Penyebab dan Tips Cegah Obesitas pada Anak

Kamis, 08 Oktober 2020

Penyebab dan Tips Cegah Obesitas pada Anak

LinkSehat - Sebagai orang tua, sangat menggemaskan ketika melihat pipi tembam anak Anda. Namun, bagi beberapa anak, lemak yang tampak menggemaskan itu bisa menjadi masalah kesehatan, salah satunya obesitas.

Obesitas pada anak masih terus memengaruhi banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di kawasan perkotaan. Prevalensinya semakin meningkat dan mengkhawatirkan.

Menurut data yang dilansir World Health Organization(WHO), secara global pada tahun 2016, jumlah balita obesitas diperkirakan lebih dari 41 juta.

Tanda Obesitas pada Anak

Anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas cenderung mengalaminya hingga dewasa. Mereka berisiko mengembangkan penyakit tidak menular, seperti diabetes dan penyakit jantung di usia muda. Padahal sebagian besar kegemukan dan obesitas dapat dicegah sejak masa kanak-kanak.

Kelebihan berat badan dan obesitas adalah akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan sehingga berisiko bagi kesehatan tubuh. Menghitung risiko kegemukan dan obesitas tergantung pada usia anak. Tersedia beberapa metode untuk mengukur berat badan ideal, seperti:

  • Untuk anak usia 0-5 tahun, dengan menggunakan data khusus yang telah diberikan oleh organisasi kesehatan dunia/WHO.
  • Untuk anak usia 5-19 tahun, juga dengan menggunakan data khusus yang telah diberikan oleh organisasi kesehatan dunia/WHO.
  • Untuk orang dewasa, menggunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Setiap anak tumbuh dengan kecepatan dan waktu yang berbeda-beda, jadi tidak mudah untuk mengetahui apakah seorang anak kelebihan berat badan atau tidak. IMT merupakan pengukuran tinggi dan berat badan untuk memperkirakan jumlah lemak pada tubuh seseorang.

Meski IMT mudah digunakan, tapi IMT bukan metode pengukur lemak tubuh yang akurat. Mungkin saja terjadi salah perhitungan saat anak-anak menjalani masa pertumbuhan yang cepat.

Penyebab Obesitas pada Anak

Obesitas pada anak adalah masalah kesehatan yang kompleks. Penyebab kenaikan berat badan berlebih pada remaja mirip dengan yang terjadi pada orang dewasa, termasuk genetika dan gaya hidup tidak sehat.

Kebiasaan sehari-hari yang memengaruhi penambahan berat badan berlebih pada anak, yaitu:

  • Jarang olahraga.
  • Rutinitas tidur yang buruk.
  • Porsi makanan lebih besar.
  • Mengonsumsi obat-obatan.
  • Mengonsumsi makanan rendah gizi.
  • Mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori.
  • Mengonsumsi gula dalam jumlah besar yang terkandung di dalam makanan dan minuman manis.
  • Mudah mendapat makanan cepat saji danjunk foodyang berkalori tinggi dengan harga murah.
  • Keluarga yang sibuk, sehingga jarang memasak di rumah dan lebih banyak membeli makanan di luar.
  • Menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas yang tidak banyak membutuhkan pergerakan, seperti menonton televisi dan menggunakan smartphone.

Oleh karena itu, dengan mengetahui penyebab terjadinya obesitas pada anak sejak awal dapat menjadi langkah pertama untuk menghentikan siklus buruk tersebut.

Cegah Obesitas pada Anak dengan Gaya Hidup Sehat

Kebiasaan hidup sehat bisa dimulai dari rumah. Cara terbaik untuk melawan atau mencegah obesitas pada anak yaitu dengan melibatkan peran keluarga. Menghidangkan menu makanan sehat setiap hari akan menguntungkan semua anggota keluarga, termasuk anak Anda.

Keluarga juga membuat dampak besar bagi kesehatan anak dengan terlibat dengan hal-hal mendetail di kehidupan mereka. Misalnya dengan menghabiskan waktu bersama anak untuk membicarakan tentang kegiatan mereka, bermain, membaca, dan memasak bersama-sama. Ini akan membuat perubahan positif.

  • Apa yang Anda makan. Beri tahu apa saja jenis makanan sehat yang sedang Anda makan dan tawarkan mereka untuk mencobanya.
  • Sediakan waktu luang untuk mereka. Hindari menonton televisi atau terlalu banyak menggunakan komputer di waktu luang.
  • Ajak mereka olahraga. Saat Anda berolahraga, jelaskan kepada mereka tentang apa yang sedang Anda lakukan dan ajak mereka untuk ikut bergabung.
  • Ajak mereka masak. Ajak mereka untuk ikut memasak di dapur jika usia mereka sudah memungkinkan. Beri tahu menu makanan yang sedang Anda buat dan jelaskan mengapa makanan tersebut baik untuk kesehatan tubuh.

Mulailah dari langkah-langkah kecil dan bertahap agar anak terbiasa mengonsumsi makanan sehat. Misalnya menambahkan salad ke menu makan malam dan mengganti kentang goreng dengan sayuran yang dikukus. Saat perubahan kecil menjadi kebiasaan, Anda bisa terus menambahkan kebiasaan hidup sehat lainnya. Berikut tips menyusun menu makanan sehat untuk mencegah obesitas pada anak:

  • Buat jadwal makan teratur, karena mayoritas anak menyukai rutinitas.
  • Batasi makan di luar. jika harus makan di luar, usahakan untuk menghindari makanan cepat saji.
  • Memilih jenis makanan sehat sebagai menu sarapan anak, sepertioatmeal, sereal, buah segar, dan susu rendah lemak.
  • Jadikan sarapan sebagai prioritas, karena anak-anak yang sarapan pagi cenderung terhindar dari risiko obesitas dibandingkan mereka yang melewatkan sarapan di pagi hari.
  • Sajikan berbagai macam buah dan sayuran yang mencakup warna merah (buah bit dan tomat), oranye (labu dan wortel), kuning (kentang dan pisang), hijau (selada dan brokoli), dan lain-lain.
  • Mengurangi makanan manis, seperti permen dan makanan penutup. Gula juga banyak terkandung di roti, saus pasta, saus tomat, sup kalengan, dan makanan cepat saji. Sebaiknya periksa label informasi nilai gizi yang tertera di setiap produk makanan dan minuman sebelum dikonsumsi anak.

Sebagai orang tua, penting untuk mengisi dapur dengan berbagai pilihan makanan sehat. Berikut ini beberapa rekomendasi snack untuk stok di dapur:

  • Yoghurt, jus buah, dan jahe.
  • Susu dan produk olahan susu, seperti keju.
  • Roti dan sereal dari gandum utuh, kacang-kacangan, danpretzel.
  • Buah dan sayuran segar yang bisa dibawa saat bepergian atau untuk bekal makan siang.

Sedangkan snack yang sebaiknya dihindari, yaitu:

  • Roti, sereal, dan keripik manis.
  • Kue, donat, permen, dan es krim.
  • Hot dog, chicken nugget, dan sosis.
  • Minuman bersoda, limun manis,fruit punch, dan jus buah yang ditambah gula.

Berikut ini beberapa opsi untuk meningkatkan aktivitas fisik anak, seperti:

  • Maingamedi dalam ruangan, seperti petak umpet yang mengharuskan anak aktif bergerak.
  • Mendaftarkan anak untuk olahraga atau mengikuti kegiatan lain sepulang sekolah yang melibatkan aktivitas fisik.
  • Mencoba aktivitas dari videogame, seperti menirukan tarian, bermainskateboard,bowling, sepak bola, atau tenis.
  • Beraktivitas di luar ruangan, seperti jalan-jalan, bersepeda di sekitar perumahan, menjelajahi taman, atau sekadar bermain di halaman rumah.
  • Melakukan pekerjaan rumah tangga bersama anak, seperti menyapu, mengepel, membuang sampah, dan membersihkan debu untuk membakar sejumlah kalori.

Perawatan yang tepat untuk mengatasi obesitas pada anak dipilih berdasarkan usia anak dan kemungkinan ia memiliki kondisi medis lainnya. Perawatan ini biasanya mencakup perubahan gaya hidup dengan membangun kebiasaan baru yang lebih sehat. Dalam kondisi tertentu diperlukan obat-obatan atau operasi penurunan berat badan untuk mengatasinya.

Si kecil mengalami obesitas? Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)
Reviewed by dr. Edwin Jonathan dr. Edwin Jonathan

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Diare pada Anak

Diare pada anak tidak boleh dianggap sepele, karena bisa mengancam nyawanya.

Demam pada Anak

Demam bukanlah penyakit, melainkan tanda bahwa tubuh Si Kecil sedang melawan infeksi penyakit.

Obesitas

Obesitas meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung, diabetes, tekanan darah, dan kanker Baca Selengkapnya...