Info Kesehatan
Selasa, 06 Oktober 2020
Anak Susah Tidur Saat Malam Hari? Ini Penyebab dan Solusinya
LinkSehat - Malam hari adalah waktunya istirahat dan tidur, tapi bagaimana jika anak justru membangunkan Anda di malam hari karena mereka tidak bisa tidur? Nyatanya, gangguan tidur tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi juga anak-anak. Terkadang, gangguan anak susah tidur diikuti dengan gejala gelisah menjelang waktu tidur.
LinkSehat akan membagikan tips untuk membantu tidur anak lebih berkualitas. Mari simak informasi selengkapnya seputar anak susah tidur berikut ini.
Penyebab Anak Susah Tidur
Memang, gangguan tidur juga bisa terjadi pada anak kecil. Beberapa anak mungkin tidak merasa lelah pada waktu tidur yang seharusnya. Anak susah tidur tanpa kehadiran ibu atau pengasuh, berjalan dalam tidur(sleepwalking), dan belum mengantuk.
Menghadapi anak yang rewel karena mereka kesulitan untuk bangun di pagi hari adalah hal yang kerap dialami oleh ibu. Tapi tenang saja, karena Anda bisa meminta bantuan daridokter spesialis anakuntuk mencari tahu cara mengatasi anak susah tidur agar tidak berkelanjutan.
Ada banyak gangguan tidur yang berkaitan dengan kebiasaan tidur dan perilaku tidur siang. Semuanya bisa diperbaiki jika Anda sabar dan mengajarkan Anda untuk disiplin agar mereka bisa tidur nyenyak di malam hari. Kuncinya adalah memahami penyebab anak susah tidur.
Beberapa gangguan tidur berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari. Masalah ini bisa saja terjadi saat mau tidur ataupun pada waktu tidur di malam hari. Gangguan tidur akibat kebiasaan yang buruk, termasuk:
- Merasa sangat cemas.
- Jam tidur yang tidak teratur.
- Sering terbangun di malam hari.
- Tidak mau tidur di tempat tidurnya sendiri.
- Kesulitan tidur karena ingin ditemani Anda atau pengasuh untuk membuatnya merasa lebih tenang.
Gangguan tidur berkepanjangan biasanya dapat ditangani dengan mengurangi kebiasaan buruk yang berdampak pada kualitas tidur. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menemukan strategi terbaik agar anak tidur lebih nyenyak.
Selain kebiasaan buruk, anak susah tidur juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu yang mungkin memerlukan perawatan, termasuk:
- Insomnia.
- Mimpi buruk dannight terror.
- Narkolepsi, yaitu ketika anak tidak dapat mengontrol rasa lelah yang luar biasa di siang hari.
- Sleep apnea, merupakan gangguan tidur di mana pernapasan anak terhenti secara berulang kali.
- Restless Leg Syndrome, yaitu saat anak merasa kakinya tidak nyaman dan mereka tidak bisa berhenti menggerakkannya.
- Ritme sirkadian tertunda, ini menyebabkan waktu tidur anak lebih lambat dan waktu bangun lebih cepat karena mereka harus sekolah dan melakukan rutinitas harian lainnya.
Jam Tidur Anak yang Ideal
Sebelum menentukan apakah anak Anda memiliki gangguan tidur, sebaiknya Anda memahami jumlah jam tidur anak yang ideal. Biasanya anak-anak dan remaja membutuhkan lebih banyak jam tidur daripada orang dewasa. Berikut detail informasi jam tidur anak yang dilansir dariHelp Guide:
- Bayi (4 sampai 12 bulan) membutuhkan waktu tidur selama 12 hingga 16 jam sehari, termasuk tidur siang.
- Balita (1 sampai 2 tahun) membutuhkan waktu tidur selama 11 hingga 14 jam sehari, termasuk tidur siang.
- Anak-anak (3 sampai 5 tahun) membutuhkan waktu tidur selama 10 hingga 13 jam sehari, termasuk tidur siang.
- Anak-anak (6 sampai 12 tahun) membutuhkan waktu tidur selama 9 sampai 12 jam sehari.
- Remaja (13 sampai 18 tahun) membutuhkan waktu tidur selama 8 hingga 12 jam sehari.
Kenali Gejala Anak Kurang Tidur
Kurang tidur menyebabkan anak sulit mengontrol suasana hatinya, seperti halnya orang dewasa. Kualitas tidur dapat memengaruhi banyak perilaku dan keadaan pikiran sehari-hari.
Terkadang, gejala kurang tidur mirip dengan gejalaattention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Berikut gejala anak kurang tidur:
- Tertidur di perjalanan.
- Sering rewel, mudah marah, dan emosional.
- Susah dibangunkan dan susah tidur kembali.
- Sulit berkonsentrasi di sekolah atau di rumah.
- Kesulitan mengikuti alur percakapan dan tampak sering melamun.
Jika anak Anda memiliki salah satu dari gejala di atas, kemungkinan mereka memiliki gangguan tidur. Anda perlu melatih anak untuk mendapatkan waktu tidur ideal setiap hari.
Apabila anak Anda sering terbangun di malam hari atau merasa gelisah, bisa jadi mereka sedang berjuang melawan insomnia. Gangguan insomnia merupakan salah satu masalah tidur yang paling umum dialami anak-anak.
Gangguan Insomnia pada Anak-anak
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur atau terlelap di malam hari yang mengakibatkan tubuh tidak terasa bugar di pagi hari. Biasanya gangguan insomnia bisa membaik dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Tapi jika anak susah tidur selama lebih dari tiga kali per minggu yang berlanjut selama minimal tiga bulan berturut-turut, dan secara signifikan mengganggu aktivitas di siang hari, biasanya mereka memiliki gangguan tidur.
Berikut beberapa alasan mengapa anak susah tidur atau susah dibangunkan:
- Stres. Anak-anak memang masih muda, tapi mereka juga bisa mengalami stres. Kondisi ini bisa dicegah dengan menanyakan bagaimana keadaan sekolah atau bagaimana keadaan dengan teman-teman mereka.
- Perubahan lingkungan tempat tinggal. Perhatikan juga adanya perubahan pada lingkungan tempat tinggal mereka, karena insomnia dapat diakibatkan oleh masalah perkawinan orangtua, kelahiran anggota keluarga baru, atau berbagi kamar dengan saudara.
- Kafein. Banyak minum minuman bersoda dan berenergi yang mengandung kafein dapat menyebabkan insomnia. Jadi, batasi konsumsi makanan anak setelah makan siang dan cobalah untuk tidak minum minuman berkafein.
Cara Mengatasi Anak Susah Tidur
Seandainya Anda selalu mengayun, menggendong, atau membacakan dongeng untuk anak sebelum tidur, mungkin mereka telah terbiasa dengan rutinitas yang Anda buat. Jadi, terus lakukan rutinitas tersebut sebelum anak tidur agar mereka mengantuk dan segera tidur. Kegiatan ini akan sangat bagus jika dilakukan secara konsisten dan menerapkan waktu tidur yang teratur.
1. Mengatur Suasana Hati
Supaya anak siap untuk tidur, mulailah membuat rutinitas yang menenangkan sebelum tidur selama 20 hingga 45 menit dengan mencakup 3 sampai 4 aktivitas yang menenangkan. Contohnya memandikan anak, membacakan cerita, dan menyanyikan lagu pengantar tidur untuk mereka.
Pastikan rutinitas sebelum tidur tidak melibatkan televisi,smartphone, dan perangkat elektronik lainnya.Blue lightyang dipancarkan dari perangkat elektronik dapat mengganggu ritme sirkadian dan membuat anak susah tidur.
2. Membiasakan Anak Tidak Bergantung pada Anda
Jika setiap malam anak harus ditemani sebelum tidur, secara perlahan, Anda harus menegaskan batasan agar mereka terbiasa menenangkan diri sendiri dan tidak selalu mengandalkan Anda. Bila mereka masih bangun, yakinkan mereka tapi jangan tetap berada di samping ranjangnya lebih dari beberapa menit. Anda bisa memeluk atau menciumnya agar mereka terhibur.
Pada awalnya, anak mungkin akan menolak dengan rutinitas baru ini, tapi tidak ada salahnya untuk dicoba.
3. Memberi Hadiah Kecil Sebagai Penghargaan
Untuk anak-anak usia prasekolah, Anda bisa menyiapkan penghargaan kecil jika mereka bisa tidur tepat waktu. Misalnya dengan memberi stiker favorit mereka sebagai hadiah. Imbalan kecil yang sering didapatkan anak juga mendorong hasil yang lebih baik lagi. Anda bisa memasang target yang lebih menantang dari waktu ke waktu.
Menetapkan rutinitas sebelum tidur akan membuat tidur terasa lebih mudah, mengurangi stres, dan mengurangi kemungkinan anak kurang tidur. Cobalah dengan memperkenalkan rutinitas menyenangkan yang sederhana, seperti mengenakan piyama favorit, menyikat gigi, berpelukan, atau membaca dongeng pengantar tidur.
Si Kecil susah tidur dan rewel? Temukan solusi terbaik dengan Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.
Medical Assistance kami siap bantu:
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Demam Berdarah pada Anak
Demam berdarah pada anak tidak boleh dianggap sepele, karena bisa mengancam nyawanya. Perlukah Si Baca Selengkapnya...
Diare pada Anak
Diare pada anak tidak boleh dianggap sepele, karena bisa mengancam nyawanya.
Demam pada Anak
Demam bukanlah penyakit, melainkan tanda bahwa tubuh Si Kecil sedang melawan infeksi penyakit.