Info Kesehatan
Rabu, 22 April 2020
5 Keluhan Sakit yang Sering Muncul Saat Puasa
LinkSehat - Anda tentu sudah tahu berbagai manfaat puasa bagi kesehatan. Meski begitu, akibat gaya hidup yang kurang tepat, Anda mungkin akan mengalami beberapa keluhan kesehatan selama puasa.
Gaya hidup kurang tepat yang dimaksud, antara lain: terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman manis, langsung tidur setelah sahur, kekurangan asupan cairan, kebiasaan begadang, jarang mengonsumsi makanan berserat, dan lainnya.
Agar puasa berjalan lancar, berikut ini beberapa keluhan sakit saat puasa yang sebenarnya bisa Anda hindari.
Apa saja keluhan sakit saat puasa?
1. Bau mulut
Bau mulut menjadi keluhan umum saat puasa. Biasanya ini terjadi karena mulut kering akibat jumlah air liur berkurang, yang menyebabkan sel-sel mati dan sisa makanan menumpuk di mulut.
Untuk mencegah bau mulut saat puasa, Anda bisa rutin menyikat gigi setelah sahur dan berbuka puasa. Batasi juga konsumsi makanan yang bisa memicu bau mulut yang tidak sedap, seperti bawang, makanan pedas, dan makanan manis.
Pastikan Anda menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, sebaiknya setelah makan. Selain gigi, kebersihan lidah juga perlu dijaga. Bakteri, makanan, dan sel-sel mati biasanya akan menumpuk di lidah, terutama pada perokok atau orang yang mulutnya sangat kering saat puasa.
Minum banyak air saat sahur dan buka puasa juga dapat mencegah bau mulut. Hindari minuman beralkohol dan menggunakan produk tembakau, karena keduanya dapat mengeringkan mulut Anda.
Mengunyah permen karet atau menghisap permen yang bebas gula, dapat membantu merangsang produksi air liur lebih banyak. Jika mulut Anda sangat kering, dokter mungkin meresepkan obat yang dapat merangsang produksi air liur.
2. Dehidrasi
Penuhi kebutuhan cairan tubuh selama bulan Ramadan agar Anda tetap terhidrasi. Cairan memiliki peran peran penting dalam menjaga suhu tubuh, mencegah infeksi, mengirim nutrisi ke sel, dan membantu organ berfungsi dengan baik.
Mengingat Anda tidak boleh makan dan minum pada waktu yang ditentukan selama berpuasa, Anda lebih berisiko mengalami dehidrasi. Saat cuaca panas, tubuh Anda membutuhkan lebih banyak asupan cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena kenaikan suhu.
Kekurangan cairan dapat menyebabkan masalah seperti dehidrasi, sakit kepala, gangguan pencernaan, sembelit, keasaman, dan banyak lagi. Itulah sebabnya penting untuk memastikan tubuh Anda tetap terhidrasi dengan baik selama bulan Ramadan.
Untuk mencegah dehidrasi saat puasa, Anda bisa minum setidaknya 2 gelas saat berbuka, 4 gelas saat malam hari, dan 2 gelas saat sahur. Hindari juga makan makanan asin dan pedas saat sahur, karena dapat membuat Anda lebih cepat dehidrasi saat puasa.
3. Refluks asam lambung
Refluks asam adalah kondisi umum yang disertai dengan nyeri terbakar di area dada bagian bawah. Kondisi ini terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus).
Sakit maag saat puasa menjadi kekhawatiran tersendiri bagi penderita penyakit asam lambung. Pasalnya saat puasa, perut Anda akan kosong selama kurang lebih 12 jam, sehingga berpotensi memicu kenaikan asam lambung. Namun sebenarnya, kondisi ini hanya terjadi jika Anda tidak menjaga pola makan yang benar saat puasa.
Ada hubungan yang kuat antara asupan makanan dan heartburn. Makanan seperti saus tomat dan hidangan pedas dapat memicu serangan heartburn yang dapat berlangsung selama beberapa jam.
Selama puasa, ghrelin atau hormon rasa lapar akan meningkat. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan terbalik antara kadar ghrelin dalam darah dan heartburn, namun masih perlu dilakukan lebih banyak studi terkait hubungan ini. Puasa dapat dikaitkan dengan perbaikan gejala GERD dan kejadian refluks asam yang lebih sedikit. Puasa juga dapat menurunkan kadar gula darah.
Terakhir, puasa menurunkan resistensi insulin. Resistensi insulin yang menurun mendorong penurunan berat badan. Penurunan berat badan pada pasien GERD yang kelebihan berat badan dikaitkan dengan penurunan heartburn dan refluks asam.
Berikut ini penyebab sakit maag kambuh saat puasa:
- Melewatkan sahur sehingga perut akan kosong lebih lama
- Langsung berbuka puasa dengan makanan berat dan jumlah banyak
- Kebiasaan tidur setelah sahur/buka puasa
- Tidak minum obat maag saat sahur/berbuka (bila diperlukan)
Sebaiknya bagi Anda yang memiliki maag atau penyakit lambung lain, perhatikan asupan makanan (hindari makanan asam atau pedas) dan makan sedikit demi sedikit saat berbuka agar perut dapat beradaptasi setelah lama kosong.
4. Sakit kepala
Saat puasa, tekanan darah cenderung menurun akibat tubuh tidak mendapatkan pasokan gula dari makanan. Sehingga tubuh menggunakan cadangan gula (glikogen) sebagai energi agar tubuh Anda tidak mudah lemas saat puasa.
Pada waktu yang bersamaan, otak juga kekurangan nutrisi dan memicu timbulnya sakit kepala saat puasa. Penyebab sakit kepala saat puasa lainnya adalah dehidrasi, kelelahan, atau kurang tidur.
Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mencegah sakit kepala saat puasa? Sebaiknya Anda tidur cukup minimal 7-8 jam setiap malam serta pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka puasa.
Penyebab lain dari sakit kepala saat puasa termasuk dehidrasi dan stres. Sering kali penyebab pasti sakit kepala saat puasa tidak diketahui. Mungkin ada sejumlah faktor yang terlibat dan dapat bervariasi untuk setiap individu.
Sakit kepala juga bisa diakibatkan oleh kafein, penggunaan kafein secara berlebihan atau kekurangan kafein secara mendadak saat tubuh sudah biasa mengonsumsi kafein juga mampu menyebabkan sakit kepala. Oleh karena itu perhatikan asupan kafein Anda sehari-hari.
Sebagai alternatif untuk mencegah sakit kepala, konsultasikan dengan dokter Anda untuk memulai pengobatan atau pencegahan sakit kepala pada hari pertama puasa. Sebaiknya jangan minum obat apa pun, termasuk obat yang dijual bebas, jika tidak dianjurkan oleh dokter Anda.
5. Mual atau begah
Rasa mual atau begah yang muncul saat puasa biasanya terjadi saat Anda dehidrasi atau asam lambung naik. Maka untuk mencegahnya, Anda perlu mencukupi kebutuhan cairan selama puasa serta konsumsi makanan lunak dan mudah dicerna saat sahur dan buka puasa. Perhatikan juga agar Anda tidak langsung makan terlalu cepat dalam porsi besar saat sahur dan buka puasa.
Untuk membantu mencerna makanan, perut Anda menghasilkan asam klorida. Jika Anda tidak makan dalam waktu lama, asam tersebut dapat menumpuk di perut dan berpotensi menyebabkan refluks asam dan mual.
Perut kosong juga bisa memicu rasa lapar. Rasa tidak nyaman di bagian tengah atas perut Anda ini mungkin disebabkan oleh kontraksi perut yang kuat. Rasa lapar jarang disebabkan oleh kondisi medis, biasanya dikaitkan dengan perut yang kosong.
Seringkali saat Anda merasa mual, Anda juga ingin muntah. Jika Anda merasa mual dan ingin muntah, kemungkinan Anda mengalami lebih dari sekadar rasa lapar. Dapatkan pertolongan medis darurat jika mual dan muntah Anda disertai dengan:
- Sakit atau kram perut yang parah.
- Demam.
- Nyeri dada.
- Leher kaku.
- Kebingungan.
- Penglihatan kabur.
- Perdarahan rektal.
- Ada bau feses di dalam muntahan.
6. Sakit perut
Sakit perut karena sembelit dan diare tidak boleh dianggap sepele, karena bisa mengganggu kelancaran puasa. Sembelit disebabkan karena kurangnya asupan serat sehingga Anda tidak boleh melewatkan asupan tersebut.
Diare saat puasa seringkali disebabkan karena konsumsi makanan pedas saat sahur atau berbuka. Itu sebabnya Anda dianjurkan untuk membatasi makanan pedas saat sahur maupun berbuka.
Diare terjadi ketika makanan dan nutrisi yang melewati saluran pencernaan bergerak terlalu cepat dan keluar dari tubuh tanpa diserap. Efek samping diare selama puasa di antaranya:
- Mual.
- Pusing.
- Dehidrasi.
- Malnutrisi.
- Perut kram.
- Malabsorpsi.
Efek samping diare seperti pusing saat puasa bisa membuat Anda stres dan berbahaya. Saat berpuasa, tubuh Anda cenderung lebih pusing, lelah, dan mual. Kondisi ini semakin diperparah jika Anda mengalami diare.
Bagi sebagian orang, kombinasi puasa dan diare bisa menyebabkan pingsan. Oleh karena itu, disarankan untuk membatalkan puasa hingga gejala membaik.
Selain itu, Anda juga perlu menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi dan rajin mencuci tangan pakai sabun sebelum makan ataupun saat menyiapkan makanan. Apalagi saat ini, puasa berlangsung di tengah pandemi COVID-19.
7. Gula Darah Rendah
Puasa dapat menyebabkan hipoglikemia atau gula darah rendah. Saat berpuasa, tubuh Anda beralih dari penggunaan glukosa untuk energi ke penggunaan keton.
Sel tubuh harus beradaptasi menjalankan keton untuk membakar energi dan bukan glukosa. Kondisi ini disebut ketosis yang bisa muncul bersamaan dengan flu keto. Gejala flu keto termasuk pusing dan sakit kepala. Ini adalah dua gejala hipoglikemia yang diketahui.
Jika Anda bukan penderita diabetes, jenis hipoglikemia ini tidak mengancaman kesehatan Anda. Flu keto umum terjadi, tetapi kondisinya bisa sangat parah jika Anda tidak terbiasa berpuasa.
Jika Anda mengalami gejala gula darah rendah, tapi Anda tidak yakin itu disebabkan oleh puasa, Anda bisa memasukkan beberapa protein ke dalam menu sahur dan buka puasa. Protein akan mengurangi efek flu keto secara drastis.
Jika Anda punya keluhan selama puasa, jangan ragu untuk Konsultasi Dokter Online dengan dokter di aplikasi LinkSehat melalui fitur “Konsultasi Sekarang”. Anda juga dapat booking swab antigen dan PCR. Download Sekarang.
Medical Assistance kami siap bantu:
British nutrition foundation. A healthy ramadhan.
NHS. A guide to healthy fasting.
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
Manfaat Puasa Bagi Kesehatan dan Sistem Imun
Puasa telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan, sehingga Anda tidak perlu khawatir menjalaninya di Baca Selengkapnya...
5 Tips Puasa Sehat Saat COVID-19
Situasi berpuasa sekarang berbeda, akan ada beberapa perubahan yang membuat Anda harus beradaptasi.
Cegah Bau Mulut Saat Puasa dengan 5 Cara Ini
Meski tampak sepele, bau mulut ternyata bisa memengaruhi rasa percaya diri, terutama saat berbicara Baca Selengkapnya...