Penyakit Jantung Rematik

LinkSehat - Penyakit jantung reumatikadalah komplikasi serius dari demam reumatik, di mana katup jantung menjadi rusak.

Demam reumatik biasanya terjadi pada 0,3% penderita radang tenggorokan akibat infeksi bakteri beta-hemolitik streptokokus. Sekitar 39% penderita demam reumatik akan mengalami peradangan jantung, diikuti kerusakan katup jantung, gagal jantung, peradangan pada lapisan luar jantung bahkan kematian.

Kasus penyakit jantung reumatik bisa berkembang menjadi kronik dan pasien akan mengalami bermacam komplikasi akibat kerusakan pada katup jantung.

Apa penyebab penyakit jantung reumatik?

Awalnya, terjadi radang tenggorokan karena infeksi bakteri grup A beta-hemolitik Streptokokus yang akan menempel pada sel lapisan bagian saluran nafas atas dan memproduksi enzim yang akan merusak jaringan. Sekitar 0,3% hingga 3% kasus infeksi akan menjadi demam reumatik beberapa minggu setelah infeksi tenggorokan sembuh.

Pada kasus demam reumatik akan terjadi proses autoimun karena adanya kemiripan struktur antara agen yang menginfeksi dengan protein pada tubuh manusia. Jantung merupakan salah satu organ yang akan terkena dampak dari proses autoimun ini. Jantung kemudian akan mengalami peradangan dan katup jantung akan ikut terserang.

Dalam jangka waktu lama, akan terjadi pengerasan katup jantung sehingga akan mengganggu proses aliran darah dan dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung, fibrilasi atrium, ataupun terbentuknya gumpalan sumbatan dari jantung.

Risiko terjadinya penyakit jantung reumatik meningkat pada infeksi streptokokus yang tidak diterapi dengan tepat, serta pada anak yang mengalami nyeri tenggorokan berulang.

Apa saja gejala penyakit jantung reumatik?

Gejala yang muncul pada penyakit jantung reumatik tergantung dari tipe dan keparahan kerusakan. Beberapa gejala penyakit jantung reumatik adalah:

• Adanya bunyi jantung tambahan.
• Nyeri dada
• Sulit bernafas dengan aktivitas dan saat berbaring.
• Lemah dan mudah lelah.
• Bengkak pada kaki dan wajah.

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit jantung reumatik antara lain:

• Gagal jantung karena katup jantung sangat menyempit atau karena katup jantung bocor.
• Endokarditis bakteri yang diakibatkan infeksi pada bagian dalam jantung dan terjadi saat demam reumatik sudah merusak katup jantung.
• Komplikasi saat kehamilan dan melahirkan karena kerusakan jantung.
• Robeknya katup jantung.

Sebaiknya segera temui dokter atau Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat jika Anda mengalami gejala di atas. Download Sekarang.

Bagaimana cara mendiagnosis diabetes insipidus?

Pertama, akan dilakukan wawancara kepada pasien. Pasien penyakit jantung reumatik memiliki riwayat infeksi streptokokus sebagaimana disebutkan di atas.

Pada pemeriksaan fisik, akan ditemukan adanya bunyi jantung tambahan.

Selain itu, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang butuh dilakukan pada pasien:

• Echocardiogram (USG) untuk melihat gambaran ruang dan katup jantung,
• Foto ronsen dada untuk melihat paru-paru dan apabila ada perbesaran jantung.
• Elektrokardiogram untuk melihat aktivitas elektrik pada jantung.
• Magnetic Resonance Imaging (MRI) jantung untuk melihat gambaran detail jantung. Bisa digunakan untuk melihat lebih jelas katup jantung dan otot jantung.

Bagaimana pengobatan penyakit jantung reumatik?

Terapi yang dilakukan tergantung dari seberapa parah kerusakan pada katup jantung terjadi. Pada kasus yang parah, mungkin akan dibutuhkan operasi untuk mengganti katup yang sudah rusak parah. Terapi yang utama adalah pengobatan dengan tuntas pada infeksi bakteri streptokokus dan mencegah terjadinya demam reumatik.

Obat-obatan yang bisa diberikan antara lain:

• Antibiotik untuk mengobati infeksi. Antibiotik pencegahan bisa jadi diberikan dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mencegah terjadinya komplikasi.
• Obat-obatan anti radang untuk mengurangi risiko kerusakan jantung.

Bagaimana cara mencegah penyakit jantung reumatik?

Pencegahan dilakukan dengan mencegah infeksi streptokokus dan memberikan antibiotik segera jika infeksi terjadi. Penting untuk mengikuti anjuran dokter dalam pemberian antibiotik agar infeksi dapat tertangani dengan tuntas.