Info Kesehatan
Jumat, 08 Januari 2021
Ini Aktivitas Fisik yang Memengaruhi Sperma dan Kesuburan Pria
LinkSehat - Pria sehat yang berolahraga secara teratur mungkin memiliki kualitas semen dan sperma yang lebih baik daripada pria yang tidak banyak bergerak.
Meskipun kelebihan berat badan dan tidak banyak bergerak terus dikaitkan dengan dorongan seks yang rendah dan peningkatan risiko kemandulan, sedikit yang mengetahui tentang pengaruh tingkat aktivitas fisik terhadap kualitas semen dan sperma di antara pria yang sehat.
Meskipun olahraga menyehatkan, tetapi beberapa jenis aktivitas fisik dapat menurunkan kualitas sperma. Simak daftar aktivitas fisik yang memengaruhi sperma di bawah ini atau hubungi dokter spesialis andrologi untuk menentukan rencana aktivitas fisik sesuai kondisi Anda melalui aplikasi LinkSehat di sini.
Faktor yang Memengaruhi Kualitas Semen
Kualitas semen tergantung pada faktor biologis, lingkungan, dan gaya hidup. Dalam banyak kasus, infertilitas pria dikaitkan dengansindrom sertoli-cell only (tidak adanya perkembangan sel sperma), yakni menggambarkan kondisi testis di mana hanya terdapat sel Sertoli yang melapisi tubulus seminiferus. Sel Sertoli berfungsi membantu membentuk sawar darah testis dan bertanggung jawab membantu produksi sperma. Faktor lainnya termasuk gangguan perkembangan seksual ringan atau berat.
Masalah dengan spermatogenesis yang muncul selama perkembangan biasanya bersifat permanen. Kondisi medis akut dan kronis dapat memengaruhi fungsi reproduksi secara sementara atau permanen. Efek lingkungan, gaya hidup, dan pola makan yang berpotensi merusak dapat dihindari untuk mencegah penurunan kualitas sperma.
1. Pengobatan
Gangguan pada spermatogenesis mungkin muncul sebagai efek samping dari paparan bahan kimia dan kontaminan lingkungan. Pengobatan yang diduga mengganggu kualitas semen antara lain:
- Antiepilepsi.
- Antidepresan.
- Penghambat alfa-adrenergik.
- Obat antiretroviral.
- Penghambat kanal kalsium.
2. Obesitas
Obesitas sering dikaitkan dengan perubahan kualitas sperma. Pria yang kelebihan berat badan (termasuk obesitas) berisiko mengalami azoospermia (tidak mengeluarkan sperma saat ejakulasi) dan oligospermia (jumlah sperma dalam semen saat ejakulasi sedikit).
Peningkatan indeks massa tubuh dikaitkan dengan penurunan konsentrasi testosteron darah dan peningkatan konsentrasi estradiol. Frekuensi obesitas pada pria yang memiliki gangguan kesuburan lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang jumlah spermanya normal.
3. Merokok dan Minum Alkohol
Faktor lain yang mengganggu kesuburan pria antara lain merokok dan minum alkohol. Pengaruh ibu yang merokok selama kehamilan terhadap spermatogenesis/pembentukan sperma pada anak laki-laki lebih kuat daripada pengaruh merokok aktif pada laki-laki dewasa. Perokok berat memiliki rata-rata konsentrasi sperma 19% lebih rendah dan jumlah sperma total 29% lebih rendah daripada bukan perokok.
Berbeda dengan efek merugikan dari peminum berat, minum alkohol dalam jumlah dan frekuensi sedang berdampak mungkin juga berdampak tidak terlalu berat pada kualitas sperma dan kesuburan.
4. Olahraga Berlebihan
Olahraga berlebihan dapat menurunkan jumlah sperma secara tidak langsung dengan menurunkan jumlah testosteron di dalam tubuh Anda. Hindari penggunaan steroid, karena dapat menyebabkan penyusutan testis yang mengakibatkan kemandulan.
Aktivitas Fisik yang Memengaruhi Sperma
Pria yang jarang olahraga dan beraktivitas fisik berisiko mengalami penurunan kualitas semen dan obesitas yang menyebabkan jumlah sperma lebih rendah. Namun,hubungan antara aktivitas fisik dan kualitas semen tidak begitu jelas karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga dibutuhkan studi lebih lanjut.
Salah satu penelitian di PubMed menunjukkan beberapa jenis olahraga dan aktivitas fisik yang memengaruhi sperma, di antaranya:
1. Bersepeda
Bersepeda adalah salah satu aktivitas yang paling berdampak buruk untuk kesuburan, karena dampak mekanis yang ditimbulkan dari duduk di atas pelana, organ reproduksi terlalu panas, mengenakan pakaian ketat, dan disfungsi hormonal (hipogonadisme). Dalam sejumlah penelitian, bersepeda dikaitkan dengan morfologi sperma abnormal dan penurunan motilitas (pergerakan) sperma.
Sebuah studi di Amerika Serikat mengevaluasi hubungan antara kualitas semen dan aktivitas fisik pada sekelompok pria yang mengunjungi klinik infertilitas. Hasilnya ditemukan bahwa bersepeda selama 5 jam atau lebih per minggu menyebabkan penurunan konsentrasi dan motilitas sperma.
Studi lain melaporkan bahwa pria yang bersepeda selama 1,5 jam atau lebih per minggu memiliki konsentrasi sperma 34% lebih rendah dibandingkan pria yang tidak bersepeda.
Baru-baru ini sebuah penelitian lain mengidentifikasi bahwa pria yang bersepeda memiliki volume semen, konsentrasi, dan motilitas sperma yang lebih rendah, serta persentase morfologi sperma abnormal yang lebih tinggi.
2. Berlari
Latihan berlari juga mempengaruhi semen, mungkin karena gangguan pada gonadotropin dan testosteron, respons stres (misalnya hormon pelepas kortikotropin, adreno-kortikotropin, kortisol, dan beta endorfin), stres oksidatif, dan pemanasan skrotum.
Jarak lari rata-rata minimum 108 km/minggu selama 12 bulan dikaitkan dengan penurunan beberapa parameter semen, serta konsentrasi dan motilitas sperma. Kualitas semen tidak terpengaruh pada pelari yang hanya menempuh 40 sampai 56 kilometer per minggu selama setahun.
Sebuah studi yang meneliti sekelompok 24 pelari maraton menemukan adanya hubungan, yaitu hubungan negatif antara latihan intensitas tinggi dengan jumlah sperma dan persentase sperma dengan morfologi normal yang lebih rendah secara signifikan.
Ada pun penelitian lainnya terhadap pria yang berlari di treadmill dalam jangka panjang. Hasilnya menunjukkan bahwa latihan intensitas tinggi berhubungan dengan penurunan kepadatan, motilitas, dan morfologi sperma setelah 24 minggu latihan.
Melanjutkan olahraga hanya akan menyebabkan parameter sperma menjadi lebih buruk. Lakukan perawatan dengan dokter spesialis andrologi agar parameter sperma kembali seperti sebelum olahraga.
3. Mendaki Gunung
Pria harus menyadari dampak mendaki gunung terhadap kesuburan. Ini termasuk pengaruh langsung dari lingkungan rendah oksigen pada pematangan sperma dan spermiasi, disfungsi epididimis, perubahan poros hipotalamus hipofisis dan gonad, dan hiperprolaktinemia.
Selain memengaruhi konsentrasi sperma, ketinggian lebih dari 2.000 m dapat mengakibatkan penurunan motilitas sperma dan jumlah sperma dengan morfologi normal. Itulah sebabnya Anda perlu mempertimbangkan efek samping dari segi kesuburan sebelum pergi mendaki gunung.
Olahraga untuk Meningkatkan Kualitas Sperma
Tidak hanya menurunkan kualitas sperma, tapi beberapa jenis olahraga dengan intensitas yang tepat justru membantu meningkatkan kualitas sperma.
Larry Lipshultz, M.D., dari Scott Department of Urology di Baylor College of Medicine di Houston, Texas, mendorong pria yang ingin memperbaiki atau menjaga kesuburan untuk beraktivitas dan berolahraga.
Anda akan merasa lebih baik, kehilangan lemak, dan menurunkan jumlah testosteron yang diubah menjadi estrogen setelah berolahraga. Dengan mengatur hormon tersebut dan mengurangi penyimpanan lemak, pria tidak hanya meningkatkan kesuburan, tetapi juga meningkatkan kesehatan jantung.
Latihan kardiovaskular paling direkomendasikan untuk mempertahankan gaya hidup sehat dan meningkatkan kesuburan. Latihan seperti bersepeda dan olahraga triathlon lainnya harus dilakukan dalam jumlah sedang untuk menghindari iritasi prostat, menurunnya produksi testosteron, dan tekanan fisik pada tubuh.
Lindungi kesuburan Anda saat berolahraga, seperti mengenakan athletic cup (pelindung) selama olahraga dengan kontak tinggi, menghindari sauna, atau meningkatkan kualitas sadel sepeda yang lebih baik.
Pertimbangkan saat memilih jenis olahraga dan intensitasnya demi menjaga kesuburan, karena ada beberapa jenis aktivitas fisik yang memengaruhi sperma. Lebih baik Konsultasi
Dokter Online kepada dokter spesialis andrologi melalui aplikasi LinkSehat untuk menyusun rencana olahraga sesuai kondisi Anda. Download Sekarang.
Medical Assistance kami siap bantu:
- https://emedicine.medscape.com/article/437884-overview
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5675222/
- https://progyny.com/education/male-infertility/exercise-diet-improving-male-fertility/
- https://www.reuters.com/article/us-health-fitness-sperm-idUSKBN1YZ1CG
- https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/features/male-infertility-facts
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Kesuburan Pria Versus Gaya Hidup Masa Kini
Badan tegap atletis, kaya raya, tampan, pintar, dan pemberani. Tapi siapa sangka dalam semua itu, Baca Selengkapnya...
Kesuburan Pria Meningkat Berkat 10 Cara Mudah Ini
Peluang memiliki momongan tidak hanya tergantung kesuburan wanita, tetapi juga kesuburan pria.
Mitos atau Fakta, Ukuran Penis Menentukan Kesuburan Pria
Entah mitos atau fakta, ukuran penis menentukan kesuburan pria.
Benarkah Sunat Berpengaruh pada Kesuburan Pria?
Sunat memberikan lebih banyak manfaat daripada risiko penyakit yang mungkin muncul setelah disunat.