Cacar Air pada Anak

Senin, 02 Desember 2019

Cacar Air pada Anak

Link Sehat - Meski bukan kondisi medis yang kritis, anak yang mengalami cacar air perlu dikarantina agar tidak menularkan virus cacar ke orang lain.

Gejala cacar air pada anak

Si Kecil dicurigai mengalami cacar air jika ia menunjukkan gejala:

  • Demam tinggi
  • Muncul ruam merah yang terasa hangat saat disentuh
  • Muncul bintill kemerahan yang berisi cairan
  • Bintil mengering, mengelupas, dan menjadi koreng setelah 1-2 hari

Demam yang dialami Si Kecil akan menurun setelah bintil cacar perlahan menghilang. Cacar air dapat mereda dengan sendirinya sesuai perjalanan penyakitnya. Anda dapat merawat Si Kecil sendiri di rumah. Namun, disarankan agar segera bawa Si Kecil ke dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:

  • Batuk parah
  • Leher kaku
  • Sulit bernapas
  • Kelelahan dan tidur lebih sering

Cacar air biasanya hanya terjadi sekali seumur hidup, karena tubuh Si Kecil akan membentuk imunitas terhadap virus cacar air. Artinya, cacar air sangat jarang terjadi dua kali. Anda bisa Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat agar lebih nyaman chat dokter dari rumah. Download Sekarang.

Cara mengatasi cacar air pada anak

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi cacar air pada Si Kecil, antara lain:

  • Berikan Si Kecil obat penurun demam (seperti parasetamol) untuk beberapa hari pertama saat gejala demam muncul. Hindari memberikan ibuprofen pada balita dan anak kecil yang terjangkit cacar, karena bisa menyebabkan efek samping sindrom Reye.
  • Oleskan bedak dingin (calamine) atau obat antihistamin yang dijual bebas di apotek. Bila perlu, ajak Si Kecil mandi atau berendam air dingin selama 10 menit setiap empat jam sekali, atau cukup kompres bintil cacar dengan es batu. Hal ini ditujukan untuk mengurangi rasa gatal pada kulit akibat bintil cacar.
  • Beritahu Si Kecil untuktidak menggaruk bintil cacaragar tidak menimbulkan bekas permanen. Setelah mandi, pastikan Si Kecil tidak menggosokkan kulit dengan handuk. Sebaiknya tepuk-tepuk perlahan tubuh sampai air menyerap kering.
  • Berikan makanan bertekstur lembut dan dingin,seperti es krim, telur, puding, dan agar-agar. Hindari Si Kecil dari makanan asin dan buah-buahan asam untuk sementara waktu.
  • Ajari Si Kecil untuk berkumur dengan sesendok antasida cairdan lakukan empat kali sehari setelah makan. Hal ini membantu mengurangi rasa nyeri dalam mulut akibat cacar air.
  • Istirahatkan Si Kecil di rumah hingga kondisinya benar-benar pulih.

Tidak ada larangan mandi untuk Si Kecil yang sedang mengalami cacar air. Justru, sebaiknya tetap mandi dengan air mengalir dan sabun mandi agar kebersihan tubuhnya terjaga. Anda juga perlu memastikan agar bintil cacar di tubuh Si Kecil tidak pecah.

Cegah cacar air pada anak

Cacar air pada anak bisa dicegah dengan vaksinasi cacar, biasanya diberikan saat Si Kecil berusia 1 tahun atau lebih. Vaksinboosterperlu diberikan saat ia berusia 4-6 tahun agar tubuhnya lebih kebal terhadap virus penyebab cacar air.

Vaksinasi cacar bahkan bisa diberikan saat Si Kecil telah terinfeksi, selambat-lambatnya lima hari setelah kontak pertama dengan virus. Pada kasus ini, pemberian vaksin bisa meringankan tingkat keparahan cacar air yang dialami Si Kecil.

Cacar air jarang menimbulkan bekas luka permanen, kecuali jika bintil cacar terinfeksi, atau Si Kecil terus menggaruk bintilnya yang masih belum kering. Bekas luka cacar air biasanya membutuhkan waktu 6-12 bulan sampai benar-benar hilang.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

Kidshealth. (2019). Chicken pox.
Healthline. (2018). What to expect from chickenpox in babies.


Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Cacar Air

Cacar air ditandai dengan munculnya bentol merah seperti lepuh yang terasa gatal di seluruh tubuh.

Cacar Air Saat Hamil

Jika tertular cacar air pada awal kehamilan (terutama 13-20 minggu), bayi Anda berisiko mengalami Baca Selengkapnya...