenis vaksin untuk pneumonia yang bekerja melindungi tubuh dari berbagai jenis infeksi, yaitu:

  • PCV13 membantu melindungi tubuh dari 13 jenis bakteri paling parah yang menyebabkan pneumonia.
  • PPSV23 melindungi tubuh dari 23 jenis bakteri pneumonia tambahan. Keduanya tidak dapat mencegah setiap jenis pneumonia, tetapi keduanya dapat bekerja melawan lebih dari 30 jenis umum dan parah.

Seseorang yang membutuhkan vaksin pneumonia harus mendapatkan kedua suntikan vaksin tersebut. Pertama akan diberi suntikan PCV13 dan kemudian akan diberi suntikan PPSV23 setahun atau lebih kemudian.

Bagi kebanyakan orang, satu dari setiap suntikan cukup untuk melindungi tubuh seumur hidup. Namun, terkadang Anda mungkin memerlukan suntikan booster. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda kapan Anda harus mendapatkannya.

Efek samping vaksin pneumonia

Setiap suntikan vaksin hanya mengandung ekstrak bakteri pneumonia, bukan bakteri sebenarnya yang menyebabkan penyakit. 

Reaksi alergi jarang terjadi, yaitu kurang dari 1% orang yang mendapatkan vaksin pneumonia mengalami jenis efek samping ini. Namun, beberapa orang memiliki efek samping ringan setelah vaksinasi pneumonia, termasuk:

  • Sakit otot.
  • Demam ringan.
  • Kehilangan selera makan.
  • Rewel atau mudah tersinggung.
  • Bengkak, nyeri, atau kemerahan di bekas suntikan.

Vaksin pneumokokus sangat aman dan efektif untuk mencegah penyakit pneumokokus. Umumnya hanya muncul efek samping ringan yang berlangsung selama 1 atau 2 hari. Sangat jarang terjadi reaksi alergi parah (anafilaksis) setelah vaksinasi.

Seberapa efektif vaksin pneumonia?

Seseorang yang sudah mendapat vaksin pneumonia masih mungkin terkena pneumonia di masa mendatang. Masing-masing dari kedua vaksin memiliki efektivitas sekitar 50% hingga 70%. Dampak yang dirasakan akan bervariasi berdasarkan usia Anda dan seberapa kuat sistem kekebalan tubuh Anda. 

PPSV23 mampu bekerja lebih efektif 60% hingga 80% jika Anda berusia di atas 64 tahun dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat, tapi angkanya lebih rendah jika Anda berusia di atas 64 tahun dan memiliki gangguan kesehatan tertentu. 

Hubungan vaksin pneumonia dengan COVID-19

Banyak kabar beredar jika vaksin pneumonia dapat melindungi dari infeksi Covid-19. Tentunya informasi tersebut tidak benar. Vaksin pneumonia diberikan hanya untuk melindungi infeksi pneumokokus, bukan Coronavirus.

Meskipun tidak efektif melawan Covid-19, vaksin pneumonia tetap disarankan untuk mencegah penyakit pneumokokus seperti penyakit radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah (bakteremia).

Ini sangat direkomendasikan untuk menjaga kesehatan Anda, terutama bagi kelompok orang berisiko tinggi seperti anak-anak, orang lanjut usia (lansia), dan orang yang mengalami penurunan daya tahan tubuh.

Ingin Konsultasi Dokter Online seputar pneumonia?  Gunakan aplikasi LinkSehat untuk chat dokter gratis dan buat janji dokter. Download Sekarang.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

  • https://www.cdc.gov/vaccinesafety/vaccines/pneumococcal-vaccine.html 
  • https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/pneumo/index.html 
  • https://www.healthline.com/health/how-long-does-a-pneumonia-shot-last 
  • https://www.prnewswire.com/news-releases/pneumonia-vaccine-may-affect-course-of-covid-19-301244883.html 
  • https://www.webmd.com/lung/pneumococcal-vaccine-schedule 


Reviewed by dr. Mohammad Irfan SpPD dr. Mohammad Irfan SpPD

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Influenza

Influenza mudah menular ke orang lain, terutama pada 3-4 hari pertama setelah penderitanya Baca Selengkapnya...

Mengenal Jenis Batuk dan Cara Penanganannya

Sebelum Covid-19 muncul, batuk merupakan keluhan umum yang sering dianggap sepele.

Pneumonia

Pneumonia disebut juga paru-paru basah adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, Baca Selengkapnya...

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Jenis PPOK yang paling sering yaitu emfisema dan bronkitis kronis.