Panduan Isolasi Mandiri di Rumah Jika Positif COVID-19

Rabu, 05 Mei 2021

Panduan Isolasi Mandiri di Rumah Jika Positif COVID-19

LinkSehat - Isolasi mandiri di rumah penting untuk dilakukan, karena dapat mencegah potensi penyebaran COVID-19 kepada orang lain. Jika hasil tes keluar dan Anda dinyatakan positif COVID-19, Anda diharuskan menjalani isolasi mandiri jika tanpa gejala atau memiliki gejala ringan, karena orang dengan kondisi tertentu perlu dirawat di rumah sakit. 

Ikuti panduan isolasi mandiri di rumah di bawah ini jika Anda terkonfirmasi positif COVID-19.

Apa itu isolasi mandiri?

Isolasi mandiri adalah ketika Anda tetap berada di rumah karena Anda mengidap atau mungkin terinfeksi SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Aktivitas ini dapat membantu menghentikan penyebaran virus ke orang lain.

Isolasi mandiri berbeda dengan social distancing (pemberian jarak sosial) dan strategi shielding. Social distancing adalah anjuran umum bagi setiap orang untuk menghindari kontak dekat dengan orang lain. Strategi shielding (lebih luas daripada hanya tetap berada di rumah) adalah anjuran untuk orang yang berisiko tinggi dari COVID-19.

Panduan isolasi mandiri di rumah

Jika Anda pernah kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 atau pernah di negara/wilayah dengan penularan lokal dan merasa sehat atau mengalami gejala ringan seperti demam, batuk, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, dan rasa lelah, secara sukarela atau berdasarkan rekomendasi petugas kesehatan melakukan isolasi diri. 

Isolasi diri harus dilakukan dengan benar untuk mencegah penyebaran virus corona. Ikuti panduan isolasi mandiri di rumah yang dibagikan oleh Satgas COVID-19:

  • Tetap berada di rumah dan jangan berinteraksi dengan masyarakat.
  • Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lain selama isolasi diri.
  • Selalu jaga jarak lebih dari 1 meter dengan orang lain. 
  • Gunakan masker selama isolasi diri, baik orang yang sakit maupun orang yang merawat.
  • Ukur suhu tubuh setiap hari dan perhatikan perkembangan kondisi tubuh. Jika semakin memburuk, kontak hotline 119 ext. 9. 
  • Hindari pemakaian bersama peralatan makan, seperti piring, sendok, garpu, gelas, serta perlengkapan mandi seperti handuk, sikat gigi, gayung, dan linen/seprai. 
  • Terapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), yaitu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama 20 detik dan makan makanan bergizi. Orang yang merawat penderita COVID-19 harus cuci tangan sebelum dan sesudah dari kamarnya.
  • Berjemur setiap pagi di bawah sinar matahari langsung.
  • Bersihkan permukaan benda yang sering disentuh dengan cairan desinfektan, seperti gagang pintu, meja, dan lain-lain. 
  • Hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline 119 ext. 9 jika kondisi tubuh semakin memburuk.

Siapa yang bisa isolasi mandiri di rumah?

Pasien terkonfirmasi COVID-19 tanpa gejala dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. Pada dasarnya, pasien terkonfirmasi COVID-19 yang tanpa gejala tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit, tetapi pasien harus menjalani isolasi selama 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis dikonfirmasi, baik isolasi mandiri di rumah maupun di fasilitas publik yang disiapkan pemerintah. 

Selain itu, mayoritas pasien dengan gejala ringan tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit, kecuali ada kemungkinan terjadinya perburukan kondisi yang cepat dan sesuai dengan pertimbangan medis. 

Pasien yang berusia lanjut dan memiliki penyakit komorbid (misalnya penyakit kardiovaskuler dan diabetes), berisiko lebih besar untuk mengalami gejala yang lebih berat dan mengalami kematian, sehingga dipertimbangkan untuk mendapat perawatan.

Penting untuk melakukan isolasi mandiri, karena dapat mengurangi tingkat penularan COVID-19 yang terjadi di masyarakat. Pasien yang menjalani isolasi mandiri harus menjalankan aturan-aturan terkait PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi), dan dilakukan pemantauan secara berkala, baik melalui kunjungan rumah maupun konsultasi jarak jauh dengan telemedicine oleh petugas FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama). 

Leaflet berisi panduan yang harus diketahui dan dilaksanakan akan diberikan kepada pasien yang sedang isolasi mandiri. Pasien akan diminta melakukan pengukuran suhu tubuh sebanyak dua kali sehari untuk memantau kondisinya. Setelah 10 hari isolasi mandiri di rumah, pasien akan kontrol ke FKTP terdekat.

Kapan harus isolasi mandiri?

Ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda menjalankan isolasi mandiri guna mencegah penyebaran virus corona di masyarakat. Segera lakukan isolasi mandiri di rumah jika:

  • Anda memiliki gejala COVID-19, seperti suhu tinggi, batuk terus-menerus, kehilangan atau perubahan pada indera penciuman atau perasa Anda (anosmia), dan lain-lain.
  • Anda terkonfirmasi positif COVID-19.
  • Seseorang yang tinggal dengan Anda memiliki gejala atau dinyatakan positif COVID-19.
  • Anda pernah kontak dekat dengan dengan seseorang yang memiliki gejala sejak gejalanya dimulai atau selama 48 jam sebelum gejalanya dimulai.
  • Anda pernah kontak dekat dengan seseorang yang dinyatakan positif COVID-19 sejak mereka menjalani tes atau dalam 48 jam sebelum mereka tes. 
  • Anda diberi tahu bahwa Anda telah melakukan kontak dengan seseorang yang dites positif COVID-19. Cari tahu apa yang harus dilakukan jika Anda diharuskan mengisolasi diri. 

Baca Juga: Konsultasi Dokter dan Obat Gratis untuk Pasien Isoman COVID-19

Berapa lama harus isolasi mandiri di rumah?

Jika berdasarkan hasil tes Anda terkonfirmasi positif COVID-19, durasi isolasi mandiri Anda termasuk hari gejala dimulai (atau hari Anda menjalani tes, jika Anda tidak memiliki gejala) dan 10 hari penuh berikutnya.

Siapa pun yang tinggal dengan Anda juga perlu menjalankan isolasi mandiri pada saat yang sama. Anda mungkin perlu mengisolasi diri lebih lama jika memiliki gejala COVID-19 saat menjalankan isolasi atau gejala Anda tidak kunjung hilang.

Selain di rumah, Anda juga bisa menjalankan isolasi mandiri di hotel. Berikut beberapa persyaratan untuk isolasi mandiri di hotel:

  • Membawa bukti bahwa Anda positif COVID-19, bisa dari dokter instansi jika Anda karyawan, dokter keluarga, atau puskesmas. 
  • Pasien OTG yang sudah punya bukti valid harus datang ke hotel yang ditetapkan pemerintah sebagai fasilitas isolasi mandiri. 
  • Pasien OTG akan disemprot desinfektan, kemudian akan diperiksa oleh dokter.
  • Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, pasien harus tidak memiliki gejala atau gejala ringan COVID-19. Jika pasien memiliki gejala berat, maka pasien akan dirujuk ke RS rujukan COVID-19.
  • Jika sudah masuk ke dalam kamar, pasien tidak boleh keluar lagi sampai masa isolasi mandiri selesai. Petugas hotel akan memakai alat pelindung diri (APD) saat mengantarkan makanan yang diberikan secara rutin.
  • Anda harus membersihkan pakaian sendiri untuk mencegah potensi menularkan virus ke orang lain. 
  • Jika sudah dinyatakan negatif COVID-19 atau sembuh, maka Anda akan diarahkan untuk check out dari hotel. 

Namun untuk melakukan isolasi mandiri di hotel, pastikan Anda berkomunikasi dengan pihak terkait guna mengetahui syarat dan peraturan yang terbaru.

Anda bisa melakukan Konsultasi Dokter Online (telekonsultasi) dengan dokter selama isolasi mandiri di rumah melalui aplikasi LinkSehat. Ini membantu Anda mendapat nasihat dokter, memantau gejala, dan jika Anda membutuhkan perawatan segera ketika gejala semakin memburuk. Download Sekarang.

LinkSehat bekerjasama dengan beberapa mitra untuk menyediakan layanan isolasi mandiri 14 hari di rumah. Paket sudah termasuk telekonsultasi dokter, swab pcr, pemeriksaan lab dan radiologi, vitamin, serta peralatan yang dibutuhkan selama isolasi (seperti termometer, oksimeter, masker, dan lainnya). Info lebih lanjut hubungi WhatsApp 0858 9000 8500

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)
Reviewed by dr. Edwin Jonathan dr. Edwin Jonathan

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

20 Mitos dan Fakta tentang COVID-19

Dikumpulkan dari situs resmi WHO dan informasi yang berkembang di masyarakat, berikut ini mitos dan Baca Selengkapnya...

Cek Kekebalan Tubuh dari COVID-19 dengan Tes Antibodi Kuantitatif

Penyintas COVID-19 yang telah berhasil melawan infeksi memiliki plasma yang mengandung antibodi Baca Selengkapnya...

Benarkah Setelah Divaksinasi Lebih Kebal dari COVID-19?

Apakah orang yang sudah divaksinasi lebih kebal dari COVID-19? Simak informasi selengkapnya di bawah Baca Selengkapnya...

Telemedicine dan Obat Gratis Isoman COVID-19 Kemenkes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah resmi bekerja sama dengan 11 platform telemedicine untuk Baca Selengkapnya...