Anak Program Bayi Tabung Berisiko Hipertensi, Benarkah?

Rabu, 29 September 2021

Anak Program Bayi Tabung Berisiko Hipertensi, Benarkah?

LinkSehat - Teknologi reproduksi bantuan memungkinkan Anda dan pasangan yang mengalami masalah kesuburan dapat memiliki keturunan. Metode yang paling banyak digunakan yaitu program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) dan intracytoplasmic sperm injection (ICSI).

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Journal of American College of Cardiology, anak yang lahir melalui teknologi reproduksi bantuan lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi).

Risiko Perinatal Setelah IVF

Kehamilan yang terjadi setelah perawatan infertilitas, terutama setelah reproduksi terbantu, merupakan kehamilan yang berisiko tinggi. Terjadinya kondisi seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), preeklamsia, retardasi pertumbuhan, dan perdarahan lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tanpa bantuan. 

Angka kelahiran prematur dan frekuensi kematian intrauterine jauh lebih tinggi dari rata-rata untuk semua kehamilan. Kehamilan dari program bayi tabung atau IVF umumnya membutuhkan persalinan induksi atau operasi caesar. 

Komplikasi dan gangguan perkembangan ini tidak hanya disebabkan oleh pembuahan ekstrakorporeal (pembuahan di luar tubuh) itu sendiri, tetapi juga dapat disebabkan karena banyaknya faktor risiko wanita yang menjalani IVF. Rata-rata wanita ini berusia lebih tua dan mempunyai ketidakteraturan siklus, anomali uterus, dan obesitas.

Metode pengobatan reproduksi modern meningkatkan angka kehamilan ganda. Masalah klinis dari kehamilan ganda adalah peningkatan angka kelahiran prematur dan retardasi pertumbuhan intrauterin. 

Tingkat cacat bawaan sedikit lebih tinggi setelah IVF dan intracytoplasmic sperm injection (ICSI) juga berkaitan dengan profil risiko orangtua dan tidak terlalu disebabkan oleh  teknik itu sendiri. Komplikasi yang paling penting dan mudah dihindari adalah kehamilan ganda.

Baca Juga: Bagaimana Program Bayi Tabung Dilakukan?

Teknologi Reproduksi Buatan

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of American College of Cardiology, dibanding penyakit kardiovaskular lainnya, anak-anak yang dikandung melalui teknologi reproduksi bantuan mungkin berisiko lebih tinggi terkena hipertensi arterial setelah dilahirkan.

Teknologi reproduksi berbantuan yang dikembangkan pada tahun 1978 telah membantu jutaan individu dan keluarga yang tidak dapat hamil secara alami. Metode yang paling umum adalah IVF dan ICSI, yang dapat membuat gamet dan embrio terkena berbagai faktor lingkungan sebelum implantasi. 

Terdapat lebih dari enam juta anak-anak di seluruh dunia yang dikandung melalui teknologi reproduksi bantuan. 

Penelitian dilakukan pada 54 remaja sehat yang lahir melalui teknologi reproduksi bantuan dengan usia rata-rata 16 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur tekanan darah 24 jam, penumpukan plak, fungsi pembuluh darah, dan kekakuan arteri. 

Melalui pemantauan tekanan darah selama 24 jam, para peneliti menemukan bahwa remaja yang lahir melalui teknologi reproduksi buatan memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih tinggi (119/71 mmHg) daripada anak yang lahir melalui konsepsi alami (115/69 mmHg).

Delapan remaja yang lahir melalui teknologi reproduksi mencapai kriteria untuk diagnosis hipertensi arterial, yakni lebih dari 130/80 mmHg. Sedangkan hanya ada satu dari peserta kontrol yang memenuhi kriteria.

Anak yang Lahir IVF Berisiko Hipertensi

Emrush Rexhaj, MD, direktur Arterial Hypertension and Altitude Medicine di Inselspital, University Hospital in Bern dan penulis utama penelitian yang diterbitkan di Journal of American College of Cardiology, menyatakan bahwa peningkatan prevalensi hipertensi arteri pada anak yang lahir melalui teknologi reproduksi bantuan adalah hal yang paling mengkhawatirkan.

Ada bukti yang berkembang bahwa teknologi reproduksi bantuan dapat mengubah pembuluh darah pada anak-anak, tetapi konsekuensi jangka panjang belum diketahui. Hal ini menempatkan anak-anak yang lahir melalui teknologi reproduksi buatan  memiliki tingkat hipertensi enam kali lebih tinggi daripada anak-anak yang dikandung secara alami.

Hanya butuh lima tahun untuk menunjukkan perbedaan tekanan darah arteri. Penyakit ini berkembang pesat dan anak-anak yang tampaknya sehat menunjukkan tanda-tanda serius terhadap risiko kardiovaskular dini, terutama hipertensi arterial.

Larry A. Weinrauch, MD, ahli jantung di Mount Auburn Hospital mengatakan bahwa penelitian tersebut mungkin belum dapat menunjukkan pentingnya masalah ini bagi remaja yang lahir melalui teknologi reproduksi bantuan, karena faktor kehamilan ganda dan faktor risiko ibu, seperti eklampsia, hipertensi kronis, dan diabetes dikeluarkan dari penelitian.

Penelitian tersebut memiliki keterbatasan, karena hanya meneliti anak-anak yang lahir tunggal, serta partisipan yang direkrut dari satu pusat prokreasi. Prematuritas, berat badan lahir rendah, dan preeklamsia tidak diikutsertakan dalam penelitian. Keterbatasan ini mungkin mengakibatkan ditemukannya risiko kardiovaskular yang lebih rendah di antara peserta dibandingkan dengan populasi anak yang lahir melalui teknologi reproduksi bantuan secara keseluruhan.

Hipertensi pada Anak-anak

Tekanan darah adalah kekuatan darah saat mengalir melalui pembuluh di tubuh. Dalam kondisi normal, jantung memompa darah melalui pembuluh di seluruh tubuh. Pembuluh darah melebar dan berkontraksi sesuai kebutuhan agar darah tetap mengalir dengan baik. Namun, pada penderita hipertensi, darah akan mendorong terlalu keras ke pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, jantung, dan organ lainnya.

Orang dewasa lebih mudah mengetahui apakah mereka memiliki tekanan darah tinggi, yakni dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan membandingkan angkanya dengan bagan sederhana. Anak-anak juga memiliki tes yang sama, tapi lebih rumit dalam menafsirkan angkanya. 

Dokter anak Anda akan menggunakan grafik berdasarkan jenis kelamin, tinggi badan, dan tekanan darah anak untuk menentukan apakah anak Anda memiliki tekanan darah tinggi atau tidak.

Baca Juga: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati Hipertensi pada Anak

Risiko Hipertensi pada Anak-anak

Tekanan darah tinggi pada anak-anak dapat menyebabkan efek kesehatan jangka panjang yang serius, termasuk penyakit jantung, penyakit ginjal, dan stroke. 

Faktor risiko tekanan darah tinggi pada anak-anak termasuk obesitas dan riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga. Faktor risiko lain mungkin termasuk masalah medis seperti kelainan hormonal, penyempitan aorta, sleep apnea, atau gangguan tidur lainnya.

Obesitas dianggap sebagai risiko utama tekanan darah tinggi pada anak-anak. Obesitas tidak hanya membuat anak Anda berisiko terkena tekanan darah tinggi, tetapi juga berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung dan diabetes.

Cara Merawat Anak dengan Hipertensi

Cara merawat anak yang hipertensi bisa dilakukan dengan membantu mereka dalam mengontrol tekanan darah tinggi dengan mengikuti rencana dokter secara cermat. Selain itu, Anda dapat melakukan langkah-langkah di bawah ini:

  • Buat perubahan pola makan dan olahraga dengan mengikutsertakan seluruh anggota keluarga, karena setiap anggota keluarga akan mendapat manfaat dari perubahan sehat ini.
  • Pastikan anak Anda memeriksakan tekanan darahnya sesuai yang direkomendasikan oleh dokter.

Diskusikan dengan spesialis kesehatan Anda untuk mengembangkan rencana kesehatan yang komprehensif, sehingga Anda dapat membantu anak mengontrol tekanan darah tinggi dan menjaganya tetap sehat. 

Hubungi dokter spesialis anak atau dokter spesialis jantung dan pembuluh darah melalui aplikasi LinkSehat di sini jika Anda punya pertanyaan seputar risiko hipertensi pada anak yang lahir IVF.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)


Reviewed by dr. Edwin Jonathan dr. Edwin Jonathan

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Program Bayi Tabung

Program bayi tabung diperuntukkan bagi pasangan yang sulit memiliki anak karena adanya permasalahan Baca Selengkapnya...

4 Pilihan Rumah Sakit Bayi Tabung di Penang

Banyak orang Indonesia datang ke Penang untuk melakukan bayi tabung di beberapa rumah sakit ini.

Rumah Sakit Bayi Tabung di Indonesia

Praktek bayi tabung di Indonesia paling banyak dilakukan oleh pasangan yang berusia kurang dari 35 Baca Selengkapnya...

Daftar Rumah Sakit Bayi Tabung di Singapura

Jika Anda dan pasangan sudah mencoba banyak cara untuk hamil tapi tak kunjung membuahkan hasil, Baca Selengkapnya...