Hipertensi pada Anak, Kenali Penyebab dan Cara Merawatnya

Kamis, 07 Januari 2021

Hipertensi pada Anak, Kenali Penyebab dan Cara Merawatnya

LinkSehat - Selain orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami hipertensi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi pada anak didefinisikan sebagai tekanan darah yang sama atau lebih tinggi dari 95% anak yang memiliki jenis kelamin, usia, dan tinggi badan yang sama dengan anak Anda.

Tekanan darah tinggi pada anak di bawah 6 tahun biasanya disebabkan oleh kondisi medis lain yang mendasari. Anak-anak yang berusia lebih tua dapat berisiko mengembangkan tekanan darah tinggi karena alasan yang sama seperti orang dewasa, seperti kelebihan berat badan, gizi buruk, dan kurang olahraga.

Perubahan gaya hidup, seperti pola makan yang menyehatkan jantung dan lebih banyak berolahraga, dapat membantu menurunkan hipertensi pada anak. Tetapi untuk beberapa anak, dokter mungkin menganjurkan obat-obatan tertentu.

Kenapa Anak Bisa Hipertensi?

Penyebab tekanan darah tinggi pada anak kecil sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan lain, seperti cacat jantung, penyakit ginjal, kelainan hormonal, atau kondisi genetik. Anak-anak yang berusia lebih tua, terutama yang kelebihan berat badan, lebih berisiko mengalami hipertensi primer. Jenis hipertensi ini terjadi tanpa ada kondisi yang mendasarinya.

Faktor penyebab yang meningkatkan risiko hipertensi pada anak tergantung pada kondisi kesehatan tubuh, genetika, dan gaya hidup mereka. Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi primer bisa terjadi tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. Jenis tekanan darah tinggi ini cenderung dialami oleh anak yang berusia lebih tua, yakni usia 6 tahun ke atas. Faktor risiko yang mengembangkan hipertensi primer di antaranya:

  • Ras Hispanik.
  • Kolesterol tinggi.
  • Jarang bergerak.
  • Jenis kelamin laki-laki.
  • Terlalu banyak makan garam.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Merokok atau terpapar asap rokok orang lain.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
  • Menderita diabetes tipe 2 atau kadar gula darah saat puasa tinggi.

2.Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder cenderung dialami oleh anak yang lebih kecil. Disebabkan oleh kondisi lain dari tekanan darah tinggi, seperti:

  • Hipertiroidisme.
  • Gangguan adrenal.
  • Penyakit ginjal kronis.
  • Penyakit ginjal polikistik.
  • Gangguan tidur, terutamaobstructive sleep apnea.
  • Stenosis arteri renalis atau penyempitan arteri ke ginjal.
  • Pheochromocytoma, yaitu tumor langka di kelenjar adrenal.
  • Masalah jantung, seperti koarktasio aorta atau penyempitan aorta/pembuluh darah besar di jantung.
  • Obat-obatan tertentu, seperti dekongestan, kontrasepsi oral, dan steroid.

Cara Merawat Anak Hipertensi

Perawatan tekanan darah tinggi untuk anak-anak dan orang dewasa hampir sama. Biasanya dimulai dengan perubahan gaya hidup sehat. Meskipun anak Anda mengonsumsi obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi, perubahan gaya hidup dapat membuat pengobatan tersebut lebih efektif.

Berikut ini cara merawat anak hipertensi yang bisa Anda coba di rumah:

  • Semua anak harus melakukan aktivitas fisik selama 60 menit sehari.
  • Kendalikan berat badan anak. Jika anak kelebihan berat badan, menurunkan berat badan berlebih atau mempertahankan berat badan yang sama pada saat pertambahan tinggi badan dapat menurunkan tekanan darah.
  • Supaya anak lebih aktif, batasi waktu di depan televisi, komputer, atau perangkat lain. Tidak boleh menonton televisi sebelum usia 2 tahun dan tidak boleh di depan layar lebih dari 2 jam sehari setelah berusia 2 tahun.
  • Buat menu makanan sehat. Dorong anak Anda untuk makan makanan yang menyehatkan jantung, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, dan sumber protein tanpa lemak, seperti ikan dan kacang-kacangan, serta membatasi jumlah lemak dan gula.
  • Batasi makanan olahan yang tinggi natrium, serta makan di restoran cepat saji yang menu makanannya penuh garam, lemak, dan kalori.
  • Kurangi makan garam. Mengurangi jumlah garam dalam makanan anak akan membantu menurunkan tekanan darahnya. Anak-anak berusia 4 hingga 8 tahun tidak boleh mengonsumsi garam lebih dari 1.200 mg sehari dan anak yang berusia lebih tua tidak boleh mengonsumsi garam lebih dari 1.500 mg sehari.
  • Sulit bagi anak untuk mengubah gaya hidup sehat jika anggota keluarga tidak memberikan contoh yang baik. Ajak anak bermain bersama, seperti naik sepeda atau jalan-jalan.

Apakah Hipertensi pada Anak Bisa Disembuhkan?

Jika anak Anda didiagnosis dengan hipertensi stadium 1, dokter anak kemungkinan besar akan menyarankan untuk mencoba perawatan dengan mengubah gaya hidup, seperti diet yang menyehatkan jantung dan lebih banyak berolahraga sebelum dokter meresepkan obat.

Jika perubahan gaya hidup tidak membuahkan hasil, dokter anak mungkin merekomendasikan pengobatan untuk menurunkan tekanan darah.

Jika anak Anda didiagnosis dengan hipertensi tahap 2, dokter anak kemungkinan besar akan merekomendasikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah.

Anak Anda mungkin membutuhkan obat-obatan untuk sementara atau tanpa batas waktu. Jika tekanan darah tinggi anak disebabkan oleh obesitas, menurunkan berat badan mungkin sangat membantu pengobatan. Menangani kondisi medis lain yang dialami anak Anda mungkin juga dapat mengontrol tekanan darahnya.

Meskipun efek jangka panjang dari pengobatan tekanan darah pada pertumbuhan dan perkembangan anak sangat sulit diketahui, tapi banyak dari obat-obatan yang dianggap aman untuk dikonsumsi selama masa kanak-kanak.

Bekerjasamalah dengan profesional untuk mengembangkan rencana kesehatan yang komprehensif. Dengan begitu, Anda dapat membantu anak mengontrol tekanan darah tinggi dan menikmati hidup yang sehat di masa mendatang.

Kapan Harus Tes Tekanan Darah?

Tes tekanan darah dilakukan dengan mengukur tekanan darah di arteri saat jantung sedang memompa darah. Anda atau anak Anda perlu menjalani tes tekanan darah sebagai bagian dari konsultasi rutin dengan dokter atau sebagaiscreeninguntuk hipertensi.

Lakukan tes tekanan darah secara rutin. Pemeriksaan tekanan darah adalah bagian penting dari kesehatan umum. Cari tahu kapan anak Anda harus menjalani tes tekanan darah.

  • Orang yang berusia 18 tahun ke atas dengan tekanan darah normal dan tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung harus menjalani tes tekanan darah setidaknya sekali setiap 2 hingga 5 tahun.
  • Orang yang berusia 40 tahun ke atas atau lebih muda dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi harus menjalani tes tekanan darah setiap tahun. Faktor risiko tekanan darah tinggi termasuk obesitas dan hispanik.
  • Orang yang memiliki kondisi kesehatan kronis, seperti tekanan darah tinggi atau rendah dan penyakit jantung, mungkin perlu lebih sering menjalani tes tekanan darah.

Beberapa orang menggunakan tes tekanan darah di rumah untuk melacak kesehatan jantung mereka dengan lebih baik. Dokter mungkin menyarankan untuk memeriksa tekanan darah di rumah.

Tersedia alat pengukur tekanan darah di rumah yang mudah digunakan. Beberapa dapat dihubungkan ke komputer atau ponsel Anda, sehingga mudah untuk memberikan informasi ke rekam medis online. Namun, pemantauan tekanan darah di rumah bukanlah pengganti kunjungan ke dokter.

Pola hidup sehat seperti mengontrol makanan dan berolahraga sangat berperan penting untuk menurunkan tekanan darah. Punya pertanyaan seputar hipertensi pada anak? Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)
Reviewed by dr. Edwin Jonathan dr. Edwin Jonathan

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Diare pada Anak

Diare pada anak tidak boleh dianggap sepele, karena bisa mengancam nyawanya.

Asma pada Anak

Sekitar 50 persen anak penderita asma akan terus mengalaminya hingga dewasa.

Demam pada Anak

Demam bukanlah penyakit, melainkan tanda bahwa tubuh Si Kecil sedang melawan infeksi penyakit.